Ikhwahfillah rahimakumullah. Seorang mas’ul dakwah adalah mereka yang mau melakukan aktivitas dakwahnya dengan cepat, tanggap, dan haus gerak. Segala sesuatu telah terjadwal. Dan jadwal ini menjadi patokan untuknya dalam menyelesaikan tugas-tugas dakwahnya. Selain itu, harus dipahami juga bahwa gerak kader dakwah ini harus bersifat aktif, bukan pasif. Kader dakwah dituntut seperti ini, karena perputaran waktu begitu cepat, ditambah lagi dinamika kemaksiatan di luar juga begitu cepatnya. Dakwah memiliki target-target umum, khusus dan pencapaian yang telah disetting pada waktu yang pasti. Ini membuat kita harus waspada dalam melangkah ke depan. Jangan sampai langkah kita lamban sehingga kita menjadi orang yang tidak masuk dalam kategori orang yang akan mendapatkan kemudahan setelah kesulitan. Ayat ke 7 pada surat alam nasyrah memberikan pelajaran kepada kita untuk menjadi orang yang dinamis
Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[1586],
Burung hud-hud ketika dalam perjalalan pulangnya ke negeri sulaiman, ia mendapatkan informasi penting terkait dengan kerajaan saba’. Burung hud-hud mendapati masyarakat di sana menyembah matahari dan berbuat syirik kepada Allah. Pemandangan ini menimbulkan insiatif hud-hud untuk melihat lebih jauh keadaan negeri saba’ agar bisa dilaporkan kepada Nabi Sulaiman. Ini adalah bentuk responsifitas yang tinggi, dan kesigapan untuk memberikan laporan kepada alqiyadah.
Sholat sebgai tiang agama juga mengandung pelajaran penting seputar responsifitas, dinamika dakwah, dan kedisiplinan seorang muslim. Adzan yang berkumandang di telinga masyarakat adalah seruan untuk mengguji seberapa besar respon umat ini terhadap panggilan ibadah dan kedisiplinannya dalam menepati waktu shalat. Begitulah…
Bahkan, dalam suatu kesempatan pernah saya dengar ungkapan ”orang yang sukses adalah orang yang keras kemauannya”, dalam perspektif dakwah ungkapan ini bisa diartikan keras kemauannya dalam mempercepat output dakwah secara bertahap. Ia ingin menjadi Anashir taghyir dalam berbagai hal, walaupun kecil. Sebab Rasulullah sebagai visioner yang menginginkan dakwahnya bisa menjadi ustadzul alam (guru alam) ia telah melakukan langkah-langkah pasti dan keras, walaupun itu kcil dan sepele. Pada saat perang Ahzab misalnya, beliau SAW telah mencontohkan kerja keas dalam menggali parit atau memukul batu. Kisah yang sangat terkenal adalah ketika memukul batu beliau telah meramalkan –dengan izin Allah- bahwa dakwah Islam akan menguasai dunia, menghancurkan kezaliman, dan expand ke negeri-negeri kafir yang super power. Saat itu romawi, dan kekaisaran persia adalah dua negara yang telah dirmalkan rasulullah akan jatuh di bawah kekuasaan Islam. Begitulah, mimpi besar diawali dengan kerja-kerja dakwah yang terlihat sepele
Akhi, ini tidak terlepas dari gerak-gerik kita dalam beramal jama’I – khususnya dakwah di ROHIS-. Gerak-gerik kita secara ideal bisa dideskripsikan dalam beberapa poin di bawah ini. Jika kita memilikinya insya Allah kita dapatkan diri kita dalam barisan orang-orang yang memiliki ruhul jadid dan ruhul ishlah
1. Tanggap terhadap lingkungan dakwah
Sudah jelas, bahwa kita adlah agen perbaikan dan pembaharuan. Yang menjadi
2. Langkah-langkah beramal yang pasti
3. Informan yang aktif
4. Menyelesaikan waktu tepat waktu
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Mas’uliyatud Dakwah yang Responsif, ProAktif, dan Disiplin"
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).