K.H. Abdullah Gymnastiar
--------------------------------------------------------------------------------
Bismillahirrahmaanirrahiim
Suatu hal yang pasti tidak akan luput dari keseharian kita adalah yang
disebut masalah atau persoalan hidup, dimanapun, kapanpun, apapun
dan dengan siapapun, semuanya adalah potensi masalah. Namun
andaikata kita cermati dengan seksama ternyata dengan persoalan yang
persis sama, sikap orangpun berbeda-beda, ada yang begitu panik,
goyah, kalut, stress tapi ada pula yang menghadapinya dengan begitu
mantap, tenang atau bahkan malah menikmatinya.
Berarti masalah atau persoalan yang sesungguhnya bukan terletak pada
persoalannya melainkan pada sikap terhadap persoalan tersebut. Oleh
karena itu siapapun yang ingin menikmati hidup ini dengan baik, benar,
indah dan bahagia adalah mutlak harus terus-menerus meningkatkan ilmu
dan keterampilan dirinya dalam menghadapi aneka persoalan yang pasti
akan terus meningkat kuantitas dan kualitasnya seiring dengan
pertambahan umur, tuntutan, harapan, kebutuhan, cita-cita dan tanggung
jawab.
Kelalaian kita dalam menyadari pentingnya bersungguh-sungguh mencari
ilmu tentang cara menghadapi hidup ini dan kemalasan kita dalam melatih
dan mengevaluasi keterampilan kita dalam menghadapi persoalan hidup
berarti akan membuat hidup ini hanya perpindahan kesengsaraan,
penderitaan, kepahitan dan tentu saja kehinaan yang bertubi-tubi. Na'udzubillah.
1. Siap
Siap apa ? siap menghadapi yang cocok dengan yang diinginkan dan siap
menghadapi yang tidak cocok dengan keiinginan.
Kita memang diharuskan memiliki keiinginan, cita-cita, rencana yang
benar dan wajar dalam hidup ini, bahkan kita sangat dianjurkan untuk
gigih berikhtiar mencapai apapun yang terbaik bagi dunia akhirat, semaksimal kemampuan yang ALLOH Swt, berikan kepada kita.
Namun bersamaan dengan itu kitapun harus sadar-sesadarnya bahwa kita
hanyalah makhluk yang memiliki sangat banyak keterbatasan untuk
mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan
kemampuan kita.
Dan pula dalam hidup ini ternyata sering sekali atau bahkan lebih sering
terjadi sesuatu yang tidak terjangkau oleh kita, yang di luar dugaan dan di
luar kemampuan kita untuk mencegahnya, andaikata kita selalu terbenam
tindakan yang salah dalam mensikapinya maka betapa terbayangkan hari- hari akan berlalu penuh kekecewaaan, penyesalan, keluh kesah,
kedongkolan, hati yang galau, sungguh rugi padahal hidup ini hanya satu
kali dan kejadian yang tak didugapun pasti akan terjadi lagi.
Ketahuilah kita punya rencaa, ALLOH Swt, pun punya rencana, dan yang
pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana ALLOH Swt.
Yang lebih lucu serta menarik, yaitu kita sering marah dan kecewa
dengan suatu kejadian namun setelah waktu berlalu ternyata "kejadian"
tersebut begitu menguntungkan dan membawa hikmah yang sangat besar
dan sangat bermanfaat, jauh lebih baik dari apa yang diharapkan
sebelumnya.
Alkisah ada dua orang kakak beradik penjual tape, yang berangkat dari
rumahnya di sebuah dusun pada pagi hari seusai shalat shubuh, di
tengah pematang sawah tiba-tiba pikulan sang kakak berderak patah,
pikulan di sebelah kiri masuk ke sawah dan yang di sebelah kanan
masuk ke kolam.
Betapa kaget, sedih, kesal dan merasa sangat sial, jualan belum, untung
belum bahkan modalpun habis terbenam, dengan penuh kemurungan dan
mereka kembali ke rumah. Tapi dua jam kemudian datang berita yang
mengejutkan, ternyata kendaraan yang biasa ditumpangi para pedangan
tape terkena musibah sehingga seluruh penumpangnya cedera bahkan
diantaranya ada yang cedera berat, satu-satunya diantara kelompok
pedagang yang senantiasa menggunakan angkutan tersebut yang
selamat hanyalah….dirinya, yang tidak jadi berjualan karena pikulannya
patah. Subhanalloh, dua jam sebelumnya patah pikulan dianggap kesialan
besar, dua jam kemudian patah pikulan dianggap keberuntungan luar
biasa.
Oleh karena itu "fa idzaa azamta fa tawaqqal alalloh" bulatkan tekad,
sempurnakan ikhtiar namun hati harus tetap menyerahkan segala
keputusan dan kejadian terbaik kepada ALLOH Swt. Dan siapkan mental
kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu ALLOH Swt.
ALLOH Swt, berfirman dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 216, boleh
jadi engkau tidak menyukai sesuatu padahal bagi ALLOH Swt, lebih baik
bagimu dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal buruk dalam
pandangan ALLOH Swt.
Maka jikalau dilamar seseorang, bersiaplah untuk menikah dan bersiap
pula kalau tidak jadi nikah, karena melamar kita belumlah tentu jodoh
terbaik seperti yang senantiasa diminta oleh dirinya maupun orang tuanya.
Kalau mau mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, berjuanglah
sungguh-sungguh untuk diterima di tempat yang dicita-citakan namun
siapkan pula diri ini , andaikata ALLOH Yang Maha Tahu bakat, karekter
dan kemampuan kita sebenarnya akan menempatkan di tempat yang
lebih cocok, walaupun tidak sesuai dengan rencana sebelumnya.
Melamar kerja, lamarlah dengan penuh kesungguhan, namun hati harus
siap andaikata ALLOH Swt, tidak mengijinkan karena ALLOH Swt, tahu
tempat jalan rizki yang lebih berkah.
Berbisnis ria, jadilah seorang profesional yang handal, namun ingat bahwa
keuntungan yang besar yang kita rindukan belumlah tentu membawa
maslahat bagi dunia akhirat kita, maka bersiaplah menerima untung
terbaik menurut perhitungan ALLOH Swt. Demikianlah dalam segala
urusan apapun yang kita hadapi.
2. Jangan Mempersulit Diri
Andaikata kita mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang,
mendramatisir dan mempersulit diri, sebagian besar penderitaan kita
adalah hasil dramatisasi perasaan dan pikiran sendiri, selain tidak pada
tempatnya, juga pasti membuat masalah akan menjadi besar, lebih
seram, lebih dahsyat, lebih pahit, lebih gawat, lebih pilu daripada
kenyataan aslinya dan tentu ujungnya akan terasa jauh lebih nelangsa,
lebih repot dalam menghadapinya/menyelesaikannya.
Orang yang menghadapi masa pensiun terkadang jauh sebelumnya sudah
sengsara terbayang gaji yang kecil, pasti tidak akan mencukupi
kebutuhan padahal saat ini saja sudah pas-pasan, ditambah lagi
kebutuhan anak-anak yang kian membengkak, anggaran rumah tangga
plus listrik, air, cicilan rumah belum lunas, utang belum terbayar, belum
lagi andaikata sakit, tak ada anggaran pengobatan, umur makin menua,
fisik kian melemah, semakin panjang derita kita buat, maka semakin
panik menghadapi pensiun, tentu saja sangat boleh kita memperkirakan
kenyataan yang akan terjadi namun harus terkendali dengan baik jangan
sampai perkiraan itu membuat putus asa dan sengsara sebelum
waktunya.
Begitu banyak orang yang sudah pensiun yang ternyata tidak segawat
yang diperkirakan atau bahkan jauh lebih tercukupi dan berbagahagia
daripada sebleumnya, apakah Allah Swt, Yang Maha Kaya akan menjadi
kikir terhadap para pensiunan atau terhadap kakek dan nenek-nenek
padahal pensiun hanyalah salah satu episode hidup yang harus dijalani
yang tidak mempengaruhi janji dan kasih sayang Allah Swt.
Maka dalam menghadapi persoalan apapun, jangan hanyut dan
tenggelam dalam pikiran yang salah, kita harus tenang, menguasai diri,
renungkanlah janji dan jaminan pertolongan Allah Swt, dan bukanlah kita
sudah sering melalui masa-masa yang sangat sulit dan ternyata bisa
lolos pada akhirnya, tidak segawat yang kita perkirakan sebelumnya.
a. Yakinilah bahwa Allah Yang Maha Tahu segalanya pasti telah
mengukur ujian yang menimpa kita sesuai dengan dosis yang tepat
dengan keadaan dan kemampuan kita, karena Dia tahu persis diri kita
lebih tahu daripada diri kita sendiri (bukanlah dia sendiri yang merancang,
menciptakan dan mengurus diri kita setiap saat). Allah Swt, tidak akan
membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Maha
Suci Allah dari perbuatannya mendzolimi hamba-hamba-Nya.
b. Yakinilah setiap kesulitan itu selalu didampingi kemudahan "karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesunggunya
sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan" ( Al Insyiroh 5,6), sampai
dua kali Allah Swt, mengutarakan janji-Nya. Tidak mungkin dalam hidup
ini terus-menerus kesulitan, karena dunia ini bukan neraka, begitupun
tidak mungkin dalam hidup ini terus-menerus
kelapangan dan kemudahan karena dunia ini bukan sorga, segalanya
pasti akan ada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan Allah Swt.
KH. Abdullah Gymnastiar, Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid
Bandung, bisa dihubungi melalui aagym@indo.net.id
Copyright © 2002 by Puslitbang Daarut Tauhiid
Pondok Pesantren Daarut Tauhiid
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
1 Komentar untuk "5 (Lima) Kiat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup"
wah dapet ilmu nich...
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).