Perut Agnes Monica (14) makin membesar dan itu artinya sebentar lagi dia akan melahirkan. Padahal, Agnes masih sekolah di kelas III SLTP. Orangtuanya marah besar dan dia harus segera menikah. Apalagi namanya kalau bukan Married By Accident alias ”MBA”.
Tetapi tunggu dulu, Agnes hamil cuma dalam adegan sinetron baru Pernikahan Dini. Berperan sebagai tokoh Dini, Agnes tidak perlu repot-repot mengubah penampilan. Di sinetron itu, dia adalah remaja.
Menurut Agnes, tokoh Dini senang pesta dan berhura-hura. Sebagai remaja yang bebas bergaul, Dini telanjur akrab dengan dunia gemerlap. Keadaan itu membuatnya terjebak dalam pergaulan yang salah.
”Pokoknya, Dini itu senang dugem deh. Itu lho dunia gemerlap. Kalau saya tidak ingin seperti Dini. MBA itu tidak enak,” kata Agnes ketika menghadiri acara perkenalan tayangan program baru di RCTI belum lama ini.
Agnes berharap, anak-anak remaja tidak ada yang terjerumus seperti Dini. Cerita dalam sinetron Perkawinan Dini bisa dijadikan pelajaran agar tidak terjadi pada remaja. Demikian pula, orangtua dapat memperbaiki diri dan bisa memberikan perhatian yang cukup.
Pernikahan Dini merupakan sinetron yang mengisahkan kehidupan kakak beradik. Mereka tumbuh sendiri dan kekurangan kasih sayang. Lingkungan yang akan menjadi latar sinetron ini adalah kehidupan remaja metropolitan.
Sinetron baru tersebut ditayang mulai Sabtu (2/6) pukul 20.00 WIB di stasiun RCTI. Sinetron berdurasi 60 menit itu juga dibintangi oleh Syahrul Gunawan, Rudi Salam, Lidya Kandauw, dan Meriam Bellina. (U-5)
http://www.suarapembaruan.com/News/2001/06/10/BuahBibi/bb041/bb041.htm
Remaja dan Perkembangannya
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu mulai berintegrasi dengan orang dewasa; usia dimana anak tidak lagi merasa dirinya berada pada tingkat lebih rendah dari orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial dengan orang dewasa.
Para remaja harus mengikuti standar budaya kawula muda bila ingin diterima oleh kelompok sebayanya. Mereka harus mempelajari standar perilaku dan nilai-nilai yang nantinya harus diubah sebelum mereka diterima oleh budaya dewasa. Misalnya gaya pakaian dan gaya berdandan mereka yang kurang rapi, yang didukung standar budaya kawula muda saat ini tidak diterima oleh budaya dewasa dan harus diubah secara drastis kalau remaja dalam menyongsong kematangan secara hukum ingin menjadi bagian dari orang dewasa.
Pendewasaan di masa remaja lebih cepat terlihat pada remaja wanita karena rata-rata anak laki-laki lebih lambat matang daripada anak perempuan. Namun dengan adanya status yang lebih matang dirumah dan disekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan perilaku remaja yang lebih muda.
Setiap tahap usia pasti ada tugas-tugas perkembangan yang harus dilalui. Bila seseorang gagal melalui tugas perkembangan pada usia yang sebenarnya maka pada tahap perkembangan berikutnya akan terjadi masalah pada diri seseorang tersebut.
Gaya Hidup Remaja
Remaja mampu berpikir secara abstrak. Pemikiran lebih fleksibel dan dapat menyesuaikan diri sehingga remaja mulai memperhatikan pendapat orang lain, mereka menginginkan kebebasan dan kemandirian. Rasa ingin mandiri dan mencari identitas diri terkadang membuat remaja melakukan petualangan dengan mencoba hal-hal yang baru untuk membuat mereka diterima dan dihargai oleh kelompok sebayanya, walaupun terkadang sesuatu yang mereka coba mempunyai dampak negatif terhadap dirinya.
Dengan berkembangnya berbagai gaya hidup banyak remaja salah memilih gaya hidup yang mereka jalani. Mereka akan mengikuti trend yang berlaku pada saat itu walaupun tidak sesuai dengan kata hati, mereka mengikuti trend itu agar mereka dapat diterima di lingkungannya. Tak jarang mereka melakukan berbagai cara agar mereka diakui dan di terima di kalangan pergaulan mereka. Salah satu contohnya adalah kebiasaan yang disebut “DUGEM” (arti umum: keluar pada jam malam). Mereka tidak mengerti bahwa pergaulan yang mereka jalani memiliki banyak sisi negatifnya bila mereka tidak diseleksi secara benar dan teliti.
Sebagai akibat dari gaya hidup yang salah banyak kasus terjadi pada remaja seperti kecanduan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), pergaulan bebas dan sex bebas yang banyak mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan dan terjangkit HIV/AIDS. Selain itu dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan seperti tawuran pelajar.
Agar tidak terjadi hal-hal seperti teresebut diatas, keluarga mempunyai andil dalam memberikan filter bagi remaja agar tercegah dari kasus-kasus tersebut. Bila keluarga memahami tentang remaja dan proses tumbuh kembangnya, keluarga dapat menjadi pendukung remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Remaja yang dapat melewati tugas perkembangannya dengan baik dapat dengan mudah melewati tugas perkembangan selanjutnya yaitu tahap kedewasaan.
Sekali lagi jangan sia-siakan masa mudamu dengan hal-hal yang tidak berguna!!! (am)
http://www.e-psikologi.com/remaja/hidup.htm
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Komentar untuk "Agnes Monica ”MBA” Itu Tak Enak"
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).