ADEGAN I
Pak banon seorang lintah darat yang kejam . Ia suka memeras siapa saja. Demi kentungan yang sebesar-besarnya ia sedang asyik menghitung uang sambil merokok tiba-tiba datanglah Bantar seorang laki tangan pak Banon.
Bantar : Permisi pak !
Pak Banon : Ya, masuklah ! ( sambil memetikan rokok.Bantan masuk dengan
sopan ) bagaimana usahamu hari ini ?
Bantar : Hari ini cukup bagus, Pak ! Uang dari bapak kemarin sudah saya
bagaikan kepada para petani dan nelayan, syaratnya nelayan harus
menyerahkan ikan tangkapanya kepada bapak dengan harga
serendah-rendanya sedangkan petani, harus menyerahkan semua
hasil pertaniannya
Pak Banon : sekarang aku minta perincian tentang uang-uang kemarin.
Kepada siap saja uang itu kau bagikan dan….berapa aku akn
menerima hasil dari mereka
Bantar : ini Pak, catatanya ! (sambil menyerahkan buku catatannya)
Pak Banon : Oh ini (sambil menerima buku catatan kemudian ia segera
membuka buku tersebut dan manggut-manggut) Dengan modal
Rp 225.000.00 aku akan dapat mengeruk kekeyaan dari mereka.
Kapan mereka aka menyerahkan ikan-ikan kepadaku?
Bantar : Mulai besok pagi, Pak!saya yakin sesudah Uang Rp. 10.000.00
Itu habis, mereka pasti akn mengalami kesulitan dalam
hidupnnya. Mereka akan berusah akan meminjam uang lagi. Hal
ini kan
menambah keuntungan kepada Bapak. Demikian seterusnya.
Pak Banon : Bagus sekali! Pikiranmu sangat jitu !
Bantar : Bapak akan menjadi kaya raya, setiap orang akan menyebut
Bapak Banon yang kaya raya, Jutawan, dan lain sebagainya.
Pak Banon : Tepat sekali ! (sambil tertawa senang). Baik datanglah besok
kesinilagi ! Aku akan berikan uang dan carilah orng sebanyak-
banyaknya yang membutuhkan dengan cara izon
Bantar : Ya, pak! ( Sambil pergi meningglakan rumah Pak Banon)
ADEGAN II
Pak Marjan Dan Pak Kasim hidup sebagai nelayan. Mereka bersama delapan belas orang lainnya terjerat oleh tengkulak Pak Banon. Kehidupan keluarga mereka semakin sulit. Suatu hari, Pak Marjan dan Pak Kasim berbincang-bincang mengenai nasib Mereka.
Pak Marjan : Pak Kasim! Akhir-akhir ini kehidupan kelurgaku semakin sulit.
Hasil tangkapan ikan tidak ada sisanya. Sebab, habis disetorkan
Kepada Pak Banon.
Pak Kasim : Aku juga demikian, Pak! Hasil tangkapan ikanku tidak tersisa.
Padahal, Harus menghidupi anak dan istri, Untuk makan, dan
kebutuhan yang lain sungguh sulit rasanya
Pak Marjan : Ya,……..aku tahu!... dengan cara apa kita mencari jalan keluar
itu? Pintu kita seolah-olah sudah tertutup.
Pak Kasim : Ya,….aku menyadari hal itu, tetapi kita harus cari jalan
keluarnya! (Pak kasim merenung sejenak Ia berpikir untuk
mencari jalan keluar itu). Kalau begini bagaimana ? Kita pergi ke
rumah Pak Banon ! Kita cari pinjaman uang baru!
Pak Marjan : Bukankah hal itu justru akan membawa kita lebih menukik ke
jurang penderitaan ?
Pak Kasim : Aku tahu! Tetapi, hal itu adalah jalan terakhir. Jalan yang lain
sangat sulit. Bagaimana? Adakah jalan lain yang lebih baik?
Pak Marjan : ( Setelah berpikir sejenak, ia menjawab) Ya….akau setuju!
Mereka berdua segera pergi kerumah Pak Banon untuk
meminjam lagi. Pak banon sedang duduk duduk sambil
menghisap rokok pada saat itu juga, datanglah Pak Marjan dan
Pak Kasim.
Pak Marjan : Permisi Pak!
Pak Banon : Ya,……Silakan Masuk!
Pak Marjan : Ya, Pak! (Mereka berdua masuk, kemudian duduk di kursi
menghadap Pak Banon)
Pak Banon : Ada keperluan apa kalian datang kemari?
Pak Marjan : Anu, Pak. Kami datang kemari untuk meminjam uang. Kami
benar- benar membutuhkan pak !
Pak Banon : Ya,….Kalau kalian benar-benar membutuhkan uang, aku juga
mau menolong, tetapi dengan syarat kalian harus menyerahkan
ikan lipat dua hari lalu
Pak Marjan : Ah, lipat dua, Pak?
Pak Kasim : Setoran ikan yang dulu saja belum selesai. Apakah Bapak
kasihan terhadap kami
Pak Banon : Tinggal pilih, mau atau tidak! Bila tidak mau, cepat pergilah dari
sini!
Pak Kasim : Ya, ya Pak! Kami mau!
Pak Banon : Nah, Begitu ! Sekarang ini serba sulit ( Sambil membuka tas dan
mengambil amplop yang sudah berisi uang). Ini uangnya ! Tiap
amplop berisi uang Rp. 10.000.00.
Pak Marjan : Ya, pak terima kasih. (Sambil meneriam amplop yang berisi
uang. . Setelah itu mereka minta diri ) kami minta diri, Pak!
Pak Banon : Ya, Pergilah!
ADEGAN III
Pak sahlan sudah mendengar keluh kesah dari penduduk pantai yang sebagaian besar bermata pencarian sebagai nelayan, yang menderita karena dicekik lintah darat. Sebagai Tokoh Masyarakat, maka ia mengundang pak marjan dan pak kasimuntuk berbincang-bincang
Pak Shalan : Begini, pak! Aku sengaja mengundang kalian berdua untuk
membicarkan sesuatu! Kemarin, di daerah kita sudah dibentuk
koperasi ! Mestinya kalian berdua juga diundang . tetapi, rupanya
kalian sedang pergi.
Pak kasim : Apa koperasi itu pak?
Pak Shalan : Koperasi adalah tempat usaha bersama untuk mencapai
kesejahteraan anggota
Pak Marjan : Saya belum tahu pak Maksudnya Pak!
Pak Shalan : Begini ! kita sudah tahu, da beberapa penduduk di daerah pantai
ini terjerat oleh lintah darat. Kalian sepertinya kesulitan mencari
jalan keluar agar terlepas dari belenggu penderitaan ini!
Pak Kasim : Ya, bagaimana kami mencari jalan keluarnya pak?
Pak sahlan : Begini, untuk mengikis lintah dara, para penduduk mendirikan
koperasi. Untuk permodalan, semua anggota membayar iuran
wajib, tetapi karena sebagian penduduk terjerat lintah darat, maka
sementara ini para penduduk tidak di mintai dahulu. Para
dermawan dipantai kita ini bersedia memeberi modal.
Pak Marjan : Untuk apa modal itu, Pak?
Pak Shalan : Biasanya para tengkulak mebeli ikan dengan harga yang sangat
rendah. Koperasi kita, mau membeli ikan itu dengan harga yang
lebih tinggi. Para nelayan tidak akan rugi. Koperasi itulah yang
nantinya menjual ikan itu ke pasaran. Jika ada keutungan, di
pakai untuk mengangsur pinjaman koperasi kita itu.
Pak Marjan : Oh,……Suatu usaha yang sangat bagus ! Dengan koperasi,
praktik lintah akan dapat dikikis. Sekaligus meningkatkan
kesejahteraan para nelayan. Termasuk kami, Pak!
Pak Sahlan : Ya, begitulah !(Tatkala mereka berbincang bincang itu, datanglah
Bu Banon. Sebenarnya, ia sudah berada di luar rumah Pak Sahlan
agak lama. Tetapi, karena pak sahlan baru bercakap cakap
dengan tamunya, maka ia menunggu di luar. Ia berbudi baik. Ia
ingin membantu koperasi yang didirikan didaerahnya, Dalam
meningkat kesejahteraan anggotanya serta untuk mengikis habis
praktek – praktek linta darat. Namun, masyarakat tidak
mempercayai kebaikan hati itu, karena ia adalah seorang istri
linta darat).
Bu Banon : Permisi, Pak!
Pak Marjan : Oh, kamu yang datang! ( sedikit marah) Istri lintah darat !
Pencekik masyarakat yang tidak berperikemanusiaan !
Bu Banon : Maaf, Pak ! Kalian jangan terburuh nafsu! Aku bukan lintah
darat!
Pak Marjan : Sangat sulit aku mempercayaimu!
Bu Banon : Terserah kalian!
Pak Sahlan : Sudahlah! Aku sampai lupa mempersilahkan duduk. Silahkan
duduk, bu
Bu Banon : Terima Kasih, Pak
Pak Sahlan : Begini, Bu! Jika pak Marjan belum mempercayaimu, itu wajar!
Sebab, dia langsung terkena!
Bu Banon : Ya, Pak! Saya menyadari hal itu
Pak sahlan : Namun Demikian, dalam hati kecilku, sedikit mempercayai kata-
katamu iti Bu! Agar seluruh masyarakat benar-benar
mempercayaimu, maka kata- katamu itu harus kau buktikan
dalam tindakan yang nyata.
Bu Banon : Baiklah, Pak! Sebenarnya saya sangat menentang tindakan
suamiku.Aku dengar disini ada koperasi ini. Nah lewat koperasi
itulah kiranya cara yang tepat saya memebantu masyarakat. Saya
akan meminjami
modal koperasi tanpa menarik bunga. Dan utang-utang
masyarakat kepada suamiku saya lunasi semua!
Pak Marjan : Betulkah itu, Bu?
Bu Banon : Pasti, Percayalah!
Pak Marjan : Terima kasih, Bu!
Pak Kasim : Teriam kasih yang sebesar-besarnya!
Pak Sahlan : Saya pribadi, dan atas nama seluruh masyarakat menyapaikan
terima kasih, Bu!
ADEGAN IV
Setelah koperasi berdiri maka para nelayan menjual ikan tangkapan kepada koperasi. Dengan demikia pemasukan Uang pak Banon semakin tersendat-sendat. Bahkan dikatakan macet . hal itu membuat naik darah. Ia mengupat dan memaki-maki semua nelayan dan pengurus koperasi .
Pak Banon : Ah, nelayan-nelayan gila! Tidak mau menyetor ikan ! malah menjual ikan ikanya kepada koperasi ! koperasi brengsek! Koperasi tengik! Menjegal perekonomianku! Merusak keuanganku! (mendengar umpatan suami itu, Bu Banon mendekatinya dan bertanya)
Bu Banon : Ada Apa,Pak, ribut-ribut sendirian?
Pak Banon : Nelayan itu sudah gila ! Gara-gara koperasi, Mereka tidk
menyetor ikan lagi kepadaku! Koperasi brengsek!
Bu Banon : Mengapa koperasi itu juga dipersalahkan, pak? ( sambil
mengambil kursi dan duduk sebelah Pak Banon). Koperasi
membeli ikan dengan harga yang pantas. Engkau saja yang
membeli harga rendah!(ketika mereka masih bertengkar kata,
datanglah Ida putra Pak banon dari sekolah)
Ida : Ida Pulang, Bu ! Ida pulang, Pak!(Sambil duduk diantara Pak
banon dan Bu banon). Sekarang ini di sekolah saya didirikan
koperasi sekolah, Bu!
Pak Banon : Apa? Koperasi sekolah? Koperasi brengsek!
Ida : Bukan koperasi brengsek, Pak! Bahkan guru-guru sekecamatan
juga mendirikan koperasi itu menjual alat-alat sekolah harganya
lebih murah dari pada harga di luar, Pak!
Pak Banon : Persetan dengan koperasi ! koperasi tengik!
Ida : Saya kira Bapak salah menilai! Koperasi merupakan usaha
bersama untuk mencapai kesejahteraan para anggota. Koperasi
memikirkan kepentingan orang banyak. Bukan hanya memikirkan
diri sendiri, Pak!Apalagi, kita ini tidak hidup sendiri. Kita hidup
dalam masyarakat! Kepentingan orang banyak harus di dahulukan
daripada kepentingan pribadi.
Bu Banon : Benar, ida! Kita harus mendahulukan kepentingan orang banyak
daripada kepentingan pribadi!
Ida : Apalagi dengan adanya P4. Kita harus lebih tenggang rasa. Jika
ada yang kelaparan, harus dibantu . jika ada orang sengsara, harus
di tolong, bukan malah diperas. Apalagi pemerintah sangat
membantu adanya koperasi, yang merupakan penjelmaan pasal 33
UUD 1945. Jika ada yang menentang koperasi akan berhadapan
dengan masyarakat dan negara.
Pak Banon : Ida Maafkan aku! Setelah akau mendengar kata-katamu tadi,
sikapku menjadi berubah ! Engkau berhasil mengetuk pintu
hatiku, kini, mata hatiku mulai dapat melihat kebenaraan. Tidak
pantas aku melakukan penindasan. Tahukah engkau, apa yang
sebaiknya aku lakukan?
Ida : Menurut pendapat saya,kita harus membantu koperasi serta
membantu fakir miskin, terutama Para nelayan, dan petani yang
miskin !
Bu Banon : Ya, pak! Para nelayan dan petani yang miskin harus di tolong.
Koperasi harus di bantu. Karena koperasi adalah tulang
punggung perekonomian kita!
Pak Banon : Semua saran tadi akan kulakukan sebaik-baiknya! Kalau begitu,
marilah Bu! Jangan lupa membawah uang untuk menolong fakir
miskin, dan membantu usaha koperasi!
Bu Banon : Kiranya kegelapan telah berlalu.....dan fajar mulai menyingsing
....kecemasaan dn keresahan mulai hilang......harapan hidup mulai
berkembang. Derita dan nestapa mulai sirna........semangat
mencapa sejahtera membakar di dada
Pak Banon : Apa yang kau katakan benar semua, Bu!kini, aku sudah tak sabar
lagi. Marilah kita pergi ketempat Pak lura, Bu! Kita bantu
koperasi itu!
Bu Banon : Baik, Pak!
Sejak saat itu koperasi semakin maju. Kesejahteraan petani dan nelayaan semakin meningkat. Pembangunan menigkat pula.
0 Komentar untuk "lintah darat yang kejam"
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).