Yudhi'm Blog

Blog yang berisi berbagai macam tulisan & tutorial umum. Enjoy the blog here!!!

Banner Iklan1

Banner Iklan1
Sudahkah keluarga Anda terlindungi?

Banner Iklan

Banner Iklan
970x90

Dakwah tanpa Ukhuwah? Oooh Seraam..

Sebuah Refleksi Penyemangat

By: PangeranCinta

”Akh fulan, gimana Kabar ente? Gimana kabar divisi ente? Baik? Sehat?”

Kalimat pendek itu sering terlontar kepada beberapa kadiv di ROHIS. Terdengar Ringan dan sepele. Tapi siapa tahu kita memang gak mau tau? Ikatan hati dan komunikasi jadi gak penting. Sekedar ketemu aja, ga ada niat. Jadinya kan gawat, gara-gara itu, berdakwah jadi hambar, pahit, atau bisa-bisa basi.

Tahu kisah Fahri yang ada di Novel Ayat-Ayat Cinta itu gak? Di situ Kang Abik (penulis novelnya) begitu indahnya menceritakan perjalanan sekelompok pemuda terbina (tertarbiyah) yang hidup dalam satu atap keluarga. Mereka hanya mahasiswa Mesir yang berkantong pas-pasan. Tapi hidup mereka bahagia karena mereka saling melengkapi. Kalo sudah satu atap, ada bocor sedikit, pasti kerja bakti bareng-bareng beresin atap genteng. Kalo kamar mandinya licin berlumut, siapa yang akan ngebersihin kalo bukan itu tanggung jawab bersama? Ada banyak cara, Piket atau gantian. Kalo ada yang sakit, patungan untuk beliin obat atau nganterin ke Rumah sakit! Begitulah bro ! bagi mereka, sudah satu tubuh, satu rasa, maka satu irama. Intinya kerjasama!

Gak sampai di itu. Mereka bahkan rutin ngadaian acara buat ngekalin persaudaraan mereka. Rekreasi, bikin sarasehan di kontrakan, kunjungan ke tetangga apartemen, Ngaji Bareng, sampai curhat bareng. Dengan begitu, hidup di tempat yang sempit bisa jadi terasa luas. Betul kan? Di kalangan orang jawa terkenal sebuah motto ”Makan Ora Makan, Asal ngumpul”. Setidaknya moto itu jadi “dalil” penguat. Salut buat orang jawa!

Kisah Rasulullah dan sahabat-sahabatnya tak hampa dari romantika-romantika itu. Bahkan tidak terlukiskan sebegitu berkualitasnya persahabatan mereka, melampaui kisah –kisah cinta roman picisan, atau kisah Romantika ”Romeo Juliet” sekalipun. Persahabatan mereka kekal, karena mereka diikat oleh sesuatu Yang Kekal. Eratnya berjabat tangan, indahnya alunan saling menyapa salam, dan manisnya saling mendahulukan. Boleh jadi inilah kunci Rasulullah melebarkan sayap perjuangannya. Sayap-sayap peradaban yang tersusun dari bulu-bulu kecil. Bulu-bulu itu lembut karena kasih dan tersusun karena disambung. Sambungannya adalah ukhuwah. Dan ukhuwah itu jadi senjatanya dakwah. Begitulah kira-kira.

Apakah kita bisa hidup tanpa ukhuwah? Apakah dakwah bisa hidup tanpa ukhuwah? Jawabnya pasti tidak. Dalam perjalanan. kita butuh teman, sahabat, atau handai tolan. yang saling menguatkan di kala lemah, yang saling memudahkan di saat sulit, dan saling mengingatkan di saat tersesat. Maka beruntunglah jika kita ada di samping mereka yang seperti itu.

jika teman itu adalah rekan kita seperjuangan. Dan persahabatan kita adalah karena visi akhirat, tentunya ukhuwah bukan lagi sambal, atau kerupuk. Melainkan ia sudah menjadi nasinya. Rasulullah sudah banyak mencontohkan hal ini, dan ingatlah saudaraku, bersahabat dengan mukmin –kata Rasul- adalah parfum bagi jiwa dan akhlak kita.

Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiyallahu ’Anh menyebut Kelembutan yang disertai belas kasih sebagai satu dari sepuluh faktor penyelamat sekaligus yang mentaqwakan pelakunya.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Dakwah tanpa Ukhuwah? Oooh Seraam.."

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top