eramuslim - Pernah lihat klip iklan "Poligami Award" yang akan
ditayangkan 12 Agustus 2003? Tayangannya kira-kira seperti ini : seorang
wanita genit maju ke podium. Berpakaian merah-merah dengan baju model
kembem, dada ke atas terbuka lebar. Topinya seperti kuping kelinci yang
menjadi lambang khas playboy. Sebelah kiri, gambar empat televisi yang
semuanya berisi gambar Malih Tongtong , komedian Betawi. Ia hadir dengan
memeluk ke tiga istrinya. Tayangan ditutup dengan kalimat "Acara ini
ditayangkan hanya untuk keperluan promosi bukan untuk yang sebenarnya."
Kira-kira demikian sebuah acara Poligami Award yang rencananya akan
ditayangkan pada 12 Agustus 2003.
Tak ada yang menyangkal, acara ini masih terhubung dengan sebuah
perhelatan yang belum lama ini digelar oleh Puspo Wardoyo, pengusaha
ayam goreng berbendera Wong Solo. Tajuknya pun serupa namun tak sama :
Poligami Award bertempat di Hotel Arya Duta. Bedanya, acara ini dibesut
dengan model parodian. Karena tayangan itu pula, Puspo mengaku resah.
Pasalnya, banyak teman dan kerabat yang menanyakan apakah ia membeli
waktu tayang (blocking time) RCTI untuk menayangkan ulang Poligami
Award. "Saya bilang, yah saya tidak tahu menahu dengan acara itu,"
katanya kepada 95,3RASFM dalam acara Akhbar 95,3RASFM, Senin, 4 Agustus
2003 pukul 08.10 wib.
Tak Cuma itu. Puspo membenarkan bila acara itu terkesan melecehkan
poligami yang menjadi bagian dari syariah Islam. Pun begitu, dalam
pandangannya perilaku pelecehan media terhadap poligami, bukan suatu
yang jarang. Beberapa koran kerap mengangkat tema poligami dengan
tendensi yang negatif. "Dengan keterbatasan saya, saya mencoba seadanya.
Sayangnya, mereka tidak pernah muat tulisan-tulisan itu. Saya pikir saya
berusaha semampu saya, kalau mereka tetap bersikukuh mereka akan
berhadapan dengan kaum muslimin sendiri yang nota bene pemirsa mereka,"
ujar Puspo yang saat diwawancarai via telepon sedang berada di rumah
istri pertamanya di Medan.
Motif pelecehan juga disampaikan pembicara kedua, KH Sulaeman
Zachawerus, Komandan Brigade Ababil. Menurutnya, poligami merupakan
sarana yang telah Allah anugerahkan kepada manusia. Tak ada satu ulama
pun yang mengharamkan poligami. Oleh karena itu, kampanye poligami,
seperti yang dilakukan Puspo merupakan langkah sosialisasi mengingat
sejauh ini citra poligami sangat buruk.Dan, acara yang akan ditayangkan
RCTI itu, lanjut Sulaeman, jelas-jelas melecehkan. "Kalau saya lihat
iklannya, jelas itu merupakan pelecehan terhadap poligami sebagai bagian
dari syariah islam dan sangat berbahaya," katanya.
Dalam acara yang digelar hampir setiap hari pukul 07.00 hingga 09 ini di
channel 95,3 FM ini Sulaeman menyatakan media massa, termasuk RCTI,
untuk lebih sensitif terhadap semua tayangan. Jangan sampai acara yang
digelar melecehkan dan menyudutkan umat Islam. Ada agenda untuk protes
ke RCTI? "Saya mau lihat dulu tayangannya seperti apa," katanya.
Protes yang lebih keras lagi disampaikan pendengar 95,3RASFM, radio yang
didirikan oleh Macan Betawi, KH Abdullah Syafii. "Saya ingatkan kepada
seluruh kaum Muslimin di RCTI, kalau mereka masih menayangkan acara itu.
Itu berarti mereka berpartisipasi dalam pelecehan terhadap syariah
Islam. Bila dalam beberapa hari ini meninggal dunia, mereka akan
dilemparkan oleh Allah ke dasar neraka. Bukan kaum muslimin yang mereka
hadapi. Mereka akan berhadapan dengan Allah, pemilik nyawa mereka," seru
Ibrahim dari Utan Kayu.
Hal senada berturut-turut disampaikan oleh Husein, Budi, Hikmatullah,
dan pendengar-pendengar lain melalui saluran telepon 021-83706692.
Bahkan, menurut Budi, umat Islam disarankan untuk melakukan somasi atas
tayangan ini. Diakhir acara disimpulkan dua hal. Pertama, bahwa jelas
tayangan Poligami Award versi RCTI tidak lain hanya sebuah canda yang
sangat tidak kreatif.
Bagaimana mungkin poligami, salah satu mekanisme yang dibenarkan oleh
syariah Islam dijadikan ajang bercanda. Apakah tidak ada tema lain yang
lebih lucu dari soal syariah Islam. "RCTI harus memperhatikan aspirasi
ini bila tidak ini akan menjadi bumerang bagi mereka sendiri karena
jelas pemirsa RCTI adalah kaum Muslimin. Ini akan berpengaruh buruk,"
kata Komarudin
Ibnu Mikam, mantan Pemimpin Redaksi Tabloid FIKRI yang menjadi
pendamping Obbi Rifyal sebagai presenter. Yang kedua, ujar lelaki yang
disapa Komar, fenomena ini benar-benar harus dicermati dan dilawan
dengan rasional dan sistematis. Bukan sekadar marah, tapi juga
menyatukan shaf untuk memberikan perlawanan. Oleh karena itulah,
kesadaran umat aka pentingnya sebuah media televisi yang mengaspirasikan
suara-suar umat Islam sudah selayaknya dipikirkan sebagai bagian dari
penyediaan infrastruktur perjuangan umat dalam bidang informasi dan
komunikasi. "Khawatirnya, bila opini ini tidak dimanage dengan baik,
maka geliat publik terhadap penerapan syariah Islam malah akan berbalik
melindas semangat masyarakat untuk menerapkan sistem alternatif
kehidupan ini." (kim)
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Poligami Award di RCTI, Pelecehan Terhadap Syariah"
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).