Alhamdulillah Washolatuwassalam ‘Ala Rosulillah. Segala puji bagi Allah yang masih mempertemukan kita di bulan Sya’ban, mudah-mudahan kita diberikan kesempatan untuk bertemu kembali di bulan suci Ramadhan. Bulan tarbiyah (pembinaan) yang menjadi mesin bonus nan barokah, bulan yang paling utama, bulan pelipatganda, pencetak rekor pahala, eskalator menuju puncak taqwa dan nirwana (jannah).
Sungguh amat disayangkan bagi mereka yang tidak bahagia dengan kedatangannya. bahagia memang! Tetapi bahagia semu. Bahagia yang dihiasi baju baru, rekreasi tak menentu, takbiran di pusat perbelanjaan, dan bahagia-bahagia semu lainnya. Dan bukan itulah bahagia yang kumaksud saudaraku.
Yang berbahagia adalah mereka yang siap menyongsong perubahan, dengan memanfaatkan momentum ramadhan dengan segala suka dan dukanya. Menyiapkan sejak dini apa saja program pribadi seraya juga memancang target-target dengan jelas. Bukan malah lalai, selesai ramadhan mengaku meraih kemengan! Tapi hakikatnya rugi bahkan celaka yang menimpa. Sungguh!
“(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)… “ (QS. 2:185)
Kita kerapkali menjadikan Ramadhan sebagai bulan bermain-main, ajang hura-hura, waktu istirahat yang melenakan bahkan virus kelemahan dan kelalaian. Ramadhan diidentikan dengan kemalasan dan unproduktible (tidak produktif) sehingga tidak meninggalkan kesan bagi pelakunya. Tidak ada cerita berkesan tentang indahnya bermunajat kepada Allah, mengejar lailatul qadar, shalat malam penuh kekhusyuan, sedekah yang menggembirakan, tilawah dengan kehadiran sepen-uh jiwa. Adakah kita bisa?
Ikhwah fillah rahimakumullah, sudah saatnya kita tidak seperti itu. Ramadhan mestinya kita jadikan bulan bersusah payah dalam membina kepribadian (syakhsiyah) kita demi mencapai kesempurnaan diri. Memperbaiki apa yang belum baik. Menambah apa yang belum ada, Menghindari celaka sejauh mungkin. Jika Ramadhan tidak ada bekas dalam jiwa dan perilaku kita. Celakalah! Itu kata hadits saudaraku.
Sudahkah kita evaluasi, berapa banyak sudah kita bertilawah, berapa besar kita bersedekah, berapa kali kita tunaikan shalat malam, sudah berapa banyak jumlah hafalan alQur’an, segiat apakah puasa sunnah kita laksanakan. Renungkanlah…!
Apa yang kita inginkan dari Ramadhan? Sederhana saja rekan2ku. Bagi yang shalatnya bolong-bolong, diharapkan awal syawal nanti shalatnya senantiasa lengkap. Bagi yang tidak pernah puasa sunnah, sudah saatnya menjadi kebudayaan. Bagi yang tidak pernah bangun shubuh, diharapakan sudah terlatih untuk bangun di waktu sahur. Bagi yang tidak pernah membaca Qur’an, maka minimal tiap hari kita berinteraksi. Itulah saudaraku, Ramadhan yang berhasil, berkesan, menyenangkan, mengasyikkan, dan berkenang!
Yups. Ramadhan membawa perbaikan, membawa prestasi, mencetak generasi pekerja, menghadirkan keberuntungan di sebelas bulan lainnya.
Selanjutnya, tinggal anda yang menentukan!
By : Aczam
Home
»
Cerita-cerita
»
Fiqih Islam
»
Kebudayaan
»
Siapkan Ramadhan yang Berkesan, Ramadhan yang Penuh Kenangan!
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Siapkan Ramadhan yang Berkesan, Ramadhan yang Penuh Kenangan!"
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).