Yudhi'm Blog

Blog yang berisi berbagai macam tulisan & tutorial umum. Enjoy the blog here!!!

Banner Iklan1

Banner Iklan1
Sudahkah keluarga Anda terlindungi?

Banner Iklan

Banner Iklan
970x90

Rumah Ketujuh: Cintaku diantara Astrologi dan Mimpi

Jakarta, KCM

Sutradara muda Rudi Soedjarwo bakal kembali merilis film terbarunya, Rumah Ketujuh yang akan ditayangkan serentak di enam kota di tanah air--Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Yogyakarta, dan Makassar-- pada tanggal 14 Februari nanti. Masih di bawah bendera Miles Production, Rudi berharap besar, film empatnya ini bisa mengulang kesuksesan yang pernah ditoreh Ada Apa Dengan Cinta (A2DC). Bisakah?

Sepasang muda-mudi merajut persahabatan sejak kecil. Mereka adalah Cakra (Indra Birowo) dan Lintang (Dewi Rezer). Banyak persamaan, tapi tak sedikit pula perbedaan di antara keduanya. Terutama menyangkut usaha mereka dalam mencari pasangan hidup.

Lintang misalkan, percaya betul ucapan seorang peramal dengan ramalan bintangnya. Katanya, ia sangat cocok berjodoh dengan pria berbintang Taurus di Rumah Ketujuh. Dalam ilmu astrologi, Rumah Ketujuh diartikan sebagai rumah cinta dan perjodohan.

Tapi sayang, usia hampir saja menginjak 25 tahun, tapi pria yang dimaksud tak kunjung datang juga. Panik lah Lintang. Sebab, menurut ramalan bintang yang dipercayainya, ia harus segera mendapatkan jodoh seorang pria Taurus sebelum usianya genap 25 tahun. Jika tidak, ia bakalan menjadi perawan lapuk. Nah loh!

Bagaimana dengan Cakra? Ia rupanya lebih percaya pada mimpi. "Bunga tidur" dianggapnya sebagai cermin menapaki jalan hidupnya. Maka, buku-buku tafsir mimpi seakan menjadi bacaan wajib lelaki berkacamata itu. Sebuah mimpi kerap kali menganggunya. Sesosok tubuh semampai kerap muncul dalam mimpinya. Karenanya, ia percaya betul bahwa wanita itulah yang kelak bakal menjadi jodohnya.

Dua pribadi yang berbeda dalam memandang jalan hidup. Jangan heran, tak pernah ada kata nyambung bila keduanya berbicara soal urusan yang satu itu. Satu ke Barat, satu lagi ke Timur. Akhirnya, sebuah kesepakatan dijalankan. Mereka menentukan sebuah tenggat waktu mencari pasangan hidup. Tentunya, dengan kepercayaan masing-masing. Petualangan pun mulai ditebar.

Sejak jauh-jauh hari, sang sutradara woro-woro kalau filmnya adalah film yang ringan segar dan bakal mengaduk-aduk perasaan penonton. Hasilnya? Tak seperti yang dibayangkan. Sejak awal, ritme cerita terasa lamban. Kisah tak beranjak dari perdebatan antara dua pribadi: Cakra dan Lintang. Skenario yang ditulis Rayya Makarim, terasa kurang greget, malah nyaris tanpa ruh. Kalau boleh dibandingkan film dengan tema sejenis, komedi romantik, buatan lokal belakangan ini, Rumah Ketujuh terasa biasa-biasa saja. Beruntung, sajian irama musik swing dari Indra Lesmana membuat jalinan cerita terasa lebih hidup dan menyegarkan.

Usaha Rudi mengaduk-aduk emosi, seperti yang pernah disajikannya dalam A2DC, tampaknya kurang berhasil. Indra Birowo dan Dewi Rezer, cukuplah berhasil menjaga karakter yang sengaja dirancang. Atau barangkali karena ada kemiripan karakter yang mereka mainkan dengan karakter aslinya. Bagi Indra, inilah film ketiganya bersama Rudi setelah, Bintang Jatuh (2000) dan Tragedy (2001). Sementara bagi Dewi merupakan debutnya di layar lebar.

Selain alunan musik swing yang menawan, ide cerita yang disajikan pun cukuplah segar. Rayya, Mira dan Riri sangat cerdas melihat kecenderungan itu --kepercayaan terhadap tafsir mimpi dan peta astrologi-- di masyarakat kita. Malah, kata Rayya, kisahnya sendiri diilhami oleh sikap rekannya yang percaya betul pada ramalan astrologi. Siapa rekan yang dimaksud? Dia lah sutradara Pasir Berbisik dan Bendera , Nan T Achnas. Berawal dari obrolan-obrolan ringan, akhirnya terpikir untuk membuat cerita tersebut. "Naskahnya sendiri sudah dibuat sejak tahun 1997," kata Rayya.

Rayya dan Rudi rupanya tak tahan juga bermain di belakang layar. Tanpa diduga, keduanya numpang tampang sebagai pemain piguran. Entah karena sekedar iseng atau memang kekurangan piguran?

Rumah Ketujuh dibuat dengan buget sebesar tiga milyar. Film ini, selian dibintangi Dewi dan Indra juga menampilkan pemain muda lainnya, yakni Gary Iskak yang sempat membintangi Bintang Jatuh dan Tragedy, serta pendatang baru di layar lebar Andhara Early--Pernah tampil dalam sinetron Lupus Milenia 2 dan Vanya .

Apapun hasilnya, yang pasti sepak terjang tiga sineas muda --Mira, Riri dan Rudi-- ini, pantaslah diacungi jempol. Bukankah lewat tangan-tangan seperti merekalah perfilman tanah air menemukan kembali ruhnya... (eko)kompas
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Rumah Ketujuh: Cintaku diantara Astrologi dan Mimpi"

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top