Yudhi'm Blog

Blog yang berisi berbagai macam tulisan & tutorial umum. Enjoy the blog here!!!

Banner Iklan1

Banner Iklan1
Sudahkah keluarga Anda terlindungi?

Banner Iklan

Banner Iklan
970x90

Ruben ONsu dan Ivan GUnawan Yang Menuai Protes KEras....




sumber : HIMtv

Pekan lalu beberapa tayangan “super” di Indosiar yang menampilkan duet Ruben Onsu dan Ivan Gunawan mendapat peringatan dari KPI. Untuk soal celetukan spontan mereka berdua yang dianggap terlalu kasar mungkin sebagian dari kita sebagai pemirsa bisa mengerti, tetapi alasan bisa mengganggu sebagian umat muslim dalam menjalankan ibadah magrib menjadi perdebatan menarik di banyak milis karena dianggap terlalu mengada-ada. Dan lagi mengapa program tayangan lain di jam yang sama tidak mendapatkan teguran serupa, entah itu program sinetron, berita, kartun, feature, komedi, dan sebagainya ? Kalau memang ibadah dianggap sebagai kewajiban, mestinya rintangan apapun bukan masalah, apalagi kalau “penghalangnya” cuma sebuah tayangan tv.

Tulisan tentang beberapa tayangan di jam 6 petang ini sebenarnya pernah penulis angkat ketika mengupas soal serial “Heroes” di TransTV beberapa bulan lalu. Dan kini penulis tertarik untuk menyoroti tentang rangkaian program komedi klasik yang ditawarkan oleh ANTV selama 2 jam dari pukul 18.00-20.00 wib. Dibilang “klasik” karena sebenarnya program tersebut pernah tayang di stasiun tv lain. Spontan misalnya pernah jadi program andalan SCTV, untuk ukuran sekarang mungkin idenya tak jauh beda program “Jail” yang sedang tayang di TransTV. Nach, untuk “Tangkap” dan “Bu-gil” juga pernah sempat menjadi buah bibir saat tayang di TransTV. Sedangkan “Kena dech” sebelumnya pernah mengisi layar kaca TV-7 ( sekarang Trans7 ).

Mengapa komedi ? Kalau boleh penulis berasumsi, di jagat broadcast tv kita ada 2 aliran besar acara “lawakan”, yang pertama menggunakan skenario ( contoh : ExtraVaganza ), yang kedua memakai improvisasi ( contoh : Srimulat ). Untuk Spontan, Bu-gil, dan Kena dech memakai gagasan membangun kelucuan lewat mengharapkan reaksi yang tak bisa diduga, setidaknya konsep ini juga muncul dalam “Akhirnya datang juga” TransTV. Sedangkan untuk “Tangkap”, dari segi ide sebenarnya sudah bagus yakni menangkap ironi humor dibalik kejadian2 kriminal di sekitar kita namun sayangnya secara eksekusi tayangan dibuat ala kadarnya.

Sebenarnya komedi tidak melulu soal ketawa-ketiwi untuk melupakan kesumpekan hidup sejenak, apalagi kalau pas mentok biasanya modal mencela kekurangan fisik orang lain dijadikan “andalan” untuk memancing tawa penonton studio. Mestinya ada hikmah mendidik yang bisa ditanamkan pada benak pemirsa. Kalau boleh flashback kebelakang, ada satu acara TVRI yakni “Aneka Ria Jenaka” yang meskipun membawa misi Orba tokh bisa digemari. Lihat saja berapa banyak program pemerintah kala itu bisa tersosialisasikan dengan lumayan baik via tontonan humor ala wayang orang tersebut, mulai dari soal KB, swasembada pangan, posyandu, sampai soal pentingnya kodepos ( masih ingat gurauan kiriman kesasar gara2 kota Kroya vs Korea atau Purwokerto vs Purwakarta J ).
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
9 Komentar untuk "Ruben ONsu dan Ivan GUnawan Yang Menuai Protes KEras...."

UNTUK KPI DAN SEMUA TUKANG PROTES!!!!

Kalian itu semua punya otak tidak????apa memang kerjaan kalian sudah tidak ada??Dilihat dr segi rating pun acara di indosiar mendapat rating paling tinggi. Apa org yg menonton itu semua lebih jelek dr kalian??INGAT di antara super voter tsb pun byk yang emmaki jilbab dan mrk tdk protes. Kl MENGGANGGU JADWAL SHOLAT, APA KALIAN PIKIR HANYA AGAMA ISLAM SAJA YANG ADA DI INDONESIA??KPI TOLOOOOOOL, HRS KALIAN INGAT ADA 5 AGAMA DI INDONESIA. Jumlah agama saja tidak kalian ingat, mau pake protes2 segala. Apa diantara sanak saudara kalian tidak ada yg menonton acara tersebut?? atau kalian juga UUD ( Ujung2nya duit ) spy indosiar memberi uang agar program mrk tetap lancar. Pake OTAK KALIAN KPI. Masyarakat indonesia pintar2 bukan kyk kalian yg TOLOL, mrk kl tidak suka acara tsb tinggal mencari saluran di TV lain. Mungkin TV kalian yang hany apunya 1 channel jd kalian mau tidak mau hanya menonton acara yg tidak kalian suka.
DASAR KPI TOLOOOOOOOOOOLLLLL!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Menurutku tidak masalah selama mereka masih mau tanggung jawab

Anonymous
delete

kpi adalah kumpulan-kumpulan orang sok suci.
kalo memang merasa terganggu karena acara di TV yang tayang jam 6 sore ke atas ya udah ga usah nonton.
repot amat.
"emanknya di gaji berapa kalo memprotes orang"?
gw setuju banget tuh KPI and badan-badan keagamaan yang sok suci tuh di bubarin semua.......
kalo semua tindakan di protes apa lagi yang bisa dilakukan di Indonesia kalian ini?
apalagi UU Pornografi sekarang.
menurut gw tuh adalah jalan yang akan membawa Indonesia yang sudah hancur ini semakin hancur....
UU pornografi di berlakukan berarti berenang di pantai pun kita harus pake dress and jas donk!!
dasar pemerintah Indonesia GILA!!!

Anonymous
delete

jangan pikir yang macam-macam donk urus diri sendiri aja.

Anonymous
delete

BAKAAAAAAAARRRRRR....!!! =))

Anonymous
delete

gag usah kaya begitu responnya kan bisa..
inilah kekurangan bangsa Indonesia, terlalu emosi..
kalau tidak mau disamakan dengan yang tolol, atau yang bodoh dsb, jangan berbuat seperti itu..
kalo memang kita bangsa yang cerdas dan pintar, kita mestinya bisa mengontrol emosi kita..
jangan sama kaya yang tolol itu lah, yang bodoh itu lah..
yang seperti ini, malah yang memperkeruh suasana. jadi gag salah kalo ada yang menyebutkan, bangsa Indonesia itu mudah terpropokasi..
Selesaikan dengan kepala dingin kan bisa...
jangan kaya orang gag pernah sekolah.

Coba untuk bangsa indonesia nya ditambahkan oknum, menjadi oknum bangsa indonesia, kan tidak semuanya emosian :)

Minoritas tinggal ikut yg mayoritas napa..gitu aja kok repot

Minoritas tinggal ikut yg mayoritas napa..gitu aja kok repot

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top