Doa dan Anugerah

GADIS CACAT DAN PANGERAN IMPIAN
BULAN Ramadan baru akan tiba awal November mendatang. Meski demikian, dari Senin sampai Jumat mulai 7 Oktober pukul 17.00 WIB, Indosiar sudah “mencuri start” memutar sinetron Ramadan berjudul Doa Dan Anugerah.
Kiat menayangkan sinetron Ramadan lebih awal ini, menurut Gufron Sakaril, Humas Indosiar, “Untuk mengkondisikan pemirsa, bahwa saat ini sudah menjelang Ramadan.” Lagipula, lajut Gufron, sinetron Doa dan Anugerah (DA) memiliki episode yang cukup panjang. Dengan jadwal penayangan yang lebih awal, diharapkan akhir penayangan hanya berselang beberapa hari setelah Idul Fitri. “Jadi nuansa Idul Fitrinya akan lebih terasa,” lanjut Gufron lagi.
Masih di bawah arahan sutradara Ahmad Yusuf, yang dulu membidani Doaku Harpanku, Krisdayanti beradu akting dengan Anjasmara, Tabah Panemuan, Marini Soerjosoemarno dan Mieke Wijaya.
AISAH (Krisdayanti) adalah gadis cacat dan yatim piatu. Sejak bayi ia dibesarkan oleh Ibu Aini (Marini Soerjosoemarno), di panti asuhan. Meski sudah dewasa dan bekerja sebagai karyawan pasar swalayan, Aisah memilih menetap di panti membantu merawat anak-anak yatim piatu di sana..
Sedangkan Adi (Anjasmara) adalah putra pengusaha kaya. Ia gemar berhura-hura, namun baik hati, berjiwa sosial, dan tidak sombong. Itulah sebabnya Adi tak menyukai sifat ibunya (Mieke Wijaya) dan saudara-saudaranya, yang sombong dan sangat materialistis.
Ketika ayah Adi wafat, terjadi perebutan harta. Namun semua sia-sia, karena isi surat wasiat mensyaratkan pembagian harta bisa dilakukan jika semua putra-putrinya telah menikah. Tentu saja perhatian langsung tertuju kepada Adi yang belum menikah. Semua orang yang merasa punya andil terhadap warisan, langsung sibuk mencarikan jodoh bagi Adi.
Berbagai tipe gadis, disodorkan kepadanya. Tapi tak mampu membuat hati Adi luluh. Suatu saat, Adi mendapat kesulitan dari segerombolan preman. Aisah dan penghuni panti menolongnya. Adi yang terluka, dirawat oleh Aisah. Saat itulah Adi mendengar lantunan merdu suara Aisah yang tengah mengaji. Adi langsung jatuh cinta. Kecantikan batin Aisah telah menutupi cacat fisiknya.
Gayung bersambut, Aisah juga jatuh cinta kepada Adi. Tapi kondisi tubuhnya yang cacat, dan latar belakang keluarganya yang tak jelas, membuatnya tak berani mengungkap isi hatinya.
Berkat keuletan Adi meyakinkan Aisah, akhirnya Aisah bersedia diajak menemui keluarganya. Sayang, seluruh anggota keluarga menolak Aisah yang cacat dan tak jelas asal-usulnya itu.
Berbagai teror dilancarkan untuk menggoyahkan hubungan mereka. Panti asuhan tempat Aisah bernaung akan digusur. Adi pun difitnah telah menghamili Susi. Musibah dan cobaan terus datang. Keimanan serta cinta Adi dan Aisah teruji di sini.
*nona Citra 652//4-10 Oktober 2002 [tabloid-citra.com]