SUDAH jatuh tertimpah tangga pula, pepatah itu sangat tepat dengan apa yang dialami Hakyal Aditama (8). Sembuh dari penyakit tipus menyusul demam berdarah dengue (DBD) menderanya. Seyogyanya murid kelas II SD Semper Barat ini sudah punah dari RSUD koja enam hari lalu. Apa daya, dia divonis menderita DBD setelah Hemoglobinnya yang semula 288.000 turun drastis menjadi 96.000.
Kondisinya itu memaksanya harus berbaring lebih lama dibangsal Rumah Sakit dan membuat orang tuanya kebingungan. Maklum, biaya pengobatn selama enam hari menderita tipus sebesar Rp. 900.000 tidak ditanggung pemprov DKI, karena bukan penyakit pascabanjir. Ibunya, Ny. Mimin (32), sempat syok ketika di sodorkan kwitansi sebesar itu karenanya suaminya hanya seorang kuli bangunan.
Mimin akhir lega setelah pihak rumah sakit menyatakan pengobatan DBD gratis. “Saya lega pengobatan DBD gratis, namun masih khawatir tentang kesehatan Hakyal,” ucapnya sambil memandangi buah hatinya yang masih terkulai lemas di bangsal RSUD Koja, Kamis (8/3).
Hakyal di rujuk salah satu klinik dekat rumahnya di Jl. Bentung Indah No 5, Semper, Jakarta Utara ke RSUD KOJA merupakan rumah sakit Rujukan penyakit pasca banjir 12 hari lalu. Namun dia rupanya menderita tipus.
Enam hari menjalani perawatan setelah didera DBD, kondisi murid yang selalu ketua di kelasnya itu mulai membaik. Hemoglobinnya naik menjadi 157.000, infusnya sudah dicabut “Besok (Jumat ini-red) kemungkinan dia sudah di perbolehkan pulang. Alhamdullilah, dia bisa main lagi dengan adiknya,” kata Ny. Mimin.
Menurutnya, kemungkinan anaknya terserang DBD di Rumah Sakit itu karena di Tempat tinggal mereka belum ada terserang DBD. Sementara di RSUD KOJA. Belakangan ini penderita penyakit menakutkan itu cukup membludak.
Sepanjang kemarin misalnya, menurut seorang petugas setempat,10 orang pasien yang di pincu gigitan nyamuk aedes aegepty itu masuk hingga Jumlahnya menjadi 39 pasien. Sedang penderita diare 27 orang dan didominasi anak anak.
Depok Endemis DBD
Wilayah Kota Depok Endemis demam berdarah dengue. Dua tahun terakhir kasus penyakit itu terus meningkat. Bahkan awal 2006, sudah empat orang meninggal oleh ganasnya penyakit tersebut.
Masyarakat. Kota di Depok harus mewaspadai serangan Deman Berdarah dengue (DBD). Sebab, wilayah yang berbatasan dengan Wilayah Jakarta ini sudah endemis penyakit mematikan itu.indikasihnya terlihat dari penikatan kasus DBD yang dalam dua tahun terkhir yang cenderung meningkat.
Indikasi kuat bahwa DBD makin mengganas di Depok adalah meniggalnya empat warga sepanjang January 2006 lalu. Sementaradua tahun sebelumnya, sedikitnya 41 orang meninggal akibat serangan DBD.
Data dari dinas kesehatan (Dinkes) kota Depok menunjukan, pada 2004 terjadi 1.100 kasus DBD, 10 penderita di antaranya meninggal. Pada 2005, DBD menyerang 1.245 orang, 31 orang di antaranya meninggal. Semetara pada 2006 ini, sejak January hingga empat penderita diantaranya meninggal.
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail, Rabu (8/2) mengatakan, dengan terus menigkatnya Jumlah penderita (kasus) DBD menyebabkan kota Depok dalam status siaga.” Kami berharap pada 2006 Jumlah kasus DBD bisa berkurang.
Namun, dengan terus meningkatnya Jumlah penderita penyakit itu, menujukan Wilayah Depok Endemis,” kata Mahmudi kepada Berita kota , rabu (8/2).
Dikatakan, dengan tingginya kasus DBD pada 2005, bisa dikatakan Dinkes kota Depok kebobolan. Karnanya, untuk mengurangi kasus ini pada masa mendatang, Dinkes diminta tidak bosan memberikan penyuluhan kepada masyarakat perihal hidup bersih.
Setidaknya, kata mahmudi, ada upaya pencegahan atau Prenfetiv, misalnya membersikan lingkungan melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gerakan 3M (menutup, menguaras dan mengubur barang yang berpotensi menapur air). “sedangkan Fogging (pengapasan) sebenarnya hanya sebagai upaya pendukung,” katanya.
Empat orang yang meninggal akibat DBD pada awal 2006 adalah Nur dwi (7 bulan ) di RS Sentra Medika, Pandu Adiansyah (4),Widiatani (3). Ketiganya meniggal January lalu. Sementara seorang lagi, Joel (6), meninggal di RS Hermina, Depok, awal february.
Secara terpisah, Ani Rubiani, Kepala Seksi pemberantasan penyakit dan lingkungan Dinkes Kota Depok mengatakan, banyaknya kasus DBD akibat kurangnya perhatian warga terhadap kebersihan linkungan. Untuk itu, satu-satunya upaya adalah melakukan PSN atau melakukan 3M.
DBD Kembali Mengganas 31 Meninggal dunia
Hingga pekan pertama Maret, angka penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di jakarta terus melonjak. Tercatat 6.762 Warga terjangkit, 31 di antaranya meninggal dunia.
Berdasarkan catatan dinas kesehatan (Dinkes) DKI,jumlah penderta penyakit yang di sebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegepty berjumlah 6.762 orang, rincianya pada January 2007 jumlah penderita menembus angka 2.458 orang. Delapan diantaranya meninggal dunia. Pada february sebanyak 3.555 terjangkit, 22 orang meninggal. Sementara hingga pekan pertama Maret, sebanyak 749 menderita penyakit tersebut, satu orang di antaranya meninggal dunia.
“Korban meninggal. Terbanyak di wilayah Jakata Selatan, sekitar 10 orang,” unkap Kepala Sub Dinas pemasaran dan informasi Kesehatan Dinkes DKI Tini Surayati, saat melakukan pemberantasan sarang Nyamuk ( PSN ) di RW 01 Kelurahan Cilandak Timur, jakarta Selatan, Jumat (9/3).
Sementara Wakil Gurbernur DKI Fauzi Bowo yang hadir pada acara itu meminta warga tetap waspada dan terus melakukan PSN selama 30 menit setiap Jumat, mulai pukul 09.00-09.30. orang nomor dua di premprov DKI itu mengatakan, semua pontesi yang ada harus di kerahkan untuk membrantasan jentik nyamuk Aedes Aegepty, termasuk menambah jumlah juru pemantau jentik (jumantik).
Menurut fauzi, pembrantasan DBD bukan hanya menjadi petugas pemerintah, tapi menjuga menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.” Kita semua berkewajiban menanggulangi penyebaran virus itu, agar korban tidak terus bertambah. Nyamuk urusan pejabat dan ulama, tapi urusan kita semua,” tegasnya.
Sebenarnya, fauzi menambahkan, yang paling mengetahui dan efektive membrantasnya adalah para ibu rumah tangga, yang keseharianya .lebih banyak berada di rumah.” Kalau kita mulai dari rumah sendiri, Inysa Allah Nyamuk DBD akan habis ,” tegasnya.
Pria yang mencalonkan diri sebagai gurbernur pada pilkada Agustus mendatang itu juga juga meminta pimpinan sekolah mengerahkan melakukan gerakan PSN. Karna lingkungan sekolah termasuk lokasi potensial bersarangnya Nyamuk,” Tolong berikan perhatian khusus bagi sekolah, karena sekolah merupakan derah rawan penyebaran penyakit DBD ,” pintanya.
Sementara kasudin kesehatan masyarakat (Kesmas) Jaksel togi Asman sinaga menuturkan, Jakarta Selatan tertinggi penderita DBD Sejak January hingga pekan pertama Maret, tercatat 2.332 penderita, 10 orang di antara meninggal dunia.
Angka penderita memang naik terus secara merata di seluruh Kecamatan, dari Jumlah tersebut, tertingi berada di kecamatan. Pasarminggu, karena Daerah itu masih banyak kebun dan pohon yang bisa menampung air bersih. Data hingga 8 Maret 2007, Kecamatan Tebet 222 penderita, Setiabudi 104, Mampangprapatan 212, Pasarminggu 387, Kebayoran baru 174, Kebayoran lama 294, Cilandak 363, Pancoran 135, Jagakarsa 352 dan Pesangrahan 89 penderita.
4 BALITA ‘SUSPECT’ FLU BURUNG
Empat balita suspect flu burung tak memperoleh penanganan Medis yang layak di RS Persahabatan, Jakarta oleh Dinkes setelah tiga jam terlantar, mereka tertular ayam di tempat tinggalnya yang positiv flu burung.
Kepanikan bercampur kecewa di rasakan tiga wanita warga Jl Krukut Jembatan Dua RT 03/03, Krukut, Kecamatan Limo, Kota Depok sebab, empat anak mereka yang diduga terinfeksi (suspect) flu burung tidak mendapat penanganan medis secara layak di RS Bhakti Yudha (baru) Depok, Selasa (6/3).
Setelah di periksa Dokter Rumah Sakit Swsta itu, keempat bocah di bawah usia lima tahun (balita), yakni Ar (5), kakak- adik yg (3) dan ydt (10 bln), serta fh (9 bln ) tak di tempatkan di tempat perawatan yang layak. Mereka bahkan didiamkan tiga yang layak. Mereka bahkan didiamkan tiga jam sebelum di Rujuk ke RS Persahabatan, Jakarta Timur. Padahal, keempat balita di Rujuk Dokter Puskemas Grogol. Karenanya, Ny Ww (40), ibunda Ar, Ny Nn (38), ibunda fh, bersama anak-anak meraka menunggu di depan koridor intalasi gawat darurat (IGD) RS Bhakti Yudha.
Menurut Ww, ia dan dua tetangganya panik saat mendapati kondisi tubuh anak-anak meraka panas tinggi sejak Jumat (2/2). Sebab itu, selasa pukul 11.00 ketiga ibu membawa empat anaknya ke Puskesmas Grogol untuk periksa Kesehatan. Ternyata setelah di periksa Dr Mutmainah, keempat bocah langsung di Rujuk Bhakti Yudha.
Kami panik setelah di periksa badannya kami di suruh menunggu di luar ruang perawatan. Padahal kami sangat cemas atas kondisi anak-anak bukannya di tempatkan tempat yang layak malah di suruh nunggu di luar. Kami sangat kecewa pada RS Bhakti Yudha,” Jelas Ww setelah tiga jam menunggu, pukul 14.15 keempat bocah di bawa ke RS Persahabatan ( salah satu rumah sakit rujukan untuk penderita flu burung ) menggunakan mobil ambulans dinas kesehatan (Dinkes) kota depok untuk mendapat penaganan lebih lanjut.
Menurut kasih pencegahan pembrantasan penyakit (P2P) Dinkes Kota Depok Griece Sri Nugraha, keempat mendapatkan pemeriksaan pertama dari Dokter RS Bhakti Yudha. Dalam pemeriksaan.itu suhu tubuh mereka stabil, sekitar 36 derajat.namun,meraka juga batuk batuk.
“Petugas RS Bhakti yudha sekedar memeriksa lalu menelopon kami untuk menindaklanjutinya. Pihak rumah sakit sih bilangnya tidak memberi pelayanan karena tidak ada ruangan ,” kata Griece.
Semetara kasi kesehatan hewan dan veriner kota depok dedi sudjadi mengaku mendapat laporan adanya puluhan ekor unggas mati mendadak dari skertaris kelurahan Grogol, kemarin.” Setelah di Rapid test, tiga ekor ayam positive terserang virus H5N1,”jelasnya.
Secara terpisah, kepala Humas dan pemasaran RS bhakti yudha sumarti mengatakan, keempat anak yang di rujuk Puskesmas Grogol suspect flu burung. Untuk itu, katanya , pihaknya sudah memberikan tindakan yang layak. Namun, tentang tidak di berikannya pelayanan yang layak. Sumarti berdalih, karena RS Bhakti yudha ini tidak ada fasilitas penaganan pasien flu burung.
“ Kami langsung melapor ke Diknes. Memang mereka menunggu tiga jam, tetapi itu wajar bila dibandingkan rumah sakit lain yang lebih dari10 jam,” ujarnya.
Karawang, warta kota
Pemerintah Kabupaten karawang menetapkan siaga I flu burung menyusul ditemukannya ribuan ayam braoiler yang mati mendadak pekan lalu. Ribuan ayam yang mati di sebuah peternakan milik warga kampung babakan ngatai, desa pasir mulya, majalaya , itu terindikasi terserang virus flu burung (avian influensa).
Karena sudah begitu banyaknya hewan unggas yang mati kita perlu waspada. Untuk itu kami menetapkan siaga I lu burung ,” tutur kepala dinas kesehatan Kabupaten karawang. Moeme karmoedi, saat di hubungi warta kota, minggu (4/3).
Tinkatan siaga I itu, jelas moemoe, adalah adanya kemungkinan penyebaran virus yang bisa menyebabkan tubuh manusia tekontaminasi. Meski hingga kemarin belum ada Indikasi warga yang menderita gejala yang terserang virus flu burung, namun pihak Dinkes telah menyiapkan posko di Puskesmas Majalaya untuk proses Observasi awal.
Posko tersebut akan siaga 24 jam untuk merespons kemungkinan adanya warga yang mengalami gejala suspect flu burung. Di posko tersebut, lanjut meome, warga juga dapat memperoleh tamiflu yang di berikan pihak Dinkes secara gratis.
Selain itu, Dinkes juga telah mengirim tim pemantau yang mendata kesehatan para pekerja peternakan ayam tersebut dan warga di sekitar lokasi peternakan, Namun belum ada warga yang mengaku mengalami gejala sakit yang mengarah pada suspect flu burung. Karenanya, pihak Dinkes belum merasa perlu melakukan pemeriksaan sampel darah terhadap pekerja dan warga sekitar itu.
Kalau ada yang panas dan batuk pilek, kami akan segera lakukan observersi. Tapi sampai belum ada,” imbauh moemoe.
Ditempat terpisah, kepala bidang pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan Dinkes Kabupaten Karawang, nurdin hidayat, meyebuhkan, gejala yang patut di curigai oleh warga adalah bila merasakan demam panas tanpa diketahui penyebabnya.
warga yang tubuh panas demam yang disertai batuk pilek patut dicurigai. Jika ada indikasi seperti itu segera bawa ke Puskesmas,” imbaunya.
Dia juga mengimbau agar warga waspada jika menemukan hewan unggas yang mati mendadak di lingkungan sekitarnya. Bila menemukan unggas seperti itu, segera mengubur atau membakarnya.
Seperti di beritakan, sedikitnya 8.900 ayam boeiler di peternakan milik haji solikhin (77), dikampung babakan ngantai, desa pasir mulya. Majalaya mati mendadak. Petugas dinas perikanan, kelautan dan pertenakan Kabupaten Karawang satu dari tiga sampel ayam mati itu terkena virus avian Influenza.(Al) (chi)
0 Komentar untuk "Kisah Seorang Anak"
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).