Fotografi Kirlian
Sebuah pernyataan dikemukaan oleh para cenayang bahwa semua makhluk hidup memiliki aura atau medan bio-energi beresonansi. Kemudian secara tidak disengaja, Semyon dan Valentina Kirlian dari Rusia menemukan bahwa, jika sebuah spesimen biologi diletakkan di dalam medan terionisasi arus AC pada frekuensi disekitar 200 kHz, suatu pola aneh akan terbentuk di sekelilingnya. Mereka mengklaim bahwa pola yang terbentuk tadi membuktikan eksistensi medan bio-energi dan penemuannya itu merupakan salah satu sumbangan bagi ilmu pengetahuan tentang eksistensi aura.
Menindaklanjuti penemuan Kirlian, para peneliti di negara Barat terutama di Amerika membuat suatu perlengkapan fotografi khusus untuk membuktikan klaim tersebut. Mereka menemukan bentuk pola yang mirip dengan yang ditemukan Kirlian dihasilkan oleh medan terionisasi pada frekuensi 20 Hz.
Ujung jari yang difoto dengan menggunakan fotografi Kirlian pada medan terionisasi arus AC
Para peneliti dari Amerika seperti Johnson dan Moss, menggunakan kamera frekuensi rendah untuk mengamati benda mati maupun makhluk hidup. Walaupun beberapa peneliti dari negara Barat percaya bahwa pola yang terbentuk tadi hanya semata-mata disebabkan oleh efek fisik murni, para peneliti di Rusia mengajukan pendapat bahwa hal itu disebabkan oleh medan bioplasmik. Sebagai contoh, mereka melaporkan adanya fenomena yang dinamakan "phantom leaf effect" yaitu pada selembar daun yang dipotong sebagian, setelah difoto dengan menggunakan fotografi Kirlian pola yang tebentuk masih terlihat utuh, sama saat daun tersebut belum dipotong. Mereka berpendapat bahwa pada benda terdapat matriks tak tampak yang tersembunyi di benda tersebut yang mereka sebut sebagai ether.
Phantom Leaf Effect
Berdasarkan pendapat tersebut, efek Kirlian mungkin dapat menjelaskan eksistensi energi "Chi" atau "Ki" yang dikenal dalam akupungtur. Jika memang begitu, mungkin pola yang tergambar bisa berlaku untuk "heterodyning effect" antara frekuensi yang dipergunakan dan frekuensi inhern dari pola yang tergambar. Dalam hal ini sangat memungkinkan bagi kita untuk melakukan pemotretan dengan mengubah-ubah frekuensi ionisasi yang digunakan.
Johnson dan Moss menemukan bahwa penggunaan frekuensi yang berbeda dapat menghasilkan aspek dari medan di sekitar obyek yang berbeda pula. Mereka menemukan pula bahwa "phantom leaf effect" hanya dapat terjadi pada frekuensi tertentu, sebagai bukti yang memiliki kecenderungan untuk mendukung "hetrodyning effect". Para peneliti sampai saat ini melakukan penelitian tentang efek yang dihasilkan oleh VHF (very high frequency), termasuk didalamnya adalah frekuensi radio.
Eksperimen menunjukkan bahwa fotografi Kirlian tidak hanya berlaku pada medan yang dihasilkan arus AC, tetapi dapat juga terjadi pada pulsa arus DC. Fotografi Kirlian dengan menggunakan medan yang dihasilkan oleh pulsa arus DC ini menghasilkan pola yang sangat aneh. Seberapa jauh kaitannya dengan prinsip "hetrodyning" masih juga belum jelas.
Hasil fotografi Kirlian pada medan terionisasi pulsa arus DC
Pemotretan dilakukan pertama-tama dengan meletakkan selembar "photographic bromide film" di atas pelat elektroda. Spesimen yang akan kita foto diletakkan di atas film tersebut, kemudian dipilih frekuensi ionisasi yang akan digunakan dan lama pemotretan. Pemotretan dan pencucian film harus dilakukan di tempat yang kedap cahaya. Panchromatic film dapat juga digunakan jika kita menginginkan hasil yang lebih baik, akan tetapi pemotretan harus dilakukan di tempat yang total kedap cahaya.
Pada pemotretan benda mati seperti bahan kimia, daun, obat, dll. sebaiknya bagian permukaan dari spesimen kita hubungkan ke bumi (ground). Hal ini dilakukan untuk memperjelas pola yang nanti akan dihasilkan.
Untuk pemotretan bagian tubuh manusia, hindari hubungan antara tubuh dengan bumi, karena bisa berakibat fatal. Gunakan alas kaki dengan sol terbuat dari karet. Jika kita ingin memotret ujung jari, cukup lakukan sentuhan ringan pada film. Pemotretan telapak tangan tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan telapak tangan mengalami disipasi energi terlalu banyak.
1 Komentar untuk "Fotografi Kirlian"
Pemotretan dilakukan pertama-tama dengan meletakkan selembar "photographic bromide film" di atas pelat elektroda. Spesimen yang akan kita foto diletakkan di atas film tersebut, kemudian dipilih frekuensi ionisasi yang akan digunakan dan lama pemotretan. Pemotretan dan pencucian film harus dilakukan di tempat yang kedap cahaya. Panchromatic film dapat juga digunakan jika kita menginginkan hasil yang lebih baik, akan tetapi pemotretan harus dilakukan di tempat yang total kedap cahaya.
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).