Engkau terlena dalam pelukan dingin malam
(Ebiet G Ade, ''Mimpi di Parangtritis")
''97,05% mahasiswi di Yogyakarta sudah kehilangan virginitas saat kuliah!'' Begitu bunyi kesimpulan hasil penelitian Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH), Yogyakarta. Dalam jumpa pers awal Agustus lalu, LSCK PUSBIH membeberkan temuannya selama 3 tahun terakhir (dari 16 Juli 1999 hingga 16 Juli 2002) tentang perilaku seksual mahasiswi berusia 17-23 tahun di Kota Pelajar.
Penelitian melibatkan 2000 responden dari 16 perguruan tinggi di seantero Yogyakarta. Dari angka tersebut, responden yang datanya dinilai valid berjumlah 1.660 orang atau sekitar 83%. Hasilnya?
Hampir semua responden mengaku pernah melakukan kegiatan seks, baik yang self service (masturbasi) maupun berpartner. Yang berpartner itu, ketika hamil, nyaris semuanya menjalani aborsi berbahaya dan berisiko tinggi. Salah satu caranya, dengan menelan obat flu dan ragi dalam jumlah besar.
Perzinaan itu, semua dilakukan dengan suka sama suka. Rata-rata mereka sudah pernah melakukan aktivitas seksual sejak ''pendahuluan'' hingga tingkat petting, oral seks dan bahkan anal seks. Sebanyak 25% responden (415 orang) di antaranya bahkan sudah melakukannya dengan lebih dari satu partner.
Hanya 46 orang (2,77%) yang mengaku belum pernah melakukan kegiatan seks berpartner melebihi petting sex. Lalu, hanya 3 orang (0,18%) responden yang mengaku sama sekali belum pernah melakukan kegiatan seks, termasuk masturbasi. Dengan demikian, responden yang terhitung belum pernah melakukan kegiatan seks berpartner hingga sexintercourse hanya 2,95% saja. Berarti, 97,05% responden pernah melakukan kegiatan pranikah, atau sudah kehilangan kegadisannya saat masih kuliah.
Lebih detil lagi, untuk menghindari kehamilan, pelaku seks bebas sebanyak 73% menggunakan metode coitus interupt (senggama terputus, atau azl). Selebihnya menggunakan alat kontrasepsi yang dijual bebas untuk segala umur. Di mana mereka mengumbar hawa nafsunya?
Sebanyak 63% responden berzina di kos-kosan partner seks prianya. Sedang 14% lainnya mengaku melakukannya di kos-kosan atau kontrakan yang disewanya sendiri. Lalu, 21% mencari aman dengan melakukan kegiatan di hotel kelas melati. Ada juga, sebanyak 2% responden, yang ngeseks di tempat-tempat wisata terbuka. ''Telaga cinta'' misalnya -- danau yang dikelilingi pepohonan rimbun di Kampus Bulaksumur -- terkenal sebagai ajang pacaran dan seks bebas.
Penelitian juga menegaskan adanya budaya kumpul kebo yang diungkap pertama kali oleh hasil penelitian kelompok Dasakung dulu. Dari 1660 responden, 23 (1,386%) orang di antaranya mengaku telah kumpul kebo atau tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan selama lebih dari 2 tahun. Ternyata, 5 orang (0,3%) di antaranya mengaku kegiatan itu seizin orangtua mahasiswi. Bahkan 2 orang (0,12%) di antaranya tinggal seatap dengan orangtua salah satu pihak yang membiarkan kegiatan seksualnya. Darimana mereka membiayai kegiatan seksualnya?
Agaknya, mereka semata menggantungkan biaya dari orangtua atau keluarganya serta pasangannya. Sebab, 1.417 responden (85,36%) mengakui tidak punya aktivitas lain selain kuliah.
Yang menyedihkan, sebanyak 98 responden (5,90%) mengaku pernah melakukan aborsi. Malah, 23 responden (1,38%) dari 98 responden itu mengaku pernah melakukan aborsi lebih dari sekali, dan 12 responden (0,72%) lebih dari dua kali.
LSCK PUSBIH mengaku penelitian itu berangkat dari keresahan mereka terhadap fernomena Yogyakarta Blues. Di antaranya, maraknya aksi seks di kost-kostan yang hampir merata di seluruh wilayah pemukiman mahasiswa yang ada di Jogjakarta.
''Pada paruh tahun 1999, kami membaca di salah satu surat kabar bahwa hampir 50% mahasiswa di Yogyakarta pernah melakukan kegiatan sexintercourse. Statemen ini tentunya ibarat gunung es karena ternyata kalau kita lihat terus ke belakang, ternyata angka peningkatannya bukan lagi deret hitung tapi deret kali. Dan data-data ini signifikan,'' tulis LSCK PUSBIH dalam laporannya.
Salah satu penyebab fenomena di atas adalah pesatnya penetrasi pornografi melalui jaringan penyewaan VCD porno (model semi-triple), buku dan majalah porno lokal maupun impor dan lain-lain. Dugaan ini diindikasikan hasil penelitian, bahwa responden yang sama sekali belum pernah melakukan kegiatan seks mengaku sama sekali belum pernah mengakses tontonan maupun bacaan erotis.
LSCK PUSBIH juga mengikuti peningkatan jumlah aborsi, khususnya di Jawa Tengah, dalam tiga tahun terakhir yang dilakukan kelompok usia sasaran penelitian. Juga meningkatnya kegiatan prostitusi di kalngan mahasiswi-mahasiswi, baik yang bersifat sosial maupun komersial.
Mereka pun gelisah dengan meningkatnya peredaran narkoba sebagai fasilitas pendukung untuk dapat menikmati seks lebih maksimal dan kumpul kebo.
Menurut jajak pendapat detik.com per Jumat, 2 Agustus 2002, pukul 09:43 WIB, 2601 dari 4095 netter (64 %) mempercayai hasil penelitian itu. Yang tidak percaya sebanyak 1239 (30 %). Sisanya mengaku tidak tahu (6). Tiap pemberi suara hanya bisa melakukan satu kali pilihan dari satu komputer.
Meski demikian, ketua LSCK PUSBIH Iip Wijayanto mengatakan, ''Hasil penelitian ini hanyalah potret kecil dan tidak usah terlalu dibesar-besarkan. Toh penelitian ini tidak untuk generalisasi, melainkan temuan kasus.'' Cuma, sekecil apapun jumlah temuan itu, harus disikapi dengan tenang dan motivasi kuat untuk membebaskan ummat dari penyakit-penyakit massal yang mulai menjangkiti masyarakat, seperti narkoba, kumpul kebo dan lainnya.
Iip berharap, setelah peneliti mengungkapkan fakta, pemerintah menyambutnya dengan regulasi dan masyarakat memperkuat tekad untuk mengubah konstruksi sosial yang mulai mengalami perubahan nilai. Sekaligus, memperkuat ketahanan keluarga dengan iman dan kontrol baik demi orangtua maupun masyarakat.
Sebagai solusinya, LSCK PUSBIH mengajukan sejumlah hal. Pertama, harus sesegera mungkin dibuat Perda tentang pengelolaan pemukiman komersial. Kedua, tandar paradigmatik usia menikah harus mulai diturunkan untuk mengantisipasi kegiatan seks di luar nikah. Peraturan yang melarang seorang pelajar menikah harus direvisi. Peraturan, persyaratan dan biaya pernikahan yang ditetapkan oleh pemerintah harus diturunkan.
Lebih dari itu, Departemen Agama harus mengkaji untuk menginstitusikan lembaga pernikahan siri (pernikahan informal) yang sah secara agama. [nurbowo]
Degradasi Nilai, Fenomena Umum?
Hasil penelitian LSCK PUSBIH, sedikit banyak menunjukkan adanya pergeseran nilai di kalangan mahasiswi Yogyakarta. Yakni persepsi terhadap seks dari sesuatu yang sakral menjadi profan. Dengan kata lain itu merupakan sekularisasi pemahaman seksual.
Namun, barangkali fenomena tersebut tak hanya di Yogyakarta. Meskipun tidak bisa menjadi faktor generalisasi, hasil polling sejumlah situs untuk kawula muda menunjukkan fenomena pergeseran nilai yang paralel dengan hasil penelitian LSCK PUSBIH. Mulai soal kontes ayu-ayuan (yang menitik beratkan pada penilaian fisik wanita itu), bentuk pakaian, hubungan seks, hingga mengatasi kehamilan di luar pernikahan.
Berikut di antaranya.
Setujukah Putri Indonesia Ikut Pemilihan Miss Universe?
(Wanita Destinasi, 6/8/2002)
Setuju 64.2% 7359
Tak setuju 18.8% 2157
Belum waktunya 16.9% 1946
Total Vote 11462
Jenis pakaian yang disukai wanita?
(Lycos Asia, 2/8/2002)
Seksi 68 (38%)
Rapi dan feminim 62 (34%)
Jeans 17 ( 9%)
Rapi dan tertutup (celana panjang) 26 (14%)
Yang lain 8 ( 4%)
Total 181 responden
Ada pendapat bahwa hubungan seksual tidak perlu dikaitkan dengan cinta, tanggungjawab, apalagi pernikahan. Asalkan sama-sama menginginkan boleh saja dilakukan. Pendapat Anda?
(Drawclinic.com, 6/8/2002).
Setuju 109 (38.7%)
Tidak Setuju 173 (61.3%)
Total Pemilih 282 orang
Habis Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), ngapain?
(Centra Mitra Muda, 6/8/2002; Responden 100 Netters).
1. Biasanya yang punya andil besar sampe terjadi KTD siapa sih?
a. Cowo = 16,5 %
b. Cewe = 5,3 %
c. Berdua donk. Itukan hasil karya berdua = 78,2 %
2. Kira-kira apa yang mendorong terjadinya KTD? :
a. Cowoknya jago nge-gombal = 6 %
b. Ceweknya yang gatel = 5,3 %
c. Sama-sama nggak kuat iman = 88,7 %
3. Kalau udah terlanjur KTD, sebaiknya diapain?
a. Dikawinin langsung = 75,2 %
b. Aborsi aja = 6,8 %
c. Ceweknya diungsiin dulu = 18 %
4. Kalau si cewek masih sekolah gimana?
a. Berhenti aja = 22,6 %
b. Cuti dulu, kalo udah lahir, sekolah lagi = 51 %
c. Sekolah terus aja = 26,4 %
5. Sebaiknya yang bisa berperan banyak untuk mencegah KTD?
a. Orangtua dan guru = 3 %
b. Kita sendiri lah = 45,9 %
c. Semua pihak = 51,1 %
Kegelisahan Sang Da'i Muda
“Saya dai. Saya harus menjawab apa kepada Allah jika melihat realita yang seperti ini tanpa bisa berbuat apa-apa''
(Iip Wijayanto, ketua LSCK PUSBIH)
Sejak LSCK PUSBIH mengumumkan hasil penelitiannya yang cukup menyentak, nama Iip Wijayanto menjadi sorotan media massa. Maklumlah, dia ketua LSCK PUSBIH.
Pria kelahiran Bengkulu, 16 Februari 1979, ini pernah selama tujuh tahun belajar di pondok pesantren tradisional di Bengkulu. ''Selama tiga tahun saya menjadi lurah santri,” ungkap Iip Wijayanto, seperti dikutip Kedaulatan Rakyat (20/8).
Selepas dari SLTP di Bengkulu, ia merantau ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan di SLTA dan perguruan tinggi. Sejak itu pula, Iip aktif berdakwah.
Tak hanya lewat ceramah, Iip pun berdakwah lewat buku. Dai muda ini sudah menulis sejumlah buku keislaman, antara lain berjudul Merekonstruksi Paradigma Ummat Islam (1998), Kepemimpinan Islam (1999), Dengan Cinta Aku Hidup Abadi (2000), Dengan Cinta Menuju Samudera Allah (2000), Kumpulan Tanya Jawab Tasawuf (2001), Menuju Revolusi yang Qurani (2002), dan Sebuah Penawar untuk Hati yang Terluka (2002).
Selain itu, Iip pernah mengasuh rubrik Tasawuf di salah satu koran lokal di Yogya. Dan sampai saat ini, masih menjadi nara sumber rubrik Konsultasi Agama Islam di acara Lentera Rohani di Radio Unisi FM, Yogya.
Menanggapi heboh terhadap hasil penelitian lembaganya, Iip mengatakan, ''Hasil penelitian ini hanyalah potret kecil, dan tidak usah terlalu dibesar-besarkan. Toh penelitian ini tidak untuk generalisasi, melainkan temuan kasus. Tapi, sekecil apapun jumlah temuan itu harus disikapi dengan tenang dan motivasi kuat untuk membebaskan ummat dari penyakit-penyakit massal yang mulai menjangkiti masyarakat, seperti narkoba, kumpul kebo dan lainnya.''
Ia menambahkan, tidak ada latar belakang politis dari penelitian itu. ''Niat saya tulus mencegah orang dari hal yang mungkar,” katanya.
Jika penelitiannya dianggap kurang valid atau dengan metodologi yang lemah, Iip Wijayanto mengharapkan ada penelitian tandingan. Karena dengan penelitian lanjutan, akan teruji mana penelitian yang akurat sesuai kaidah akademik dan mana penelitian yang asal-asalan.
“Saya menginginkan ada penelitian tandingan, bukan mengadukan ke polisi. Kalau sedikit-sedikit diadukan ke polisi, nanti peneliti muda akan takut meneliti hal yang sensitif. Padahal, fenomena yang diteliti itu ada di sekitar kita dan bisa meracuni kita,” lanjut Iip Wijayanto.
Ia mengungkapkan, ide penelitian bermula dari kegetiran dan kepahitannya melihat fenomena seks yang berkembang di sekitar lingkungannya. “Saya dai, saya harus menjawab apa kepada Allah jika melihat realita yang seperti ini tanpa bisa berbuat apa-apa. Sebagai peneliti saya hanyalah makhluk tanpa motivasi selain menyuarakan kebenaran,” katanya.
Sang da'i menegaskan, seks pra-nikah itu bentuk kemunkaran. Karena itu, ''Orang harus dicegah agar tidak melakukannya.'' Ia berharap, setelah peneliti mengungkapkan fakta, pemerintah menyambutnya dengan regulasi dan masyarakat memperkuat tekad untuk mengubah kondisi sosial yang mulai terjangkit degradasi nilai. Sekaligus, memperkuat ketahanan keluarga dengan iman dan kontrol baik demi orangtua maupun masyarakat.
Sejauh manapun menyeruaknya pro-kontra atas hasil penelitian lembaganya, tak bakal mengendorkan Iip untuk terus melakukan kampanye anti-free sex.
“Saya akan keliling Indonesia untuk melakukan kampanye anti-free sex,” tegasnya. Selamat berjuang, Iip. [nurbowo]
Portal Pencegah Zina
Digambarkan dalam Al Quran, ketika majikan putrinya merayu dia, sesungguhnya Nabi Yusuf pun sudah tertarik untuk menerima ajakannya. Bagaimanapun, beliau tetaplah seorang manusia yang memiliki gharizah nau' (naluri seksual atau instinc of race). Namun, karena teguh iman, Yusuf luput dari dosa besar itu, meski ia kemudian harus dipenjara karena fitnah si majikan.
Bayangkan, Nabi saja bisa tergoda untuk nyaris berzina. Bagaimana pula dengan manusia biasa. Apalagi, di jaman ini pintu menuju perzinaan kian terbuka lebar. Berbagai stimulus membombardir manusia setiap detik, sehingga naluri seksual dipacu untuk selalu menuntut pemuasan.
Karena itulah, banyak ayat Quran dan Hadits yang memberi tuntunan untuk menwcegah terjadinya zina, bahkan sejak menjaga pandangan pertama. Allah swt telah mewanti-wanti ummat Islam agar tidak terjebak zina yang terkutuk, sebagaimana diserukan dalam beberapa firman berikut:
1. “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela”. (QS Al Mukminun 5-6)
2. “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (yaitu jilbab sebagaimana yang dimaksud dalam QS. Al Ahzab/33: 59) dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putera-putera mereka atau putera-putera suami mereka atau saudara-saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara laki-laki mereka atau putera-putera saudara perempuan mereka atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nur 30-31)
3. “Janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk” (QS Al Isra 32).
Banyak pula hadits Nabi saw yang memperingatkan kaum muslimin agar menjauhi perbuatan zina tersebut, misalnya:
a. Dari Jabir ra, “Rasulullah saw bersabda: ‘Janganlah kalian memasuki rumah wanita-wanita yang tidak ada suaminya, karena sesungguhnya setan berjalan pada diri seseorang di antara kalian pada jalannya darah. Kami bertanya: ‘Dan juga engkau?’ Sabdanya: ‘Ya juga saya, akan tetapi Allah menolong aku atas setan itu maka Allah selamatkan aku’.” (HR. Ahmad dan Attirmidzi).
b. Dari Jabir ra, Rasul berkata, “Ingatlah! janganlah seorang laki-laki menginap di sisi seorang wanita dalam satu rumah, kecuali dia menikahinya atau dia mahramnya.” (HR. Muslim).
c. Dari Ibnu Umar ra, “Rasulullah saw bersabda: ‘Janganlah seorang laki-laki memasuki rumah wanita yang suaminya tidak ada sesudah hariku ini, kecuali bersamanya seorang laki-laki atau dua orang laki-laki.” (HR. Ahmad dan Muslim).
d. Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw berpesan, “Tidak halal bagi seorang lelaki yang beriman kepada Allah dan hari kiamat berdua-duaan dengan wanita yang bukan mahramnya, kecuali bersamanya ada mahramnya.” (HR. At-Thabrani dan Al Baihaqi).
e. Dari Abu Umamah ra, Rasulullah saw berkata, “Berhati-hatilah kalian terhadap bersepi-sepian dengan wanita. Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya, tidak ada seorang laki-laki yang bersepi-sepi dengan wanita, kecuali setan masuk di antara keduanya. Niscaya seorang laki-laki berdesak-desakan dengan babi-babi yang bergelimang dengan lumpur atau tanah kotor itu lebih baik baginya daripada ia berdesak-desakan (yaitu) pundaknya bertemu dengan pundak wanita yang tidak halal baginya.” (HR. At-Thabrani dalam Syu’abil Iman).
f. Dari Ibnu Abbas ra, “Rasulullah saw bersabda: ‘Janganlah seorang lelaki mendatangi seorang wanita, dan janganlah dia bepergian dengannya, kecuali bersamanya ada mahramnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
g. Dari Ma’qil, Rasulullah saw bersabda, “Niscaya (jika) di kepala seorang laki-laki disisir dengan sisir dari besi sampai kelihatan tulangnya, itu lebih baik daripada wanita yang bukan mahramnya menyentuhnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
h. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw berkata, “Bagi setiap anak Adam ada bagiannya dari zina. Maka zinanya kedua matanya adalah memandang, zinanya lidah adalah membicarakan, zinanya kedua telingan adalah mendengar, kedua tangan zinanya adalah memegang, kedua kaki zinanya adalah berjalan dan mulut zinanya adalah mencium.” (HR. Abu Dawud).
i. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw berpesan, “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menulis atas anak Adam bagiannya dari zina, dia akan menjumpainya tidak ada tempat. Maka zinanya mata adalah memandang, zinanya lidah adalah membicarakannya, zinanya jiwa adalah berangan-angan dan bersyahwat, sedangkan farji dialah yang membenarkan zina itu atau yang menolaknya.” (HR. Al Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
j. Dari Jabir ra, Rasulullah saw berkata, “Apabila seseorang di antara kalian melihat wanita yang menyenangkannya, maka hendaklah dia kembali pulang menemui istrinya…”. (HR. Ibnu Hibban).
k. Dari Abu Sa’ied, Rasulullah saw berkaa, “Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lainnya, jangan pula seorang wanita melihat aurat wanita lainnya, dan janganlah seorang laki-laki tidur satu selimut dengan sesama laki-laki, jangan pula wanita tidur satu selimut dengan wanita lainnya.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Attirmidzi).
l. Dari Buraidah ra, Rasulullah saw mengatakan kepada Ali ra: “Wahai Ali, jangan kau ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya, maka sesungguhnya bagimu pandangan yang pertama dan tidak boleh bagimu pandangan yang kedua.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Attirmidzi dan Al Hakim).
m. Dari Jabir ra, Rasulullah saw berkata, “Sesungguhnya seorang wanita dipandang dari depan (terlihat) dalam bentuk setan, dilihat dari belakang pun dalam bentuk setan, maka apabila seseorang di antara kalian melihat seorang wanita yang menarik hatinya, hendaklah dia mendatangi istrinya, maka akan dapat menolak apa yang ada di dalam jiwanya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
n. Dari Uqbah bin Amir, Rasulullah saw berkata, “Waspadalah kalian masuk di kalangan wanita.” (HR. Ahmad, Al Bukhari dan Muslim dan An-Nasai).
o. Dari Sa’d bin Mas’ud, Rasulullah saw berkata, “Waspadalah kalian masuk ke kalangan wanita, karena sesungguhnya tidak ada seorang laki-laki yang bersunyi-sunyi (khalwat) dengan seorang wanita yang tidak ada mahramnya, melainkan dia akan bernafsu terhadapnya.” (HR. Al Hakim dalam Kitab Asrarul Hajj).
p. Dari Ali, “Memandang wanita yang cantik adalah satu anak panah dari anak-anak panah iblis yang beracun, maka barangsiapa yang dapat memalingkan pandangan matanya darinya, maka Allah memberikan padanya ibadah yang manis rasanya.” (HR. Al Hakim).
q. Dari Abu Musa ra, Rasulullah saw berkata, “Tidak ada seorang wanita yang tidur bersama seorang wanita lainnya kecuali ia berzina, tidak ada laki-laki yang tidur bersama dengan laki-laki lain kecuali keduanya berzina.” (HR. Atthabrani dalam Al Kabir).
r. Dari Jabir ra, Rasulullah saw berpesan, “Janganlah seorang laki-laki tidur bersama dalam satu kain dan jangan pula wanita tidur bersama dalam satu kain pula.” (HR. Ahmad dan Sa’ied bin Manshur dalam sunannya).
s. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw berpesan, “Seorang lelaki jangan tidur bersama laki-laki lain, kecuali bapak dan anaknya.” (HR. Al Hakim dalam Attarikh).
1 Komentar untuk "Tragedi Yogya Blues"
www.blognyaandry.blogspot.com
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).