Yudhi'm Blog

Blog yang berisi berbagai macam tulisan & tutorial umum. Enjoy the blog here!!!

Banner Iklan1

Banner Iklan1
Sudahkah keluarga Anda terlindungi?

Banner Iklan

Banner Iklan
970x90

film "THE PASSION" Sengsara Yesus Menyulut Resah

KAUM Yahudi Amerika belakangan ini resah. Mereka ingin menolak fakta sejarah
bahwa moyang mereka membunuh Yesus. Itu sebagai reaksi terhadap film garapan Mel
Gibson terbaru, The Passion. Film yang dibuat di Studio Cinecitta, Roma, Italia,
dan Amerika Serikat itu dalam empat bulan terakhir ini terus menjadi gunjingan
publik. The Passion, yang mengisahkan 12 jam penderitaan Yesus menjelang
disalibkan di Bukit Golgota (tempat tengkorak), dinilai telah menyinggung orang
Yahudi.

Awal Juni lalu, sejumlah sarjana yang berafiliasi dengan Liga Anti-Penistaan dan
Konferensi Uskup Amerika Serikat berang. Dari naskahnya, mereka menilai film itu
cenderung anti-Semit. Kesengsaraan Yesus dilukiskan secara manusiawi, penuh
darah, mendekati keotentikan suasana dan kondisi yang terjadi waktu itu, dan
berusaha berbeda dengan film-film Yesus sebelumnya.

Misalnya, dialog dalam film itu menggunakan bahasa yang telah mati, yakni Latin,
dipakai bangsa Romawi yang menguasai Palestina; dan Aramaik, bahasa pengantar
kala Yesus hidup. Ketika pembuatan, para pemain terbukti sulit mengucapkannya.
Dan itu nantinya menjadi tantangan bagi penonton, karena Gibson, yang namanya
melambung lewat Mad Max, Lethal Weapon, dan Bravehearth, tak akan menyertakan
teks Inggris.

"Dengan begitu, pemirsa terfokus ke aspek visualnya," katanya, seperti ditulis
Time. Namun, bukan soal bahasa yang menjadi penyulut kontroversi. Kisah
penderitaannya itu bakal memperlihatkan secara gamblang bagaimana ahli-ahli
kitab dan para tetua Yahudi memohon kepada Pilatus, Wali Negeri Romawi di
Palestina, agar menyalibkan Yesus. Mereka bahkan meminta Barabas sang penjahat
dibebaskan ketimbang Yesus.

Kala Pilatus bertanya apa yang harus diperbuat pada Yesus yang disebut Kristus?
Mereka kompak berseru: "Ia harus disalibkan." Penonjolan dan detail sisi
kemanusiaan Yesus menjelang ajal itu tak pernah ada dalam film-film sebelumnya,
seperti The Last Temptation of Christ (Martin Scorsese), The Gospel According to
St. Matthew (Paolo Pasolini), Jesus of Nazareth (Franco Zeffirelli), sampai film
komedi kungfu horor berjudul Jesus Christ Vampire Hunter.

Kontroversi lain --ini meresahkan orang Kristen-- adalah klaim Gibson bahwa
filmnya berdasarkan Injil. Namun, ternyata dalam The Passion muncul adegan
"Pieta" karya pematung Michelangelo. Digambarkan, Maria ibu Yesus, yang
diperankan Maia Morgenstern, membaringkan tubuh Yesus (James Caviezel) yang
lunglai tak berdaya dalam haribaannya. Padahal, dalam Injil, Jusuf dari
Arimatea-lah yang mengambil tubuh Yesus dari salib.

Namun akhirnya, Juni lalu, Konferensi Uskup Amerika memisahkan diri dari arus
kritik dan mohon maaf kepada Gibson, karena kritik itu dilontarkan hanya
berdasarkan naskah cerita film yang dicuri. "Kami menyesalkan ini terjadi dan
minta maaf," kata Mark Chopko, mewakili para uskup, seperti dikutip National
Catholic Register. Menurut Chopko, penilaian bakal dilakukan setelah film
diputar perdana.

Pembelaan terhadap Gibson datang dari William Fulco, pastor Jesuit, pakar bahasa
dan sejarah dari Universitas Loyola Marymount, Los Angeles, yang menerjemahkan
naskah film itu ke bahasa Latin dan Aramaik. Cuplikan Pieta, menurut Fulco,
sebenarnya hendak menegaskan bahwa kematian Kristus karena dosa umat manusia.

Gibson sendiri, seperti ditulis Time, adalah sosok unik. Ia penganut Katolik
konservatif yang menolak beberapa hasil Konsili Vatikan II (1962-1965), seperti
penggantian bahasa Latin dalam misa dan liturgi dengan bahasa dan beragam bangsa
di muka bumi. Menurut Gibson, Vatikan telah mengorupsi institusi gereja dan
menjadikannya begitu liberal.

Terhadap semua tudingan yang dialamatkan ke filmnya, Gibson tegas menolak. "The
Passion adalah sebuah inspirasi, tidak untuk menyakiti," katanya, seperti
ditulis Variety. "Maksud saya menghadirkannya ke dalam layar adalah untuk
menciptakan karya seni dan pemikiran serius di antara pemirsa dan latar belakang
iman yang beragam," ia menambahkan.

Film itu sendiri, yang akan beredar sebelum Paskah tahun depan, sampai kini
belum memiliki distributor. Karena kontroversi terus bermunculan, Gibson,
pemilik Icon Productions yang memproduksi film itu, menyatakan bahwa dia dan
filmnya tak anti-Yahudi. "Sikap anti-Semit tak hanya melawan keyakinan pribadi
saya, melainkan juga berlawanan dengan pesan inti film itu. Yakni kasih, iman,
pengharapan, dan pengampunan.

Begitu kontroversialnya, sampai Gibson, sejak awal bulan ini, secara terbatas
mempertontonkan film setengah jadinya untuk menjaring saran. Dengan banyaknya
kritik, muncul rumor bahwa film ini akan diedit sampai 90 menit. Kalau itu yang
terjadi, entah apa jadinya film ini. (Gatra)

film "THE PASSION"
Sutradara: Mel Gibson
Pemain: James Caviezel, Maia Morgenstern, Monica Belluci, Rosalinda Celentano
Produksi: Icon, 2003



PASSION is a vivid depiction of the last 12 hours of Jesus Christ's life.

Sometime around the year A.D. 30, in the Roman province of Palestine, an obscure Jewish carpenter named Jesus of Nazareth began to teach publicly and to proclaim the coming of a 'Kingdom of God.' For centuries, the Jewish people had expected the appearance of a promised deliverer known as the Messiah --a figure who would restore their ancient dignity, and free their sacred homeland from all evil and despair. In the minds of many, Jesus appeared to be this Messiah. Surrounded by a core group of twelve disciples, Jesus began to attract a massive following from among the common people of Galilee and Judea, who eventually praised him as their Messiah and King. However, Jesus also had many enemies in Jerusalem. The Sanhedrin, a governing senate composed of the leading Jewish priests and Pharisees, conspired to put Jesus to death.

With the aid of Judas Iscariot, a member of Jesus' own inner circle, the Sanhedrin succeeded in arresting Jesus, handing him over to the Roman secular authorities on unsubstantiated charges of treason against Rome. Although Jesus consistently maintained that his Kingdom was a heavenly and spiritual one, the Roman procurator Pontius Pilate, faced with the possibility of a riot, ordered that Jesus be taken outside the city and crucified as a common criminal.

[http://www.passion-movie.com/english/]
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "film "THE PASSION" Sengsara Yesus Menyulut Resah"

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top