Colors: Hombreng

Oleh: Andrias Harefa*


"Homoseksual itu apa sih, ayah?"

"Salah satu cara menyebut kelompok orang tertentu, anakku."

"Maksud ayah?"

"Iya. Homoseksual itu menunjuk pada orang tertentu yang melakukan hubungan seks dengan lawan yang sejenis. Kalau hubungan seksual dilakukan berlainan jenis kelamin, namanya heteroseksual."

"Kalau lesbian?"

"Sama saja. Hanya lesbian biasanya digunakan kalau jenisnya sama-sama perempuan. Kalau anta sesama laki-laki biasa juga disebut gay atau dalam bahasa gaul tertentu disebut hombreng."

"Kalau biseksual apa?"

"Itu menunjuk pada orang yang melakukan hubungan seksual dengan orang sejenis maupun yang berlawanan jenis kelaminnya."

"Mengapa kalau di KTP yang ada cuma jenis kelamin laki-laki dan perempuan, ayah?"

"Kenapa sih kamu tanya-tanya?"

"Soalnya di sekolah ada anak yang dibilangin homo."

***
Manusia adalah mahluk yang dicipta oleh Pencipta. Dan ia dicipta sebagai mahluk seksual. Dan sebagai mahluk seksual Dr. Merville Vincent dari Departemen Psikiatri Sekolah Kedokteran Harvard (1972) mengingatkan bahwa: "Saya duga bahwa di mata Tuhan semua kita adalah penyeleweng seksual. Saya ragukan apakah ada satu orang pun yang tidak pernah menaruh pikiran dalam hatinya, yang menyimpang dari sesksualitas yang ideal dan sempurna seperti yang dikehendaki oleh Allah."

Jadi, kalau bicara tentang penyimpangan seksual, sesungguhnya tidak seorang pun, termasuk pakar seks yang suka menceramahi orang banyak, yang superior dan suci 100 persen.

***

"Dosakah orang menjadi homoseksual itu, Ibu."

"Tentu dosa, anakku. Namun orang yang sombong dan munafik lebih dikecam dan dosanya mungkin lebih berat. Perilaku dan praktek homoseksual jelas merupakan suatu dosa, paling tidak kalau kita mengingat bahwa Tuhan menciptakan manusia itu laki-laki dan perempuan. Bukan laki-laki dan laki-laki, bukan pula perempuan dengan perempuan."

"Kalau itu dosa, mengapa mereka tidak dihukum penjara saja?"

"Karena dosa bukan tindak pidana, anakku."

"Maksud Ibu?

"Orang berdosa akan di hukum Tuhan. Namun orang berdosa tidak bisa dihukum oleh orang berdosa lainnya, karena mereka juga berdosa. Jadi dosa itu urusan orang dengan Tuhan. Kalau mencuri atau membunuh, orang dapat dihukum. Sebab mencuri, membunuh, juga memperkosa dan tindak kejahatan (pidana) lainnya berada dalam kewenangan hukum negara. Negara membuat hukum agar ada ketertiban dan keteraturan dalam hidup bersama."

"Beda memperkosa dengan berzinah apa sih, Bu?"

"Memperkosa itu berarti ada unsur paksaan. Kalau berzinah bisa saja karena suka sama suka."

"Jadi kalau berzinah tidak dihukum?"

"Belum tentu. Zinah di beberapa negara pasti dihukum. Namun memang ada juga negara yang menganggap perbuatan zinah itu tidak perlu dihukum sampai ke penjara. Ia hanya dikecam sebagai perbuatan yang melanggar kesusilaan. Hukumannya bersifat moral dan sosial. Misalnya, pelaku zinah di asingkan dan dikucilkan dari pergaulan. Jadi hubungan seksual diluar pernikahan, sekalipun atas dasar suka sama suka, tetap saja merupakan perbuatan yang tercela."

***
Perilaku homoseksual memang harus ditentang. Namun orang yang "terjebak" menjadi homoseksual lebih memerlukan kasih, bantuan, dan doa dari orang-orang beriman dari lingkungannya. Meski sulit dan sebagian dianggap tak tersembuhkan, orang beriman sejati yang mendapatkan dirinya memiliki kelainan sesksual semacam itu (gay, lesbian) perlu belajar menaruh percaya bahwa keajaiban masih dapat diharapkan.

Atas dasar inilah lingkungan, entah itu keluarga atau teman bergaul, perlu membantu mencarikan jalan keluar sambil terus berharap dan berdoa agar Tuhan memberikan kemurahan-Nya.

*) Andrias Harefa, bekerja sebagai knowledge entrepreneur, learning partner, motivational speaker, dan penulis beberapa buku best-seller terbitan Gramedia Pustaka Utama dan Penerbit KOMPAS. Beralamat di www.pembelajar.com

[http://www.pembelajar.com/color/]