Yudhi'm Blog

Blog yang berisi berbagai macam tulisan & tutorial umum. Enjoy the blog here!!!

Banner Iklan1

Banner Iklan1
Sudahkah keluarga Anda terlindungi?

Banner Iklan

Banner Iklan
970x90

PENGEMASAN DAN PEMASARAN INFORMASI : PENGALAMAN PDII-LIPI

Oleh
Dra Jusni Djatin Apt. dan Ir. Sri Hartinah Msi.


Pendahuluan
Ribuan bahkan jutaan laporan, makalah, artikel majalah, buku yang dihasilkan ilmuwan sedang menunggu di perpustakaan, pusat dokumentasi dan informasi (pusdokinfo) dan Internet untuk diambil dan digunakan dalam memberikan layanan bagi pemakai. Informasi tersebut tersedia secara cuma-cuma maupun harus dibeli. Terjadinya banjir informasi, menyebabkan pemakai informasi kesulitan dalam memilih dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Para pemakai menuntut layanan informasi siap pakai yang cepat, tepat dan mudah. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan membuat kemasan informasi. Untuk menentukan bentuk kemasan informasi yang akan disusun, perlu diketahui kebutuhan informasi bagi pemakai informasi, target pemakai, dan cara pemasarannya. WARINTEK (Warung Informasi Teknologi) yang merupakan salah satu tempat akses informasi, juga dapat digunakan untuk memasarkan informasi, karena lokasinya dekat dengan pemakai di daerah, jenis informasi yang diberikan juga beragam.

Pemakai informasi
Pemakai informasi membutuhkan informasi segera, tepat, dan mudah, tetapi dihadapkan kepada beberapa permasalahan, yaitu: banjir informasi, informasi yang disajikan tidak sesuai, kandungan informasi yang diberikan kurang tepat, jenis informasi kurang relevan, bahkan ada juga informasi yang tersedia namun tidak dapat dipercaya.
Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan informasi ini, perlu dibuat kemasan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Kemasan informasi yang diberikan harus mempunyai nilai, yaitu: apabila informasi tersebut dapat mendukung pelaksanaan kegiatan secara efektif dan efisien.
Nilai informasi dapat diukur bila informasi yang diberikan :
Dapat menurunkan biaya penelitian, pengembangan dan pelaksanaan
Menghemat waktu, sehingga implementasi dan inovasi bisa lebih cepat
Membuat kebijakan lebih efektif
Dapat mendukung kearah pencapaian tujuan/sasaran strategis organisasi
Mengatasi ketidak tahuan
Memuaskan manajemen dan pemakai.


PENGEMASAN INFORMASI
Pengemasan informasi adalah kegiatan yang dimulai dari menyeleksi berbagai informasi dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang relevan, menganalisis, mensintesa, dan menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang dikemas kembali memberi kemudahan dalam penyebaran informasi dan temu kembali informasi.

Jenis-jenis kemasan informasi
Kemasan informasi dibuat sesuai dengan kebutuhan informasi bagi pemakai. Berdasarkan jenisnya, kemasan informasi dibedakan menjadi:
Pangkalan data
Berbagai publikasi, seperti: Brosur, Newsletter, Majalah Kesiagaan Informasi, Majalah Abstrak dan Indeks, Bibliografi, Karangan Baru, Presentasi Lisan, disajikan dalam web, Tinjauan Perkembangan Baru, Tinjauan Literatur, Monografi, Prosiding Konferensi, Laporan Teknis, Laporan Bisnis atau Laporan Manajemen, Buku Panduan, Direktori, Katalog, Majalah Primer
Media dengar pandang.
Daftar kemasan informasi yang diterbitkan PDII dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tahap Mengemas Informasi
Sebelum membuat kemasan informasi, perlu diketahui langkah-langkah dalam proses pengemasan informasi, yaitu:

Menyeleksi dan menetapkan topik dari kemasan yang akan dibuat dan informasi yang akan dicakup. Menurut Kothler, untuk menentukan topik, perlu dikumpulkan berbagai masukan dan ide-ide yang biasanya berasal dari: konsumen/pemakai produk dan jasa (prosentasi paling banyak), ilmuwan, pesaing, karyawan, saluran pemasaran, manajemen puncak/pengambil kebijakan.

Menentukan strategi dalam mencari informasi
Kegiatan meliputi: menentukan jenis informasi yang dibutuhkan, dan jenis sumber informasi yang dapat membantu menemukan informasi yang dibutuhkan

Menentukan lokasi informasi dan cara mengakses
Kegiatan meliputi: menggunakan katalog perpustakaan, menggunakan indeks majalah, mencari informasi di internet, CD-ROM.

Menggunakan informasi dengan cara mengevaluasi dan mensitir informasi.

Mensintesa yaitu mengemas informasi.

6. Mengevaluasi produk yang dibuat, dan mengevaluasi proses pembuatannya.

Untuk membuat suatu kemasan informasi yang baik, harus didukung oleh informasi penting yang cukup atau memadai.


INFOPRENEUR
Betapapun lengkapnya suatu koleksi informasi, tidak akan memberikan manfaat bila tidak dikemas kembali dan dikomunikasikan ke pengguna potensial. Untuk mengemas informasi perlu didukung oleh tenaga yang mempunyai keahlian di bidangnya atau bekerjasama dengan ahli dibidangnya. Peran spesialis informasi sangat penting, yang sekarang banyak disebut-disebut sebagai “Infopreneur”.
Infopreneur adalah seseorang yang kreatif menggunakan data dan informasi yang tersedia untuk menghasilkan informasi baru, mengelola dan menyebarluaskan informasi yang dapat memberikan manfaat bagi pemakainya. Ia juga mempunyai visi, dapat mengembangkan kandungan informasi secara inventif dengan menggunakan media teknologi informasi.



Peningkatan aktivitas informasi yang cepat di sektor jasa didorong oleh tiga hal, yaitu:
Komputer – untuk mengembangkan pangkalan data yang memuat data dan informasi mulai dari nama dan alamat, harga, produk, inventaris, literatur, dan spesifikasi. Kandungan informasi mudah disimpan, diperbaharui, dan dicari kembali.
Telepon – digunakan untuk akses Internet, pengiriman informasi, pemasaran langsung, dan faksimili.
Pembayaran jasa secara elektronik
Dengan mengintegrasikan komputer, telepon, dan pembayaran jasa secara elektronik, telah tercipta model usaha baru, dan membuka peluang bagi infopreneur untuk menciptakan dan menghasilkan informasi baru dengan profit lebih besar. Informasi baru dapat disebarluaskan kepada lebih banyak pengguna, lebih cepat dan lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya.


PEMASARAN INFORMASI
Kita akan menjual suatu produk, jasa atau kemasan informasi, jika bisa menghemat waktu, biaya, dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut konsultan Internet Len Charnoff, kita bisa memperoleh sumber dana dari kegiatan ini dengan menggunakan Internet.

Dasar Pemasaran adalah :
Kebutuhan – mengidentifikasi kebutuhan
Keinginan – menciptakan keinginan
Permintaan – mendorong permintaan
Berhasilnya suatu pemasaran ditentukan oleh jenis jasa, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bentuk fisik jasa informasi yang ditawarkan.

Cara pemasaran informasi dimulai dari perencanaan, melaksanakan pemasaran, mengukur hasil yang diperoleh selama periode tertentu.
Perencanan pemasaran mencakup:
Analisis misi perpustakaan, pusat dokumentasi dan informasi (biasanya mempunyai misi mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan informasi dari pemakai potensial, dan memberikan kemudahan akses kepada masyarakat luas)
Menentukan calon pemakai potensial (penentu kebijakan, peneliti, dosen, mahasiswa, pelajar, masyarakat luas)
Menentukan alat dan strategi pemasaran (poster, brosur, presentasi, pengumuman, tatap muka, newsletter, daftar buku, dll.)
Menentukan waktu yang tepat untuk pemasaran (setiap 3 bulanan, bulanan, harian, dll.)
Membentuk Tim Pemasaran (Tim terdiri dari pustakawan, pembantu pustakawan )

Memasarkan produk dan jasa
Kegiatan pemasaran produk dan jasa dilakukan antara lain dengan memasang iklan, pemasaran langsung, promosi penjualan, kegiatan hubungan masyarakat, dan mengirim surat.
Pemasaran yang cepat memperoleh tanggapan adalah dengan tatap muka perorangan maupun kelompok dalam bentuk presentasi, baik dalam pameran, seminar, dan pelatihan. PDII menggunakan cara ini karena keterbatasan sumber dana.

Pelatihan bagi petugas layanan
Semua pemasaran tidak akan mencapai hasil yang diharapkan bila petugas layanan tidak diberikan pelatihan terlebih dahulu. Pelatihan ini dilakukan untuk mempersiapkan petugas untuk menjawab pertanyaan dan permintaan setelah pemasaran dilakukan.

Mengukur hasil pemasaran
Untuk melihat hasil yang dicapai dari kegiatan pemasaran adalah dari dampaknya terhadap permintaan. Perlu ditentukan cara mengukur pemanfaatan jasa yang diberikan. Contoh untuk mengukur pemanfaatan perpustakaan dapat dilihat dari jumlah pertanyaan yang di layani di meja informasi, jumlah bahan yang disirkulasi, jumlah pemakai yang mengakses informasi ke pangkalan data, jumlah dokumen yang diperoleh dari koleksi yang ada dan dari luar instansi, jumlah pemakaian CD-ROM, jumlah pemakai yang akses melalui web.

Suatu usaha di bidang produk dan jasa dapat meraih keuntungan yang kompetitif lewat 4 cara (Kothler) yaitu: bila penawaran lebih baik, penawaran lebih baru, penawaran lebih murah, dan penawaran lebih cepat.

Kesulitan dalam pengumpulan informasi adalah tidak bisa mengetahui informasi yang telah dihasilkan dari suatu kegiatan penelitian dan pengembangan, belajar dan mengajar, industri, serta informasi lainnya yang ada di pusdokinfo. Tidak semua koleksi bisa diakses secara langsung melalui Internet maupun media lain seperti CD-ROM. Terbitan literatur sekunder juga terbatas. Hal ini disebabkan karena kegiatan pendokumentasian hasil penelitian dan pengembangan, belajar dan mengajar serta industri dilakukan sendiri-sendiri, belum terintegrasi secara nasional. Sekarang ini sudah tidak mungkin lagi melakukan kegiatan ini sendiri tanpa bekerjasama dengan pusdokinfo lainnya.
Pusdokinfo akan berdaya guna dan berhasil dengan baik dengan merubah strategi kegiatan selama ini :
Dari mengumpulkan, melestarikan dan mengelola koleksi sendiri – menjadi dikerjakan dalam kelompok/jaringan
Dari mengelola koleksi asing dengan cakupan luas – menjadi lebih terfokus
Dari penekanan kegiatan pada pengumpulan informasi – menjadi kemudahan akses informasi
Dari membatasi pengguna untuk akses informasi – menjadi akses informasi lebih banyak
Dari perantara layanan informasi – menjadi difokuskan pada peningkatan akses langsung melalui web
Dari layanan yang dibatasi untuk masyarakat – menjadi dipromosikan lebih luas.






Pemasaran informasi melalui WARINTEK

Warung Informasi Teknologi (WARINTEK) merupakan suatu tempat yang menyediakan berbagai kegiatan dan jasa termasuk akses informasi dengan menggunakan infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi.
WARINTEK sebagai penghubung dengan sumber informasi lainnya agar masyarakat dapat mengakses informasi untuk pengembangan diri, bidang sosial dan ekonomi di daerah. .
Pada awalnya WARINTEK merupakan salah satu Program IPTEKDA II LIPI yang ditempatkan di Perpustakaan Nasional Propinsi Sumatera Selatan. Pemilihan lokasi di Palembang adalah karena banyak pemakai informasi dari Palembang biasanya datang ke PDII-LIPI untuk mencari sendiri informasi yang diperlukan. Dengan dibangunnya WARINTEK di Palembang, mereka tidak usah datang ke Jakarta, cukup datang ke WARINTEK, dan pesanan ke Jakarta menggunakan e-mail, sehingga bisa menghemat waktu dan biaya perjalanan.
Pemilihan lokasi di Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Selatan karena lokasinya mudah dijangkau dengan kendaraan umum, dan pengunjung perpustakaan dari semua lapisan masyarakat.

Pendirian WARINTEK ini merupakan gagasan Sdr. Utari Budihardjo yang sebelumnya bekerja di PDII-LIPI, dan sekarang diperbantukan di Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT). Program ini dilanjutkan dengan Program IPTEKDA III LIPI untuk WARINTEK di Padang yang ditempatkan di Perpustakaan Nasional Propinsi Sumatera Barat, UPT Perpustakaan Universitas Andalas, UPT Perpustakaan Universitas Negeri Padang, UPT Perpustakaan Universitas Bung Hatta, dan di Malang di tempatkan di UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya.
Program WARINTEK dianggap baik untuk diangkat menjadi program nasional oleh KMNRT, dan pada tahun 2001 KMNRT memberikan insentif kepada WARINTEK di 17 lokasi. Sekarang telah bertambah menjadi 125 WARINTEK yang sebagian besar adalah WARINTEK Mandiri di berbagai lokasi di Indonesia. Banyak daerah berkeinginan membangun WARINTEK ini dengan dana dan upaya sendiri untuk memajukan pembangunan di daerah.

Tujuan WARINTEK
WARINTEK didirikan dengan tujuan untuk :
mendekatkan informasi ke semua lapisan masyarakat di daerah, baik penentu kebijakan, peneliti, kalangan akademis (dosen dan mahasiswa), murid, maupun masyarakat luas
Pemberdayaan unit-unit dokumentasi, informasi dan perpustakaan di tingkat propinsi, kabupaten, perguruan tinggi
mengalihkan sebagian tugas dokumentasi dan layanan informasi ke pengelola WARINTEK di daerah
mempersiapkan masyarakat sadar akan pentingnya informasi iptek untuk mendukung penentuan kebijakan, kegiatan belajar dan mengajar, meneliti, serta mendukung pengembangan UKM/IKM
Menumbuhkan dan mendorong agar informasi iptek juga merupakan suatu komoditi



Lingkup Kegiatan
Kegiatan WARINTEK yang sudah dilakukan adalah sbb.:
Menyediakan fasilitas akses informasi melalui Internet maupun offline (akses menggunakan CD-ROM dan pangkalan data yang dibangun di daerah) untuk kemudahan akses informasi
Memberikan layanan penelusuran informasi, pesanan fotokopi, konsultasi dokumentasi dan informasi, konsultasi usaha
Mengembangkan pangkalan data daerah, antara lain pangkalan data koleksi perpustakaan, informasi pariwisata, pendidikan, direktori perusahaan, sekolah/perguruan tinggi, dll.
Membantu masyarakat di daerah dalam mengkomunikasikan informasi yang ada di daerahnya, seperti memasarkan produk UKM/IKM yang ada di daerah melalui Internet.
mengajak institusi di daerah untuk bergabung untuk turut mendukung program WARINTEK (lembaga pemerintah dan swasta, dunia usaha, dll.)
Membentuk jaringan kerjasama di daerah
Memberikan pelatihan bidang dokumentasi dan informasi, teknologi informasi dan teknologi tepat guna.

Manfaat WARINTEK
Manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan ini antara lain:
Masyarakat dapat mengakses informasi dengan mudah, cepat dan murah, sehingga dapat menghemat biaya perjalanan dan menghemat waktu
meningkatkan kualitas dan kuantitas dari karya cipta dan karsa dari masyarakat (karya tulis, temuan-temuan baru yang dapat diajukan perlindungan paten, desain, varitas tanaman baru, rahasia dagang, disain tata letak sirkuit terpadu, dll.)
meningkatkan kualitas dan kuantitas UKM/IKM dan peluang usaha
Fasilitas yang ada di WARINTEK memungkinkan untuk menfasilitasi organisasi lain agar bergabung dalam memberikan layanan informasi seperti Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan dan Industri, dll. sehingga informasinya dapat diakses oleh masyarakat tanpa harus melakukan perjalanan.
Informasi yang diperlukan bisa juga diterjemahkan kedalam bahasa daerah.

Konsep WARINTEK ini multiguna, berbagi fasilitas dan sumberdaya. Nama lain dari WARINTEK adalah Community TeleService Centre; Multipurpose Community TeleCentre; Telekiosk, dll.

Sarana Dan Prasarana
Setiap WARINTEK mempunyai ruangan, komputer yang tersambung dengan saluran telekomunikasi modern, untuk keperluan akses informasi global. WARINTEK dapat diperlengkapi dengan bahan bacaan, TV, rekaman video, CD-ROM dan memberi layanan seperti perpustakaan.

Kesinambungan Program WARINTEK
Agar kegiatan WARINTEK dapat berlanjut dan dapat membiayai kegiatannya secara berkesinambungan, maka dari layanan yang diberikan dapat ditarik bayaran tetapi dengan harga murah. Untuk tahap pertama, kegiatan yang dilakukan adalah:



PDII-LIPI menyerahkan ke WARINTEK CD-ROM yang memuat pangkalan data koleksi perpustakaan PDII-LIPI yaitu sekitar 200.000 cantuman yang terdiri dari laporan penelitian, makalah seminar, artikel majalah, buku, paten. Juga diserahkan terbitan PDII-LIPI seperti Fokus Informasi, Info HaKI, terbitan teknologi tepat guna, dll. Untuk mendukung pengenalan teknologi informasi untuk pelajar, juga diberikan bahan-bahan lain untuk pendidikan untuk anak-anak sekolah (seperti CD-ROM ensiklopedia, peta buta, disket untuk berhitung, memberi warna pada gambar dan pangkalan data, dan rahasia kehidupan kita dalam CD-ROM). Selain itu, juga diberikan CD-ROM lingkungan hidup koleksi dari 10 perpustakaan, pusat dokumentasi dan informasi yang berlokasi di Jakarta, dan Jawa Barat.
PDII juga mengalihkan tugas-tugasnya ke pengelola WARINTEK dalam hal memberikan layanan informasi bagi masyarakat pemakai seperti mahasiswa, pelajar, pustakawan, peneliti, UKM/IKM, dll.
Untuk meningkatkan kemampuan pengelola jasa, dan pemakai jasa diselenggarakan kegiatan pelatihan, dan seminar/workshop.
Pendanaan awal dari kegiatan ini adalah melalui Program WARINTEK IPTEKDA LIPI untuk pengadaan komputer, CD-ROM, koleksi informasi, pelatihan, dll.
Penerima program ini di daerah menyediakan fasilitas ruangan, tenaga pengelola, pengawasan, promosi kegiatan kepada pemakai dan calon pemakai.
Pendanaan selanjutnya adalah swadana dari jasa informasi yang diberikan. Diharapkan sektor swasta ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, seperti pemasok peralatan komputer, jaringan, dan perusahaan yang berminat menguji perlalatan yang dijualnya.

Lokasi WARINTEK
Persyaratan lokasi WARINTEK adalah ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dekat dengan tempat pelayanan umum, seperti: pusat layanan umum/masyarakat, perpustakaan umum atau pusat dokumentasi, sekolah-sekolah atau kursus-kursus seperti sekolah dasar, SLTP, kampus universitas dan sekolah pendidikan guru, lembaga swadaya masyarakat dan organisasi berbasis masyarakat, lingkungan usaha, pasar atau pusat kegiatan ekonomi dan dagang, kantor pemerintah, dll.

Model-model jasa WARINTEK lainnya yang mungkin bisa diberikan, disesuaikan dengan kebutuhan daerah setempat. Jasa yang dapat diberikan adalah :
Jasa telpon, faksimili, e-mail
Terjemahan ke dalam bahasa asing dan bahasa daerah
Pengetikan, pengolah kata, scanning dokumen, dan data entri
Fotokopi dan jasa perpustakaan
Mencari dan mendata alamat sumber informasi yang ada di Internet
Menyediakan informasi pasar untuk dunia usaha, seperti harga suatu produk, peluang pekerjaan, peluang usaha/dagang, periklanan
Mengadakan pelatihan untuk penulisan, membuat abstrak, dll.
Mengadakan pelatihan komputer : a.l. pelatihan akses Internet untuk perseorangan dan kelompok, pelatihan komputer untuk pemula, pelatihan dasar-dasar pemroses kata dan perangkat lunak perkantoran, pelatihan pemeliharaan perangkat keras komputer, pengelolaan jaringan komputer, pelatihan pembuatan situs web, kursus akses untuk pendidikan jarak jauh melalui Internet, radio dan televisi
pembelian dan pemesanan barang secara online (terpasang)
sebagai pusat informasi di daerah dan membentuk jaringan informasi di daerah
Tempat bertemu untuk saling bertukar ide, dan diskusi online
Memberikan jasa penerbitan
Memberikan jasa pembelian dan penjualan buku.

Untuk keberlanjutan dan saling bertukar pengalaman dan sumberdaya yang dimiliki, perlu dibentuk asosiasi WARINTEK.

WARINTEK ini mengajak berbagai institusi bergabung dan saling bekerjasama untuk membantu pemecahan masalah sosial dan teknologi yang dihadapi penduduk di pedesaan dan daerah terpencil. Setiap institusi membawa sumberdaya yang dimiliki, baik informasi maupun sumberdaya manusia dan keahliannya ke program WARINTEK.
Institusi yang dapat bergabung dalam melaksanakan program ini adalah: perpustakaan, pusat dokumentasi dan informasi, pusat pendidikan, jaringan perdagangan, organisasi telekomunikasi, lembaga swadaya masyarakat, media internasional dan regional, yayasan, sektor swasta yang berkaitan dengan komputer dan jaringan akses informasi, (termasuk satelit, pemasok sistem komunikasi tanpa kabel) dan penyedia jasa, pemasok perangkat keras dan lunak, dll.

Penutup
Luaran informasi yang terus bertambah, menuntut pengelola informasi untuk membuat kemasan informasi dan memberikan layanan informasi dengan cepat, tepat dan mudah. Untuk melaksanakan pengemasan informasi perlu didukung oleh subyek spesialis atau bekerjasama dengan tenaga ahli

Kemasan informasi yang dibuat PDII-LIPI baru dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi peneliti, dosen, mahasiswa, pelajar, dan UKM/IKM. Kemasan informasi yang dibuat belum dapat memenuhi kebutuhan informasi terutama untuk penentu kebijakan, dunia usaha dan industri.

Kemasan informasi yang dibuat harus selalu berkembang sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Dengan sendirinya pengelola informasi juga harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk mengemas informasi.

Pemasaran informasi yang dilakukan masih pada taraf tatap muka, dan web, belum dilakukan dengan menggunakan berbagai media promosi lainnya.
Salah satu tempat untuk memasarkan jasa informasi adalah melalui Program WARINTEK.

Kegiatan pengemasan informasi maupun pemasaran informasi membutuhkan anggaran yang seharusnya ditetapkan pada awal perencanaan. Anggaran ini dapat berasal dari instansi sendiri maupun dengan bekerjasama.



Daftar Referensi

Cisler, Steve
Telecenters and libraries: new technologies and new partnerships
August 4, 1998.
Sumber; http://home.inreach.com/cisder/telecenters.htm

Kasel, Amelia
How to write a marketing plan
Marketing Library Services, 13 (5) 1999 : 5 hal.

Keyes, Alison M.
Marketing the service in government library
Marketing Library Services, 13 (8) 1999 : 4 hal.

Kotler, Philip
Manajemen pemasaran. Analisis, perencanaan, impelementasi dan pengendalian. Penterjemah: Ancella Anitawan Hermawan.
Jakarta: Salemba Empat, 1995. Hal. 383-384, 772.

New strategic directions for the British Library
http://www.bl.uk

Repackaging the information. Module five: synthesis – discussion
http://www.du.edu/~miclark/tutorial/mod5_1.htm

Valls, Jacques (Valls-1)
Activities of specialized information centers: Repackaging information
Dalam : Information Services for Developing Countries. Bangkok: Asian Institute of Technology, 1983. Hal. 35-65

Value of information and information servives. Appendix C. marketing strategy
US Department of Transportation, Federal Highway Administration
http://www.fhwa.dot.gov/reports/viisc.htm

You are now entering the world of a “sovereign Infopreneur”
Sumber: http://www.uni-verse.net/Website?CREATI~1.htm














LAMPIRAN 1 : Daftar Kemasan yang diterbitkan PDII-LIPI

Literatur sekunder : Indeks Majalah Ilmiah Indonesia, Indeks Makalah, Seminar dan sejenisnya, Sari Laporan Penelitian dan Survei, Sari Tesis, , Info Kawasan, Seri Info Baru, Sumber Informasi Bioteknologi

Majalah kesiagaan Informasi : Fokus Informasi berbasis bidang ilmu


Tinjauan Literatur : Temu Lawak, Bawang Putih, Jamur, Zeolit, Bunga Potong, dll.

Terbitan berseri : Majalah BACA, INFO HaKI, INFO RISTEK

Paket Informasi Teknologi Industri

Paket Kesiagaan Teknologi Industri

Panduan Usaha : Papain, Bubuk Cabe, Tepung Ikan, Nata de Coco, Kecap Air Kelapa, Tepung Tempe, dll.

Pohon Industri : Kelapa, Kelapa Sawit, Pisang, Kedele, Saga, Singkong, Jambu Mete

Pangkalan data dalam CD-ROM : Teknologi Tepat Guna, Artikel Majalah Ilmiah dan Makalah Seminar, Abstrak Artikel Majalah Asing Bidang Biologi, Pertanian, Lingkungan, Abstrak Artikel Majalah Asing Bidang Ilmu Sosial, Abstrak Artikel Majalah Asing Bidang Ilmu Hayati, Abstrak Artikel Majalah Asing Bidang Teknologi,
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
1 Komentar untuk "PENGEMASAN DAN PEMASARAN INFORMASI : PENGALAMAN PDII-LIPI"
Anonymous
delete

Post yang panjang sobat, butuh waktu juga menganalisa lebih lanjut info pemasaran terbarunya. Terima kasih infonya sangat membantu

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top