Oleh Arief Budiman
KETIKA peristiwa 11 September terjadi, sebuah gagasan yang sangat menarik muncul. Sebelas sutradara film terkenal diundang untuk membuat film yang panjangnya masing-masing 11 menit 9 detik yang temanya apa saja yang dianggap ada hubungannya dengan peristiwa ini. Hasilnya adalah sebuah (kumpulan) film yang diberi judul 11-09-01 yang pada saat ini (Nopember 2002) mulai diputar di mana-mana.
Kesebelas sutradara itu berasal dari berbagai bangsa. Mereka adalah Youssef Chahine, Amos Gitai, Alejandro Gonzales Inarritu, Shohei Imamura, Claude Lelouch, Ken Loach, Samira Makhmal-baf, Mira Nair, Idrissa Ouedraogo, Sean Penn, dan Danis Tanovic.
Saya sendiri belum melihat film itu. Saya hanya membacanya di media cetak, dan juga mendengar komentar-komentar yang diberikan para kritisi film di televisi. Menurut mereka, secara keseluruhan film 11-09-01 itu baik, meskipun secara satu per satu, film-film pendek ini ada yang baik ada yang kurang.
Karena belum melihat sendiri film ini, seharusnya belum saatnya saya menulis komentar ini. Tapi karena saya mera-sa sangat antusias, saya tuliskan juga artikel ini sekadar untuk mengantarkan orang supaya mau melihat film ini. Kalau ada kesalahan-kesalahan data, mohon dimaafkan.
Apa saja tema yang disajikan dalam film-film pendek ini? Macam-macam, ada yang langsung berhubungan dengan tregedi WTC (World Trade Center) ini, ada yang tidak langsung.
Misalnya, ada sebuah film yang menggambarkan sebuah kelas di sebuah sekolah dasar di Afganistan. Gurunya bertanya kepada muridnya, siapa yang tahu apa yang terjadi pada tanggal 11 September 2001. Beberapa murid mengangkat tangannya. Salah satu murid, seorang bocah Afganistan kecil, ditunjuk dan dia dengan kepercayaan diri yang tinggi berkata: "Ada dua orang anak di dekat rumahnya yang terjatuh ke dalam sumur dan mereka mati." Apakah film ini mau mengatakan, buat Afganistan, siapa yang peduli tentang hancurnya dua gedung kembar WTC? Bukankah cuma orang Amerika Serikat saja yang meributkannya. Buat orang Afganistan, dua orang yang kecemplung ke sumur itu lebih penting.
Ini seperti sebuah kritik terhadap Amerika yang terlalu membesar-besarkan peristiwa itu. Apakah kalau peristiwa ini terjadi di Bosnia, atau di Nigeria, media dunia akan memberitakannya sedramatis seperti yang sekarang terjadi?
Sebuah film lain menceritakan beberapa anak di salah satu negara Arab yang melihat seorang Arab bertampang seperti Osama bin Laden lewat berjalan kaki. Lalu, mereka berkumpul dan mendiskusikan hadiah jutaan dollar Amerika yang akan mereka peroleh kalau mereka memberitahukan polisi, dan bagaimana membagi uang itu di antara mereka. Sekali lagi, apakah ini lebih merupakan sebuah kritik bahwa bagi banyak orang, barangkali hadiah uang itu lebih menarik ketimbang tragedi di WTC itu sendiri.
Kemudian sebuah film lain dari Cile menceritakan seorang Cile yang sedang termenung pada tanggal 11 September. Yang dia ingat adalah terbunuhnya presiden mereka yang terpilih secara demokratis, Salvador Allende, pada tanggal 11 September 1973. Allende berhaluan sosialis, dan Amerika yang presidennya pada waktu itu adalah Richard Nixon, tidak senang adanya seorang presiden sosialis di kawasan Amerika Latin yang masih dianggap "halaman belakang" negara adikuasa itu. Karena itu, melalui operasi CIA dengan bekerja sama dengan militer Cile yang dipimpin oleh Jenderal Augusto Pinoceht, melalui sebuah kudeta militer, Presiden Allende dibunuh. Film ini ditutup dengan seruan hendaknya AS mengingat Cile kalau memperingati hari 11 September.
Film yang paling saya sukai temanya adalah yang dibuat oleh Sean Penn, seorang mantan bintang film AS. Filmnya kelihatannya tidak ada hubungan sama sekali dengan politik, meskipun secara simbolis sangat kaya dengan pesan-pesan politik.
Film ini bercerita tentang seorang tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil di New York. Pada tanggal 11 September 2001 itu, dia bangun pagi-pagi. Dia membuka jendela dan menyiram bunga peliharaannya yang diletakkan di jendela tersebut, yang sudah hampir mati karena kekurangan sinar matahari. Lalu, dia melihat potret almarhumah istrinya dan berguman kepada potret tersebut: "Yang dulu kau ucapkan itu benar. Hidup di sini terlalu gelap. Kita seharusnya pindah ke kota kecil supaya memperoleh lebih banyak cahaya matahari." Kemudian dia tidur lagi.
Setelah hari menjadi agak siang, si orang tua bangun. Dia lalu pergi ke jendela dan membuka daun pintunya. Sinar matahari menyergap mukanya. Ketika dia melihat ke tanaman bunganya, bunga tersebut mulai berkembang, hidup kembali dari kelayuannya. Dua gedung kembar yang ada di mukanya, yang selama ini menghadang sinar matahari, sudah lenyap.
Apakah film mau mengatakan bahwa setelah 11 September, orang AS kembali mendapatkan sinar mataharinya? Juga, segala sesuatu yang tadinya sudah mati, mulai tumbuh kembali? Apakah tragedi 11 September telah berhasil membangunkan orang-orang Amerika kembali bahwa selama ini mereka hidup dalam kegelapan?
Ada yang mengatakan bahwa film ini anti-Amerika. Film-film ini sepertinya minta AS melakukan introspeksi. Seperti sebuah anekdot yang sekarang beredar, begini bunyinya: Setelah peristiwa 11 September, Presiden Bush sibuk berpidato bagaimana negara-negara "poros setan" sedang menyerang AS. Mereka membenci AS yang demokratis dan rakyatnya beragama. Tiba-tiba seorang anak kecil bertanya kepada bapaknya: "Ayah, apa sih yang kita lakukan kepada orang lain sehingga bangsa-bangsa lain membenci kita?"
Arief Budiman, guru besar di Universitas Melbourne, Australia.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Film 11 September"
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).