Rasululloh Shallaallohu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقّهْهُ فِى الدّيْنِ
"Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan, maka difaqihkan (diberi pendalaman) ia tentang ilmu agama."
[HR Bukhari, Muslim: 3/175]
Hadist yang mulia ini pasti sudah tidak asing lagi bagi kita, Alhamdulillah! Tapi jika ada beberapa dari pembaca budiman yang baru kali ini melihat, mendengar, atau membaca hadist ini maka patutlah bersedih wahai saudaraku karena hadist ini memiliki faedah yang besar dalam kehidupan beragama kita.
Meski kita bukan orang yang yang pandai-pandai benar dalam ilmu agama tapi setelah membaca hadist di atas, kita patut untuk berpikir sejenak.
Jangan katakan kalau anda tidak bisa memahami makna yang tersirat dari hadist tersebut jika anda adalah seorang yang intelek atau berIQ tinggi karena memahami hadist di atas tidak sesulit memahami logika dan pemrogaraman.
Sangat jelas sekali kabar dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pada kita,
“Barang siapa yang dikehendaki Alloh kebaikan, maka difaqihkan (diberi pendalaman) ia tentang ilmu agama”
Ya, orang-orang yang dikehendaki kebaikan oleh Alloh akan dimudahkan untuk memahami dan mendalami ilmu agama ini.
Para ulama ataupun para penuntut ilmu yang begitu semangat dan begitu mudah mempelajari ilmu agama dan mengamalkannya tanpa ada rasa berat sama sekali untuk menerima dengan penuh ketundukan segala hukum Alloh dan Rasulnya maka merekalah orang-orang yang dikehendaki kebaikan oleh Alloh Subhaanahu Wa Ta’ala.
Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita!!!!!!!!!
Kalau kita merasa berat mempelajari ilmu agama atau selalu mengulur-ulur waktu untuk mempelajari ilmu agama atau sudah mengetahui dan paham dengan hukum Alloh dan Rasulnya tapi masih enggan untuk melaksanakannya dengan berbagai alasan klasik yang sama sekali tidak pantas diucapkan oleh seorang hamba terhadap hukum Tuhannya maka kita patut menangis dan memohon ampun kepada Alloh karena sebenarnya kita masih belum dikehendaki baik oleh Alloh ‘Azza Wa Jalla.
Ingat!!!!!!!
Kebaikan menurut Alloh dan Rasulnya adalah kesesuaian antara amal ibadah yang dilakukan oleh seorang hamba dengan syari’atNya.
Segala amal ibadah seorang hamba, jika ingin dicatat baik oleh malaikat Raqib, maka haruslah sesuai syari’at.
Telah dijelaskan oleh para ulama bahwa syarat diterimanya amal sebagai amal yang baik hanya ada 2, yaitu:
1. Ikhlas
melakukan suatu amalan dengan niat hanya karena mengharap ridho ilahi.
2. Ittiba’
mengikuti sunnah Rasulullah atau amalan tersebut pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan para Shahabat beliau Radhiyallahu ‘Anhum.
Jadi jelaslah bagi kita bahwa kebaikan menurut Allah dan Rasulnya adalah yang sesuai dengan syari’atNya, bukan baik menurut pandangan, pendapat, maupun hawa nafsu kebanyakan manusia.
Banyak orang yang sudah mampu melaksanakan syarat yang pertama , tapi hanya sedikit orang yang ikhlas sekaligus ittiba’ kepada Rasul dalam beramal ibadah.
Sesungguhnya orang-orang yang ikhlas sekaligus ittiba’ kepada Rasul itulah yang dikehendaki oleh Alloh kebaikan.
Mengapa demikian?
Sebagaimana firman Allah Subhaanahu Wa Ta’ala:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌرَّخِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku. Niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[QS Ali Imran(3): 31]
dan Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa beramal dengan amalan selain dari perintah kami, maka tertolak”
[HR Muslim]
Untuk bisa ittiba’ dalam beramal ibadah, seorang hamba harus memahami ilmunya.
Ibadah tidak asal ibadah, berbuat baik tidak asal berbuat baik, tapi harus dicari dan dipahami betul dalil-dalil yang mensyari’atkannya.
Jangan sampai kita capek-capek beribadah, ternyata ibadah kita tidak ada apa-apanya dihadapan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala lantaran amal ibadah yang kita lakukan tidak ada syaria’tnya dari Alloh maupun RasulNya.
Oleh karena itu, agar kita mengetahui apakah amal ibadah yang kita kerjakan sesuai syari’at atau tidak, ittiba’ kepada rasul atau tidak, maka kita perlu mempelajari ilmunya yaitu ilmu agama.
Sehingga Nabi mewajibkan kepada setiap muslim untuk mempelajari ilmu agama ini:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلّ مُسْلِمٍ
"Menuntut ilmu(agama) wajib atas setiap muslim."
[HR Ibnu Majah: 1/224; sanadnya hasan]
Nah, jadi jelaslah bagi kita sekarang, bahwa orang-orang yang dikehendaki oleh Alloh kebaikan adalah orang-orang yang diberi semangat dan kemudahan serta ketundukan hati dalam mempelajari ilmu agama. Selanjutnya dari ilmu agama itulah mereka tahu mana amal ibadah yang sesuai syari’at dan mana yang tidak. Mereka adalah orang-orang yang cerdas, yang tidak sembarangan dalam beribadah, karena ibadah yang tidak ada syari’atnya hukumnya tertolak malah menjadi haram, nah loh! niatnya beribadah malah dapat dosa yang berarti sudah nggak dikehendaki kebaikan lagi oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Na’udzubillah min dzalik.
Duhai pembaca yang budiman,
Belum terlambat bagi kita untuk berlomba-lomba dalam menuntut ilmu agama dan mengamalkannya jika kita ingin dikehendaki baik oleh Alloh Subhaanahu Wa Ta’alaa karena balasan bagi orang-orang yang dikehendaki kebaikan oleh Alloh Subhaanahu Wa Ta’alaa pastilah syurga. Jangan terkecoh dengan kebaikan menurut pandangan, pendapat, atau hawa nafsu kebanyakan manusia yang tak berilmu meski kelihatan baik sebelum mengetahui dalil-dalil syar’i yang membenarkannya. Wallahu A’lam bish Shawab.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Yang Dikehendaki Kebaikan Oleh Alloh"
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).