Banyak orang yang berbicara mengenai pelecehan seksual yang arti sebenarnya itu semua bentuk kegiatan seksual yang terjadi terhadap seseorang, tapi yang bersangkutan merasa tidak nyaman atas perlakuan tersebut, dalam artian berlawanan dengan kemauannya. Lebih jauh pelecehan seksual berkaitan dengan seksual abuse atau kekerasan seks yang berarti perlakuan tidak menyenangkan dan memperkosa orang lain.
1. Bentuk Pelecehan
2. Apa itu Skatologia
3. Siapa yang melakukan Skatologia ?
4. Skatologia dilakukan bertahap
5. Akibat buruk Skatologia
6. Gimana menghindarinya ?
7. Kasus
1. Bicara tentang pelecehan sexual, kegiatan ini bentuknya bisa bermacam-macam ada yang melibatkan sentuhan badan misalnya senggol-senggol, pegang-pegang tapi ada juga yang nggak melibatkan sentuhan badan, misalnya kata-kata kotor baik yang diucapkan langsung dihadapan kita maupun secara tidak langsung, misalnya lewat telepon.
2. Seperti pelecehan seksual, seksual abuse juga bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Pelecehan seksualecara langsung misalnya saja perkosaan atau sodomi, ini berarti seksual abuse itu melibatkan sentuhan badani. Seksual abuse yang nggak lansung salah satunya ialah lewat telepon, hal yang satu ini sering disebut dengan SKATOLOGIA lewat telepon. Pengertian dari skatologia telepon adalah percakapan cabul lewat telepon cabul dengan orang dewasa yang tidak menginginkannya.
3. Skatologia lewat telepon ini biasanya dilakukan oleh orang dewasa perempuan ataupun laki-laki terhadap orang yang usianya lebih muda. Remaja pelaku Skatologia telepon ini biasanya sudah mengenal calon korbannya, bukannya tidak mungkin calon korban adalah orang yang dekat dengan pelaku. Jadi si calon korbanpun tidak merasa curiga.
4. Skatologia biasanya dilakukan secara bertahap, pada mulanya pelaku berbasa-basi dengan calon korban, misalnya menanyakan kabar calon korban, aktivitas, dan lain-lain. Biasanya pelaku tidak ingin apa yang terjadi pada korban diketahui oleh oranglain, sehingga jika ada orang lain di tempat korban menerima telepon, maka pelaku akan meminta korban pindah ke ruangan lain. Setelah itu pelaku meminta korban menyediakan berbagai macam alat, misalnya ada pelaku yang meminta calon korbannya menyediakan karet gelang, lem, korek api, dan kabel tanpa diberi tahu apa kegunaan benda-benda tersebut. Selanjutnya pelaku akan meminta korban untuk melakukan apa yang ia perintahkan. Dari hal yang paling ringan sampai yang paling berat, jika korban menolak, maka pelaku akan mengancam dengan hal yang ditakuti oleh korban. Misalnya pertama-tama pelaku akan meminta korban untuk mengikat alat kelaminnya dengan karet gelang, selanjutnya memberi lem pada alat kelaminnya dan selanjutnya pelaku meminta korban untuk menyetrum alat kelaminnya. Sejak meminta korban untuk mengikat alat kelaminnya pelaku akan menanyakan apa yang dirasakan oleh korban, sambil mendengarkan suara rintihan korban. Karena lewat pengakuan mengenai rasa kesakitan yang dialami oleh korban serta rintihan suara yang ia dengar itulah pelaku mendapatkan kepuasan.
5. Perbuatan pelaku Skatologia ini dapat berakibat sangat buruk pada korban, baik fisik maupun psikis. Akibat fisik dapat berupa kerusakan alat kelamin, sedangkan psikis dapat berupa rasa takut yang sangat hebat akibat intimidasi dan peristiwa yang dialaminya juga rasa sakit karena korban melakukan hal-hal yang diperintahkan oleh pelaku.
6. Sebenarnya kejadian seperti diatas dapat dihindari dengan berbagai cara, antara lain dengan tidak melayani telepon yang tidak kita kenal, atau telepon yang tujuan pembicaraannya tidak jelas, jika si penelepon meminta kita pindag dari ruangan karena ada orang lain, jangan diikuti. jika setelah beberapa lama berbicara di telepon kita menangkap arah pembicaraannya ada yang tidak beres, lebih baik tutup telepon dan jangan menghiraukannya apabila ia menelepon lagi atau langsung bercerita kepada orang tua atau orang yang lebih dewasa tentang telepon yang ganjil itu dan meminta orang yang ada di rumah untuk menolak telepon tersebut. Misalnya dengan mengatakan bahwa kita baru saja pergi atau tidur (bohong sedikit boleh aja lah…..)
Tapi jika hal-hal tersebut sudah terlanjur terjadi, sebaiknya berbicara pada orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk membicarakan apa yang telah terjadi, lalu langsung ke Rumah Sakit atau klinik untuk memeriksakan diri akibat fisik dari kekerasan tersebut. Dan yang tidak kalah pentingnya menghubungi pusat pelayanan konseling untuk meminta bantuan dalam hal mengatasi akibat psikis seperti ketakutan yang kita rasakan.
KASUS
Pertanyaan :
Saya adalah X. Saya punya pengalaman yang menurut saya cukup mengerikan. Ceritanya, pada suatu hari saya menerima telpon dari orang tak dikenal. Walaupun kejadian ini bukan yang pertama kali, tapi kejadian ini cukup menakutkan, karna si penelpon ternyata berbicara yang berbau porno. Dan sepertinya dia berbicara dengan suara yang mendesah, seolah-olah dia sedang beronani. Malah dalam percakapan berikutnya, dia terkesan mengajak saya ikut bergabung (ikut beronani bersama dia). Yang ingin saya tanyakan, bagaimana saya harus menyikapi penelpon seperti itu???.
Jawaban :
Orang yang menelpon kamu itu, kemungkinan besar memiliki kelainan dalam prilaku seksual. Maksudnya, dia mendapat kepuasan seksual, justru dengan berbicara cabul dengan orang lain di telpon. Dalam hal ini, CMM menyarankan bila lain kali kamu mengalami hal yang sama, sebaiknya kamu tidak menanggapi atau melayani. Dan sebaiknya pula, kamu langsung memutus pembicaraan itu, sehingga dia tidak berkesempatan untuk mengganggu kamu lagi. Semoga kamu puas dengan saran dari CMM.
[http://www.diffy.com/cmm/artikel_skatologia.html]
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
1 Komentar untuk "SKATOLOGIA TELEPON ???? APAAN SIH ????!"
Bicara tentang pelecehan sexual, kegiatan ini bentuknya bisa bermacam-macam ada yang melibatkan sentuhan badan misalnya senggol-senggol, pegang-pegang tapi ada juga yang nggak melibatkan sentuhan badan, misalnya kata-kata kotor baik yang diucapkan langsung dihadapan kita maupun secara tidak langsung, misalnya lewat telepon.
ohh jadi gitu ya,,,
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).