Satu hal yang tidak bisa kita elakkan dalam kehidupan adalah perubahan. Tuhan dalam firman-Nya beberapa kali mengungkapkan betapa dahsyat dan pentingnya perubahan itu. Karena itu pula, ayat-ayat Makkiyah (ayat-ayat yang turun di Makkah) dimulai dengan simbol-simbol perubahan. Misal, wal ashri (demi masa), wad dhuhaa (demi waktu dhuha), wassyamsi wa dhuhaahaa, dan sebagainya. Ini adalah simbol-simbol perubahan yang ditampilkan Allah kepada manusia untuk dimaknai dan dipikirkan.
Lantaran besarnya dampak perubahan bagi kehidupan seseorang, Nabi Muhammad SAW pernah memberikan pesan kepada para sahabatnya untuk betul-betul dan sungguh-sungguh dalam menghadapi perubahan itu sendiri. Sebab, jika tidak, manusia yang paginya masih Muslim, bisa jadi siangnya ia termasuk orang-orang fasik. Bisa jadi di waktu paginya zikir khusyuk di mushala, tapi siangnya ia jadi pezina, pencuri, atau mabuk dunia. Kalau demikian apa yang bisa dan mampu membuat kita untuk selalu di jalan Allah (Islam)? Pertama, ikhlas. Sikap ikhlas ini pula yang membuat iblis tidak mampu menggoda seseorang. Tidak ada yang tahu apakah kita ikhlas atau tidak, kecuali diri kita dan Allah saja.
Kedua, sabar. Banyak ayat Alquran yang mengungkapkan kemuliaan dan keindahan orang-orang sabar. Ketinggian orang yang sabar itu pula yang membuat mereka itu dicintai Allah. ”Sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang sabar”. ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar”. Penggalan ayat ini terdapat di banyak surat dalam Alquran.
Sabar identik dengan ketabahan, keuletan, kegigihan, teguh pendirian, dan konsistensi seseorang. Orang yang sabar rela rugi secara duniawi untuk kepentingan di akhirat. Pertolongan Allah tidak akan datang kecuali kepada mereka yang sabar.
Ketiga, benar. Tidak mudah menjadi manusia benar. Apalagi kebenaran di dunia adalah kebenaran yang nisbi, relatif. Benar di sini artinya kita benar dalam bersikap terhadap Allah SWT, dari mulai cara cinta, memohon, berharap, takut, ridha, tawakal, dan sebagainya. Sikap-sikap tersebut pun tidak mudah dilalui seseorang, kecuali mereka yang memiliki keikhlasan dan kesabaran.
Supaya kita selalu dalam kebenaran maka kita harus hidup, bergaul, bermuamalah, berbinis, berorganisasi bersama orang-orang yang benar. Sikap benar itu pula yang orang lain menghargai, menghormati kita. Kita tidak akan dilecehkan oleh percaturan dunia jika kita memang menjadi orang-orang yang benar. Semoga kita menjadi orang yang tidak pernah ”terkaget-kaget” dengan perubahan.
Sumber : Republika
1 Komentar untuk "Menyikapi Perubahan"
seseorang tuh perlu perubahan...
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).