Saya pernah gagal dalam berbisnis. Tiga tahun membangun bisnis garmen di Tanah Abang sejak tahun 2001 dan 'berhasil' membuka tiga toko, akhirnya ditutup semua di tahun 2004 karena penjualan menurun dan banyak piutang yang tidak tertagih. Akhirnya cashflow berantakan. Terlalu banyak faktor penyebab untuk dijadikan alasan sebagai 'kambing hitam' dari kegagalan ini. Mulai dari kondisi makro yang tidak kondusif, kebakaran, pasar yang sembrawut, persaingan tidak sehat, isu pembongkaran, tidak ada habisnya alasan tersebut.... Alasan tersebut menjadi justifikasi atas kegagalan saya, sebelum salah seorang kawan memberitahu saya bahwa alasan kegagalan sebenarnya adalah karena kurangnya KNOWLEDGE (ilmu). Saya terkaget dan tidak bisa menerima vonis itu. Bagaimana saya yang sarjana ekonomi dan telah berhasil mengembangkan usaha menjadi tiga toko dalam tiga tahun dikatakan kurang knowledge? Setelah saya renungkan dalam-dalam akhirnya saya menerima vonis tersebut. Saya tidak bisa terus menerus menyalahkan faktor eksternal.
Lalu apa yang harus saya lakukan? Saya memutuskan untuk mulai lagi belajar dari nol. Saya investasikan waktu, uang dan pikiran saya untuk kembali belajar bisnis dari awal. Dulu saya menganggap bahwa investasi bisnis itu adalah sewa toko atau beli barang dagangan dan lain-lain yang bersifat fisik, sekarang saya tidak percaya lagi dengan itu. Investasi terpenting adalah di pikiran saya. Mulai saat itu, sekitar awal 2003 saya mulai berinvestasi untuk pikiran saya dengan mengikuti seminar-seminar, baca buku dan mencari mentor (bisnis coach). Alhamdulillah, setelah 'sekolah' lagi kurang lebih setahun, bisnis saya kembali bangkit. Bahkan hasilnya jauh lebih besar dibandingkan kerugian yang saya alami sebelumnya. Robert Kiyosaki dalam bukunya Retire Young Retire Rich mengungkapkan daya ungkit (leverage) dari pikiran tersebut. Banyak penulis lain yang juga berpendapat sama dengan istilah yang berbeda-beda, "Think and Grow Rich", "The Power of Positive Thinking", "Thinking Big", dan sebagainya. Pikiran kita bisa kita arahkan ke arah yang kita inginkan. Caranya adalah dengan mengajukan pertanyaan yang positif. Dengan pertanyaan yang positif, pikiran dan tindakan kita akan mengarahkan kita kepada jawaban dari pertanyaan tersebut.
Contoh pertanyaan positif yang mendatangkan hasil luar biasa dalam bisnis saya:- Bagaimana caranya supaya penghasilan saya setahun bisa diraih dalam sebulan?- Bagaimana usaha saya bisa berjalan tapi saya tetap mempunyai banyak waktu luang?- Bagaimana supaya uang mengejar kita, bukan kita yang mengejar uang?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut memang begitu menantang. Tapi, yakinlah bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membimbing anda untuk meraihnya. Pikiran kita adalah doa. Hati-hatilah dengan pikiran anda. Apa yang kita pikirkan akan menjadi kenyataan. Jangan sekali-sekali berpikiran negatif dalam hal apa pun, karena itu akan jadi kenyataan. Insya Allah, Allah akan membimbing kita menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut.
Saran saya bagi anda yang saat ini mengalami kesulitan dalam bisnis:
- Investasilah untuk pikiran anda. Cari dan praktekkan ilmu-ilmu yang bersifat praktis (melalui surfing internet, buku, seminar, training, mentor).
- Ajukan pertanyaan yang positif, spesifik dan menantang.
- Ikuti tuntunan yang diberikan Allah kepada kita melaluikejadian-kejadian yang tidak disengaja tapi menuntun kita ke arah yang kita inginkan (serendipity).
Mari kita bangun Indonesia dengan solusi.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Gagal Berbisnis? Investasilah di Pikiran Anda"
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).