Yudhi'm Blog

Blog yang berisi berbagai macam tulisan & tutorial umum. Enjoy the blog here!!!

Banner Iklan1

Banner Iklan1
Sudahkah keluarga Anda terlindungi?

Banner Iklan

Banner Iklan
970x90

Lewinsky: Bermula dari Perlihatkan Pakaian Dalam

Dalam wawancara selama dua jam dengan Barbara Walters di televisi ABC, Amerika Serikat, terungkap sudah bagaimana perasaan terdalam Monica Lewinsky (25) terhadap Presiden AS Bill Clinton. Pengakuan itu menjadi sorotan puluhan juta rakyat AS dan pemirsa dunia tentang skandal seks dengan orang nomor satu di negara adidaya itu.
Lewinsky Rabu malam (Kamis pagi WIB) mengungkapkan, affair-nya dengan Clinton semula berawal ketika ia memperlihatkan pakaian dalamnya kepada presiden. Ia menyebutnya sebagai "sikap yang kecil, halus, menggoda".
Malam itu, Clinton mengundangnya ke Oval Office, dan terjadilah apa yang kemudian menggemparkan AS. Peristiwa itu menurut versi pengacara independen Kenneth Starr kemungkinan berlangsung akhir tahun 1995 dan terus berulang sampai awal 1997.
"Saya tak bisa berpikir lagi, 'Anda tahu saya keranjingan kamu'. Itulah isyaratnya saya kira bahwa oke baginya melanjutkan apa yang ia inginkan dan apa yang ia rasakan," tutur Lewinsky.
Meski selama wawancara tersebut Lewinsky mengaku tak melakukan hubungan badani (sexual intercourse) dengan Clinton, ia sebenarnya menginginkan. Namun hubungan mereka berdua setelah itu berjalan sangat intim. Dalam laporan Starr yang mengguncangkan, hubungan itu berupa seks oral.
Lewinsky yang kadang-kadang tersenyum dan pula menangis, menilai Clinton yang nyaris dicopot jabatannya sebagai seorang good kisser. Ia juga pria yang energik dan sensual. Dalam kesempatan itu, Lewinsky juga meminta maaf kepada Hillary dan Chelsea.
Lewinsky mengungkapkan semua rahasianya dalam acara "20/20" di televisi ABC, yang banyak menjadi perbincangan masyarakat AS hari itu. Sebegitu dipergunjingkan acara prime time tersebut, sampai-sampai tarif bayaran iklan untuk acara tersebut benar-benar setinggi langit.
Pemasang iklan, kabarnya, berani memasang iklan dengan tarif 800.000 dollar AS (Rp 6,5 milyar lebih) untuk 30 detik selama acara tersebut ditayangkan. Acara serupa akan ditayangkan televisi Inggris, Channel-4, Kamis malam (Jumat WIB). Pada saat bersamaan, buku karya Andrew Morton, Monica's Story diluncurkan ke pasaran di AS dan Inggris.
Gaun disimpan ibu
Meski kini mengaku sudah "tak ada rasa cinta lagi" dengan Presiden AS tersebut, namun Lewinsky dalam wawancara tersebut mengaku sering suatu ketika merasa bangga pula dengan Bill Clinton. Terkadang merasa hangat, tetapi terkadang merasa benci terhadap Presiden AS itu.
Menurut Lewinsky, salah satu di antara 11 orang yang secara pribadi ia beritahu tentang hubungan khususnya dengan Presiden AS tersebut, adalah ibunya sendiri. Bahkan gaun biru yang menggemparkan, karena ada "bercak" sperma Clinton dan menjadi salah satu saksi kunci affair-nya, ternyata disimpan di apartemen ibunya di New York. Gaun itu, menurut Lewinsky, disimpan ibunya di sebuah kloset.
Barbara, pewawancara televisi ABC juga mengajukan pertanyaan pada Monica Lewinsky: seorang juri agung pernah bertanya padanya, mengapa ia terus melakukan affair dengan seorang lelaki yang sudah kawin? Mengapa dulu ia (pernah) lakukan, dan kini masih dilakukannya lagi (dengan Bill Clinton)?
Mantan pegawai magang Gedung Putih - yang selama 13 bulan terakhir menjadi pembicaraan luas di kalangan masyarakat AS karena affair-nya dengan Presiden Bill Clinton-itu pun mengaku kesulitan menjawab pertanyaan itu.
"Itu pertanyaan tersulit yang harus saya jawab. Yang pasti, saya tak akan punya affair lagi dengan pria yang sudah kawin. Hal itu terjadi begitu saja, mungkin karena saya belum cukup punya perasaan soal harga diri. Sehingga waktu itu saya belum merasa perlu untuk merasa nomor satu di depan seorang pria," ungkap Lewinsky.
Wawancara dengan Barbara di televisi ABC itu, merupakan kesempatan pribadi pertama Lewinsky mengungkapkan secara terbuka perasaan hatinya tentang Bill Clinton secara terbuka. Selama ini, Lewinsky hanya sempat mengungkapkan secara formal hubungan khususnya dengan Presiden AS ke-42 ini. (CNN/AP/Rtr/sha) [kompas.com]

Sabtu, 16 Januari 1999

Clinton Diadili Habis-habisan
Washington, Jumat
Layar televisi, pemutaran videoclips, pemaparan presentasi melalui gambar-gambar bagan serta pembacaan tuduhan yang lebih menyerupai ceramah, mewarnai dua hari sidang Senat AS peradilan impeachment (proses legal lembaga legislatif untuk memecat pejabat tinggi, termasuk presiden) atas Presiden AS Bill Clinton di Capitol Hill, Washington, Kamis dan Jumat (15/1).
Ini baru pertama kalinya terjadi, sidang Senat AS memajang empat layar besar televisi, sementara 100 senatornya yang bertindak selaku juri (juror) peradilan hanya boleh membisu, serta mengajukan pertanyaan secara tertulis melalui Ketua Mahkamah Agung yang jadi Ketua Sidang.
Tim penuntut umum, yang terdiri 13 anggota DPR AS (House of Representatives) selaku pelaksana peradilan (Impeachment Trial Manager) dipimpin Ketua Komisi Peradilan House, Henry Hyde dari Illinois secara bergantian memaparkan dengan lengkap berbagai sisi perbuatan Clinton yang dinilai melanggar Konstitusi AS serta pantas dipecat dari jabatan. Dalam gaya prosaik, Henry Hyde mengutip ucapan (bangsawan Inggris) Thomas Moore dalam karya sastra Shakespeare tentang pentingnya arti sebuah sumpah.
Ini mengawali uraian Henry Hyde tentang salah satu pasal impeachment yang 19 Desember 1998 lalu disetujui DPR AS untuk disampaikan ke peradilan Senat. Clinton dituduh melakukan kesaksian palsu di bawah sumpah, di antaranya dalam kesempatan bersaksi di depan Juri Agung (Grand Jury) 17 Agustus 1998, dengan mengingkari skandal seksnya dengan mantan pegawai magang Gedung Putih, Monica Lewinsky.
Rekaman video
Sidang yang dipimpin Ketua Mahkamah Agung AS, William H Rehnquist ini juga diwarnai pemutaran rekaman video, ketika Clinton melakukan sumpah jabatan pada saat diangkat sebagai Presiden AS untuk pertama kalinya, tahun 1993.
"Setiap peradilan harus selalu ada awalnya. Dan peradilan (Clinton) kali ini diawali dengan kejadian (sumpah jabatan presiden) pada suatu hari yang dingin di bulan Januari 1993," ungkap penuntut umum Ed Bryant. Melakukan kesaksian palsu, dan bahkan (pasal kedua impeachment) menghambat upaya peradilan dengan menutupi kasus skandalnya dengan Lewinsky, menurut anggota DPR dari Tennessee, itu jelas-jelas melanggar sumpah jabatan.
Sebelumnya, penuntut James Sensenbrenner-anggota DPR dari Wisconsin-memaparkan kepada Senat, Clinton tidak hanya melakukan kesaksian palsu di bawah sumpah dua atau tiga kali, akan tetapi berulang kali. Berbohong, menurut Sensenbrenner, menjadi satu pola besar perilaku Presiden AS ke-42 ini.
Pernyataan Presiden AS yang menyesatkan, tindakannya berbohong, menurut Sensenbrenner, sungguh menghadapkan para orangtua AS secara moral kesulitan untuk menerangkan kepada generasi muda di bawahnya, apa yang sebenarnya dilakukan presiden mereka.
Penuntut umum Asa Hutchinson dari Arkansas serta James E Rogan dari California, tidak hanya memutar kembali beberapa rekaman "bohong di bawah sumpah" yang dilakukan Clinton, akan tetapi juga memaparkan berbagai bagan untuk lebih memperjelas persoalan.
Rogan bahkan memutar ulang berkali-kali, rekaman kesaksian Clinton di depan Juri Agung pada saat presentasi Penasihat Independen Kenneth Starr 17 Agustus 1998. Ada 19 kali, Rogan memutar ulang rekaman video ucapan Clinton, ketika ia mengingkari hubungan seksualnya dengan Monica Lewinsky.
Mendesak saksi
Melalui presentasi-presentasi yang lebih berupa ceramah dalam waktu total sidang 24 jam, para "manajer" peradilan Clinton itu mendesak Senat agar menghadirkan sejumlah saksi kunci, termasuk Presiden Clinton.
"Para pendiri negeri ini berharap kita membawa sampai mati negeri ini sebagai negeri hukum, bukan (negeri) polling, ataupun (negeri) yang lebih mementingkan kebiasaan talkshow," ungkap James Rogan pula. Maksud Rogan, tentunya 'menyindir' masyarakat AS yang seolah-olah sebagian besar mendukung Clinton untuk tidak dipecat dari jabatan, entah itu tersirat dalam berbagai polling pendapat maupun acara talkshow di televisi.
Untuk bisa memberi putusan hukum yang tepat, demikian ungkap Rogan, tidak ada cara lain yang lebih baik agar sidang Senat menghadirkan saksi-saksi kunci, termasuk di antaranya Bill Clinton, Monica Lewinsky, serta sekretaris Gedung Putih Betty Currie.
Penghadiran saksi kunci memang menjadi harapan utama para penuntut umum dalam presentasi persidangan Clinton ini. Sementara pihak Gedung Putih maupun kubu Partai Demokrat di kalangan Senat, mereka tak menghendaki Clinton kembali bersaksi tentang skandalnya.
Pihak Gedung Putih akan mendapatkan kesempatan sama seperti para penuntut umum, 24 jam waktu sidang untuk mempresentasikan pembelaannya terhadap tuntutan mundur DPR AS. Menurut pihak Gedung Putih, mereka baru akan mempresentasikan Selasa (19/1).
Menurut James Kennedy dari Gedung Putih, sampai saat ini tak ada niat untuk menghadirkan Clinton untuk bersaksi di depan sidang impeachment tingkat Senat yang baru pertama kalinya terjadi semenjak Presiden Andrew Johnson tahun 1868 ini.
[kompas.com]

Rabu, 3 Februari 1999

Presiden Clinton Minta Maaf Lagi
Washington, Selasa
Sekitar enam jam lamanya Monica Lewinsky (25) melayani tanya jawab dengan pihak penuntut umum peradilan impeachment Presiden AS Bill Clinton, di Hotel Mayflower Washington Senin (1/2). Akan tetapi, pihak penasihat hukum Gedung Putih, yang diberi waktu empat jam dalam disposisi peradilan senat itu, "atas nama presiden" minta maaf kepada Lewinsky karena proses impeachment telah merepotkannya.
Dalam kesempatan itu tim penasihat Gedung Putih tidak mengajukan satu pertanyaan pun. September lalu, di Gedung Putih dalam pidato misa pagi, Clinton dengan mata berkaca-kaca kembali meminta maaf kepada seluruh bangsa AS, Lewinsky dan keluarganya karena terlibat skandal seks.
Acara disposisi, yang lebih dulu mendapat persetujuan senat pekan lalu, dilakukan di sebuah ruang pribadi, di presidential suite hotel tersebut. Acara tanya jawab dengan wanita yang jadi pusat perhatian masyarakat AS karena skandalnya dengan Presiden AS itu diabadikan dengan kamera videotape, untuk diputar ulang bagi para senator.
Anggota DPR AS Ed Bryant, satu dari 13 pelaksana (manajer) peradilan impeachment (proses legal lembaga legislatif AS untuk memecat pejabat tinggi, termasuk presiden), mengajukan pertanyaan pada Lewinsky mewakili tim penuntut umum. Sementara pihak Clinton diwakili tiga penasihat hukumnya, Nicole Seligman, deputi penasihat hukum Gedung Putih Cheryl Mills, serta penasihat hukum pribadi Clinton, David Kendall.
Rekaman videotape diputar ulang untuk para senator Selasa (2/2), dan ringkasan hasil wawancara akan diedarkan Kamis. Acara disposisi peradilan senat, yang dilakukan secara tertutup, dilanjutkan dengan tanya jawab dengan Vernon Jordan- sobat dekat dan pengacara yang membantu Lewinsky menyusun pernyataan tertulis di bawah sumpah-hari Selasa, serta staf Gedung Putih Sidney Blumenthal Rabu (3/2) berikutnya.
Tanya jawab tertutup itu juga dihadiri enam senator (tiga Republiken dan tiga Demokrat), dua di antaranya bertindak selaku penengah pembicaraan.
Tampak tenang
Monica Lewinsky, menurut sebuah sumber yang ikut dalam acara disposisi tersebut namun tak bersedia disebutkan namanya, kelihatan tenang menjawab berbagai pertanyaan sekitar hubungannya dengan Bill Clinton. Namun, menurut sumber tersebut, Lewinsky mengulang atau menyatakan kembali pernyataan-pernyataan terdahulu, ketika ia bersaksi di depan juri agung dalam kasus gugatan pelecehan seksual Paula Jones tahun lalu.
Ed Bryant-yang menyuarakan pertanyaan-pertanyaan para penuntut umum-lebih banyak mengorek pernyataan Lewinsky untuk memperkuat pasal kedua impeachment, tentang upaya Clinton menghalangi dan bahkan menutupi proses peradilan berkaitan dengan skandalnya.
Tiga saksi yang diajukan pada acara disposisi kali ini, kesemuanya berkaitan (terutama) dengan pasal kedua impeachment tersebut. Bahwa, selain memberikan sejumlah hadiah pada Lewinsky agar ia menutupi hubungan khususnya dengan Clinton, Presiden AS itu juga membantu mencarikan pekerjaan bagi Lewinsky, melalui teman baiknya Vernon Jordan.
Selain mencarikan pekerjaan di dua perusahaan, Jordan yang teman main golf Clinton ini dan pengacara terkenal di AS, membantu Lewinsky mencarikan pengacara Washington guna menyusun pernyataan tertulis di bawah sumpah untuk perkara gugatan Paula Jones pertengahan tahun silam.
Dalam tanya jawab Senin lalu, menurut sebuah sumber, Lewinsky kembali menyatakan bahwa pada 17 Desember 1997, Clinton memang meneleponnya pada saat tengah malam. Clinton, menurut Lewinsky, memberitahunya bahwa ia (Lewinsky) termasuk dalam daftar untuk bersaksi di depan juri agung pada kasus Paula Jones.(CNN/AP/sha) [kompas.com]

Sabtu, 13 Februari 1999

Clinton Bebas
Washington, Jumat
Drama skandal Bill Clinton dan Monica Lewinsky-yang mengguncang dan menyedot perhatian seluruh masyarakat AS selama 13 bulan dan melumpuhkan kegiatan DPR AS dan Kongres-berakhir sudah. Hari Jumat (12/2), Peradilan Senat AS menyatakan Presiden AS ini tak bersalah atas tuduhan melakukan tindak pidana berat dan tindakan tak pantas. Clinton juga dinyatakan tak bersalah atas tuduhan menghalangi dan menutupi skandal seksualnya dengan mantan pegawai magang Gedung Putih Monica Lewinsky.
Hasil voting pada akhir peradilan impeachment (proses legal lembaga legislatif untuk memecat pejabat tinggi AS, termasuk Presiden) lebih dari yang diperkirakan. Dua pasal impeachment yang diajukan DPR AS ke peradilan Senat 19 Desember 1998 lalu, tidak hanya gagal mendapat dukungan 2/3 dari 100 anggota Senat AS, akan tetapi bahkan tak berhasil meraih suara mayoritas sederhana.
Pasal pertama, tuduhan Clinton melakukan kesaksian palsu di bawah sumpah-di antaranya di depan juri agung 17 Agustus 1998 dan pengacara independen Kenneth Starr pada kasus gugatan pelecehan seksual Paula Jones, tentang hubungan intimnya dengan Monica Lewinsky - tak memenuhi mayoritas. Hasil voting pasal ini, 55 senator menyatakan Clinton "tak bersalah", sementara 45 menyatakan "bersalah". Bahkan, 10 Republiken "membelot" dan memilih untuk tidak memecat Clinton.
Pasal kedua, tuduhan Clinton berupaya menghalangi dan menutupi proses peradilan atas skandal seksualnya dengan Lewinsky, bahkan mendapat dukungan mayoritas pun tidak. Hasil voting pasal ini, 50-50, dengan lima Republiken "menyeberang" dengan menyatakan Clinton tak bersalah.
Ini merupakan peradilan impeachment kedua atas seorang Presiden AS dalam sejarah. Tahun 1868, Presiden Andrew Johnson-yang menggantikan Abraham Lincoln yang terbunuh-juga dinyatakan bebas dari tuduhan impeachment DPR AS, karena hasil voting 2/3 suara Senat kurang satu.
Sebelum voting
Sejak sebelum voting dilakukan Jumat petang, seusai acara tertutup argumen akhir para anggota Senat selama tiga hari penuh, para senator sudah meyakini bahwa Bill Clinton akan bebas dari segala tuduhan yang diajukan DPR AS dalam dua pasal impeachment.
Apalagi, pada hari Kamis, tambah lagi satu senator Republiken yang "membelot" akan memberikan suara menentang dua pasal impeachment atas Presiden AS ke-42 dari Partai Demokrat pada saat voting akhir. Sehingga senator Republiken yang tegas menyatakan "membelot" ada empat: James Jeffords dari Vermont, Arlen Specter dari Pennsylvania, John Chafee dari Rhode Island, dan menyusul hari Kamis Olympia Snowe dari Maine.
Sehingga pembicaraan yang berkembang di kalangan Senat sebelum voting bukannya: apakah suara Senat bisa memenuhi kuorum minimal 67 suara (2/3 dari seluruh 100 anggota Senat) sehingga Clinton harus turun jabatan, akan tetapi apakah mayoritas sederhana suara Senat (minimum 51 suara) bisa tercapai?
Pesimisme ini muncul, karena pada peradilan impeachment tingkat Senat suara memang terbagi ke dalam suara partai. Republiken, yang sejak kasus impeachment digulirkan di DPR AS Desember lalu, ada di belakang upaya meng-impeach Clinton, sementara kubu Demokrat membela Clinton.
Komposisi perimbangan partai di Senat hanya terpaut tipis, Republiken 55 dan Demokrat 45 kursi. Sampai acara argumen akhir Senat Kamis lalu, ternyata suara Republiken susut empat, sehingga "tinggal" 51 suara.
Melihat gelagat akan "kalah", tim penuntut umum - yang terdiri dari 13 anggota DPR AS sebagai manajer peradilan impeachment - perlu menghibur diri. Bila dalam voting Senat berhasil terhimpun suara "Clinton bersalah" dengan 51 suara (separuh plus satu), itu sudah bisa dianggap sebagai sebuah "kemenangan simbolik".
"Bila dapat 50 suara lebih satu saja, hal itu sudah bisa dijadikan sebagai sebuah kemenangan moral, setidak-tidaknya cukup untuk menunjukkan pada bangsa ini bahwa mayoritas Senat peduli terhadap isu (Clinton) berupaya menghalangi dan menutupi proses peradilan (skandal seksualnya dengan Monica Lewinsky)," kata Ed Bryant, anggota DPR AS dari Tennessee, salah satu dari 13 anggota DPR AS yang ditunjuk sebagai penuntut umum peradilan impeachment.
Menegur Clinton
Ketika pada argumen akhir mulai tersirat, bahwa Clinton kemungkinan besar dibebaskan oleh peradilan Senat dari tuduhan-tuduhan seperti tertera dalam dua pasal impeachment, maka pembicaraan pun berkembang pula seputar rencana mengajukan mosi teguran resmi Senat namun tanpa sanksi (censure), setelah voting akhir impeachment dilakukan.
Dua anggota Senat Demokrat, Joe Lieberman dan Dianne Feinstein dari California, serta seorang senator Republiken Robert Bennett dari Utah berencana akan mengusulkan agar Senat menyusun semacam "deklarasi censure" terhadap Clinton. Seluruh anggota Senat membubuhkan tanda tangan dalam teguran resmi yang akan disampaikan pada Presiden AS Bill Clinton.
Karena usulan ini tak sesuai dengan aturan peradilan impeachment, maka agar diterima dan dijalankan harus terlebih dulu disetujui sidang Senat, bukan secara mayoritas sederhana (50 suara plus satu), akan tetapi 2/3 suara Senat (67 suara), seperti halnya voting penentuan apakah Clinton akan dipecat atau tidak dari jabatan. (CNN/AP/Rtr/AFP/sha) [kompas.com]

Jumat, 5 Maret 1999

Monica Lewinsky Kini Merasa Terbuang


MERASA diri terbuang, terluka, bahkan rasa benci muncul setiap kali mengingat affair-nya dengan Presiden AS Bill Clinton. Hal ini diungkapkan mantan pegawai magang Gedung Putih, Monica Lewinsky (25) dalam dua jam wawancara dengan Barbara Walters, pada acara "20/20" di televisi ABC yang disiarkan Rabu malam atau Kamis pagi WIB.
"Pada malam-malam tertentu, seringkali saya terbangun menangis bila memikirkan, bagaimana saya bisa menikmati lagi masa-masa normal dalam hidup saya seperti dulu?"
Dengan rambut hitamnya yang tergerai ke belakang bahu, serta mengenakan stelan pakaian warna gelap dan sepasang giwang kecil, mata Lewinsky meredup ketika menuturkan hari-hari pertama hubungan intimnya dengan sang presiden. Lewinsky membantah dirinya saat ini masih mencintai Clinton, yang gara-gara terlibat affair dengannya lalu harus menerima akibat, hampir dipecat melalui peradilan impeachment.
"Sekali waktu, perasaan hangat terhadapnya masih muncul. Bahkan sesekali waktu saya bangga terhadapnya. Tetapi di lain waktu, saya membencinya. Dia melukai saya," kata Lewinsky. Namun ia akui terus terang, Clinton adalah "jodoh jiwa seksual saya" (my sexual soul mate).
"Kami segera saling akrab, dan kami saling cocok. Ini sungguh menakjubkan. He's a good kisser...," ungkap Lewinsky. Clinton sendiri, ketika acara yang menggemparkan ini ditayangkan, tengah berada di Newark, New Jersey. Presiden AS ini tengah berada dalam sebuah acara pengumpulan dana untuk kepentingan politik.
***
PERASAAN terbuang dan tak berguna muncul, ketika Lewinsky menyaksikan rekaman video tape tanggal 17 Agustus 1998, saat Clinton secara terbuka mengungkapkan kepada publik AS tentang affair-nya dengan Lewinsky. Clinton saat itu mengakui, ia ada affair dengan Lewinsky - suatu pengakuan pertama, setelah berbulan-bulan ia bantah. Clinton melukiskan hubungan mereka berdua sebagai "hubungan tak pantas dan salah, dan ia minta maaf pada seluruh bangsa AS, bukan pada saya".
"Saya benar-benar merasa diri seperti sampah. Saya merasa diri kotor, merasa dibuang, dan saya sungguh kecewa," katanya kepada Barbara Walters.
Walters adalah salah satu pewawancara televisi yang dikenal jago di televisi AS. Walters dikenal bisa meluluhkan hati orang yang diwawancaranya. Lewinsky pun sempat menitikkan air mata, selama dua jam wawancara dengannya. Terutama ketika melukiskan bagaimana tersiksa ibu kandung Lewinsky, selama 13 bulan orang AS bergunjing soal skandal anaknya dengan Presiden Clinton.
Lewinsky juga melukiskan, belum pernah ia merasa takut seumur hidup seperti ketika akan diperiksa sejumlah pejabat Gedung Putih, berkaitan dengan affair-nya itu. Kejadian itu berlangsung di sebuah hotel di Washington, 16 Januari 1998.
"Saya sungguh-sungguh takut," kata Lewinsky pada Barbara Walters. Pada saat bersamaan, Clinton tengah ditanya di bawah sumpah tentang hubungan dengan dirinya, pada kesempatan kasus gugatan pelecehan seksual yang diajukan Paula Jones terhadap diri Clinton.
"Saya terus berpikir, bagaimana saya harus melindungi Presiden ini? Apakah saya harus berdiri di luar dan memberi tanda padanya, jangan lakukan itu?"
Wawancara Walters dengan Lewinsky, yang dilakukan 20 Februari, sempat bocor ke berbagai media. Dan bocoran wawancara pun diungkapkan di Washington Post, Newsweek, New York Daily News dan sejumlah koran terkemuka di AS.
Hari Kamis kemarin, buku Monica's Story yang disusun penulis Inggris, Andrew Morton juga mulai beredar di rak-rak toko buku. Bahkan intisari isi buku pun sudah diungkapkan oleh tabloid Inggris, Sunday Mirror. Pembeli pun sudah mengantre, melalui penjual buku di internet, Amazon.com.
Dalam buku Andrew Morton itu, Lewinsky mengungkapkan bahwa selama affair dengan Clinton, dia sempat melakukan pengguguran kandungan ketika ia hamil dengan seorang pegawai Pentagon, Thomas. Lewinsky hamil tiga bulan. Namun, dalam wawancara dengan Barbara Walters, hal ini tak diungkapkannya.
***
BERIKUT ini sejumlah petikan wawancara dengan Barbara Walters. Dalam beberapa kesempatan, Walters pintar menggiring Lewinsky untuk berani mengungkapkan kenyataan yang dialaminya, kendati semula ia tak ingin mengungkapkannya.
Tentang Bill Clinton, misalnya.
Barbara Walters (BW): Apakah Bill Clinton seorang sensual dan penuh perasaan?
Monica Lewinsky (ML): Saya akan dapat kesulitan bila mengungkapkan hal ini. Tetapi...
BW: Tak akan dapat kesulitan seperti yang sudah-sudah.
ML: Saya kebal tuntutan, bila melakukan ini?
BW: Ya, Anda tak akan dituntut bila mengungkapkan di sini.
ML: Menurut saya, dia seorang yang sangat sensual, seorang pria yang memiliki banyak perasaan sensual. Dan saya kira dia juga memiliki latar belakang religius kuat. Dan rasanya dia berjuang untuk mengatasi sensualitasnya itu, karena ia merasa kesulitan dengan hal itu. Tetapi ia tak bisa mengatasinya...
Saya tidak melihatnya sebagai seorang Presiden AS. Saya menganggapnya sebagai seorang pria, dan hal itulah yang (waktu itu) saya lakukan terhadapnya.
Saya sudah pernah terlibat affair dengan orang yang sudah kawin sebelumnya. Maka saya tahu persis, bagaimana 'aturan main'-nya. Dan ketika saya katakan padanya, saya cinta padanya, dia berkata:
"Itu sungguh berarti banyak bagiku," akan tetapi, ia (Clinton) tak pernah mengungkapkan bahwa dia juga mencintai saya.
Tetapi ia (Clinton) menangis, ketika hubungan kami berdua putus pada 24 Mei 1998. Sungguh, hubungan kami berdua merupakan hubungan yang intens. Setidaknya demikian menurut pendapat saya.
***
TENTANG "gaun biru" yang menyisakan bercak sperma yang menggemparkan, Lewinsky mengaku, kalau saja gaun itu kembali berada di tangannya, maka gaun itu "akan saya bakar!"
"Pakaian ini menyisakan hal yang sangat merendahkan martabat saya selama ini," ungkap Lewinsky. Lewinsky mengatakan, ia mengaku memiliki banyak gaun. Dan gaun biru yang menggemparkan ini sebenarnya merupakan salah satu gaun yang sudah tak pas lagi untuk badannya. Gaun itu sudah kesesakan bila dikenakan, karena berat badannya naik.
"Ibu saya tak tahu cerita di balik gaun itu, sampai kemudian orang di seluruh dunia mempergunjingkannya," ungkap Lewinsky pula.
Lewinsky mengaku, ia bisa saja mencuci pakaian yang tersisa "bercak" Clinton itu. Akan tetapi, ia juga berpikir, jika hal itu dilakukan, ia bisa-bisa dikenai pasal tuntutan: mencoba menghalangi upaya peradilan (obstruction of justice).
"Saya tentu akan mendapat kesulitan besar lagi. Padahal, saat itu pun saya sudah kesulitan".
"Saya tadinya berpikir, memiliki affair dengan Presiden, tentunya kami melakukan hubungan seksual (hubungan badani, sexual intercourse). Tetapi nyatanya tidak. Dia (Clinton) katakan, 'saya tak bisa melakukan hal itu. Ada banyak konsekuensinya bila melakukan hal itu.' Saya sebenarnya bingung menghadapi kenyataan ini. Sebab hubungan yang lengkap... Akan tetapi, melakukan (hubungan seperti itu) mencoba pun kami tidak".
"Presiden dan saya sering terlibat diskusi intim dengan saya. Dia pernah berkata, dia sebenarnya ingin meluangkan waktu lebih banyak dengan saya. Tetapi saya bilang, ah..., Anda terlalu sibuk, Anda seorang presiden. Mungkin tiga tahun mendatang hal itu bisa Anda lakukan."
"Dia juga berkata, tiga tahun lagi dia mungkin sudah sendiri... Saya bingung dengan ucapan itu," ungkap Lewinsky.
***
PENGARUH affair-nya dengan Clinton, ternyata tidak hanya dirasakan Monica Lewinsky, akan tetapi juga seluruh keluarganya, orangtuanya. Bagaimana pun, nama Lewinsky kini merupakan sebuah gambaran tersendiri tentang sebuah skandal besar yang dibicarakan di seluruh dunia.
"Saya tak bisa melukiskan bagaimana perasaan mereka, melihat wajah saya di televisi, dan tahu semua orang mencari tahu hubungan saya, hubungan pribadi saya. Saya bayangkan, betapa orang-orang yang saya sayangi itu mengalami kesulitan akibat ulah saya," ungkap Lewinsky.
"Orang tidak menyadari, bahwa di balik nama Monica Lewinsky, masih ada keluarga saya. (Monica menangis). Dan banyak penderitaan mereka muncul gara-gara semua ini. Benar-benar destruktif akibatnya," ungkap Lewinsky.
"Ketika ia (Clinton) mengungkapkan kata-kata 'wanita itu' (that woman, ketika Clinton mengingkari hubungannya dengan Lewinsky), kata-kata itu sungguh terasa kasar, dan melukai hati. Saya bahkan bisa melihat betapa orangtua saya begitu marah. Saya pun tak mengira, ia mengingkari hubungan dengan diri saya dengan cara seperti itu. Sungguh itu mengecewakan."
***
TENTANG kondisi mentalnya sendiri, setelah persoalan pribadinya ini menjadi pembicaraan nasional, pembicaraan di seluruh dunia, dan seolah-olah menjadi persoalan orang banyak?
"Saya memang mengalami masa-masa yang sangat sulit. Saya bahkan tak menyadari, bahwa saya sebenarnya perlu pertolongan. Sempat saya merasa membutuhkan semacam obat antidepresi".
"Saya sempat mengalami perasaan tak punya harga diri, suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh setiap wanita. Dan saya pikir, itu semua berpangkal dari banyak kesalahan saya, penderitaan saya," ungkapnya.
Tentang masa depan?
"Saya tetap ingin ambil bagian dalam masyarakat. Saya tahu, ini akan sulit. Akan tetapi, saya tetap ingin mendapatkan orang yang cocok untuk diri saya. Saya juga ingin kawin dan punya anak seperti orang lain".
"Pada malam-malam tertentu, saya sering terbangun dan menangis bila memikirkan bagaimana saya bisa menikmati lagi masa-masa normal saya seperti dulu?" ungkap Lewinsky. (ABCNews/AFP/Rtr/sha) [kompas.com]

Jumat, 28 Januari 2000

Skandal Politik

MONICAGATE, Kohlgate, kini Weizmangate, Barakgate. Ramai-ramai tokoh politik internasional kena skandal. Bila tahun lalu skandal terbesar terjadi di AS-Bill Clinton dan Monica Lewinsky-kini skandal terbesar terjadi di Jerman dan Israel.
Tak ada yang mengira, catatan reputasi yang begitu gemilang mantan Kanselir Jerman Helmut Kohl akan dinodai dengan skandal besar pada akhir-akhir hidupnya. Justru menjelang peringatan ulang tahun ke-70 (Kohl lahir April 1930), pemersatu Jerman Barat, Jerman Timur serta Eropa ini malah diguncang skandal.
Kohl, Desember lalu mengaku mengelola jaringan dana rahasia (ilegal) untuk partainya dari donatur-donatur yang identitasnya pun dirahasiakan. Jumlah yang diakuinya senilai dua juta DM atau satu juta dollar AS. Pengakuan Kohl, memancing pengakuan lain dari orang yang sejak lama dipersiapkan jadi penggantinya, Wolfgang Schaeuble.
Schaeuble mengaku menerima sumbangan senilai 50.000 dollar AS dari seorang penyelundup senjata bernama Karlheinz Schreiber. Schreiber, kini berada di Kanada dan tengah menghadapi tuntutan karena penggelapan pajak. Dia adalah salah satu pemasok utama senjata-senjata Arab Saudi, yang diberi lampu hijau oleh Helmut Kohl setelah menyumbang dana politik ke Partai Demokrat Kristen (CDU), partai Kohl, partai terbesar dan terlama yang memerintah Jerman sampai tahun lalu.
***
SKANDAL di Israel, pertama kali diungkapkan oleh seorang wartawan bernama Yoav Yitzhak pekan lalu. Menurut Yitzhak, pedagang kaya Perancis Edouard Saroussi mengalirkan sejumlah uang ke rekening Ezer Weizman-presiden Israel-dan rekening pribadi istrinya antara 1988 sampai 1993. Ketika itu, Weizman masih menjadi anggota parlemen dan menteri Israel.
Presiden Israel, secara mengejutkan, mengakui menerima lebih dari 450.000 dollar AS dari teman lamanya. Namun ia menolak anggapan bahwa itu uang suap.
"Menurut Hukum Israel, seorang pejabat diperbolehkan menerima pemberian pribadi bebas pajak dari temannya," itu alasan yang dikemukakan Weizman, melalui jubirnya Batya Keinan (BBC News, 3 Januari). Jika Helmut Kohl lalu mundur dari jabatan Ketua Kehormatan CDU-karena menolak mengungkapkan jati diri donatur gelapnya-maka Weizman justru menolak mundur. Ia juga menyatakan diri tak bersalah.
Rupanya skandal di Israel tak berhenti di situ. Pemimpin buruh Ehud Barak, yang kini Perdana Menteri Israel dan juga ketua Partai Satu Israel (One Israel), dijatuhi denda senilai 13 juta shekels (senilai 3,3 juta dollar AS) karena menduiti partainya secara ilegal pada pemilu tahun lalu.
Dalam laporan yang disampaikan di depan anggota parlemen, Ketua Parlemen Noami Hazan hari Kamis (26/1) lalu dengan tajam mengritik partai Satu Israel, dan menggambarkannya sebagai "terang-terangan melanggar hukum," Jumlah uang ilegal yang dikumpulkan partai Ehud Barak itu dikabarkan senilai 10,9 juta shekel atau senilai 2,6 juta dollar.
***
DAMPAK skandal Weizman, dan terutama Ehud Barak dan partainya, tentu saja berbeda dengan kasus Clinton ataupun Kohl. Skandal Israel ini, sedikit banyak tentunya akan mempengaruhi proses perdamaian Timur Tengah-yang tanpa skandal pun sebenarnya sudah tersendat.
Weizman, selama ini diakui masyarakat Israel sebagai figur yang paling disegani, kredibilitasnya tinggi. Demikian pula Barak, yang figurnya sangat berbeda dengan pemimpin mereka sebelumnya, Ben-jamin Netanyahu yang keras dan flamboyan.
Pemeriksaan polisi atas diri Ehud Barak dan partainya, tentu saja akan mempengaruhi proses perdamaian Israel dengan Suriah, Palestina dan Lebanon. Padahal, pada saat-saat sulit itu-di mana masing-masing pihak mempunyai tuntutan yang seakan tak pernah bertemu-Barak perlu dukungan rakyatnya.
Israel lengkap sudah skandalnya. Sebelum skandal terakhir ini terungkap, Benyamin Netanyahu, mantan PM Israel, sudah lebih dulu diperiksa polisi karena diduga korupsi. (sha) [kompas.com]

OPINI TEMPO
Edisi 4 - 10 Desember 2000
Siapa Dusta
PEPATAH Inggris mengatakan "kebenaran acap kali lebih aneh daripada fiksi." Dan kasus Bulog-gate agaknya membenarkan kata bijak ini. Sungguh sulit diterima akal sehat bahwa seorang presiden, seorang jenderal polisi, dan seorang wanita muda pengusaha mempunyai lakon yang lebih ganjil ketimbang kisah sinetron. Namun, kenyataannya, kesaksian mereka tentang perjalanan sejumlah cek Yanatera dengan nilai total Rp 35 miliar telah menyembulkan sebuah kisah yang aneh tapi nyata.
Adapun kesimpulan yang paling mudah ditarik dari berbagai kesaksian tentang kasus penyalahgunaan uang karyawan Bulog ini adalah banyak pihak berbohong. Padahal, pengambilan keterangan dilakukan di bawah sumpah dan mereka yang memberikan kesaksian palsu diancam terkena pasal pidana. Maka, pertanyaan yang muncul kemudian: siapa saja yang berdusta dan siapa yang benar?
Jawaban atas pertanyaan ini punya arti penting bagi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara di Tanah Air.Sebab, yang dipertaruhkan adalah nama baik dan kepercayaan terhadap Abdurrahman Wahid, yang saat ini menjabat sebagai Presiden dan Kepala Negara Republik Indonesia. Persoalan utamanya: apakah Presiden terlibat dalam kasus pidana ini? Sejauh mana keterlibatannya dan apakah karena hal ini Abdurrahman Wahid harus diberhentikan dari jabatannya?
Bukan soal yang mudah untuk diselesaikan. Negara yang telah lebih dari dua abad berdemokrasi seperti Amerika Serikat pun masih belum selesai memperdebatkan definisi kesalahan yang dapat membuat seorang presiden terpilih dipecat. Skandal perselingkuhan William Jefferson Clinton dengan Monica Lewinsky, yang sempat membuat Kongres Amerika Serikat menggulirkan upaya impeachment, mencuatkan persoalan ini. Dosa seperti apakah yang dapat membuat seorang kepala negara bisa dinyatakan telah melakukan "pengkhianatan" terhadap jabatannya hingga harus diberhentikan?
Dalam kasus Clinton, suara mayoritas di kongres menyatakan presiden ke-42 Amerika Serikat ini bersalah telah melakukan kesaksian palsu (perjury) dan menghambat upaya hukum (obstruction of justice) sehingga layak menjalani proses impeachment—semacam pengadilan untuk menentukan pemecatan—di senat. Namun, dukungan rakyat, yang menikmati kesejahteraan ekonomi di bawah pemerintahan Clinton, membuat tak banyak senator yang merasa perlu memberhentikan presiden berwajah ganteng itu. Walhasil, negara yang memproklamasikan kemerdekaannya pada 1776 ini mencatat telah melakukan proses impeachment dua kali tapi tak satu pun presidennya bisa dipecat.
Sejarah tata negara Amerika Serikat ini—yang dulu menjadi model bagi para bapak pendiri bangsa Indonesia—menunjukkan dua hal penting. Pertama, urusan memecat atau tidak seorang presiden adalah persoalan politik dan bukan soal hukum. Kedua, keputusan memberhentikan seorang presiden hendaknya sangat mempertimbangkan kepentingan menciptakan kebiasaan membiarkan seorang pejabat yang dipilih rakyat untuk menyelesaikan masa jabatannya.
Pelajaran dari negara kampiun demokrasi ini, sayangnya, tak dapat serta-merta diterapkan di Indonesia. Masalahnya, Abdurrahman Wahid bukanlah seorang presiden yang dipilih langsung oleh rakyat dan perekonomian di bawah kepemimpinannya jauh dari menggembirakan. Sebaliknya, anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat yang mempunyai hak konstitusional untuk memecat kepala negara juga tidak dipilih langsung. Sistem pemilihan umum di Indonesia membuat Dewan Perwakilan Rakyat lebih tepat disebut sebagai Dewan Perwakilan Partai, yang anggotanya kebanyakan tak dikenal para pemilih di wilayah pemilihannya. Karena itu, jangan heran jika anggota DPR dan MPR umumnya lebih peka terhadap aspirasi pengurus partai yang mempunyai pengaruh menyusun daftar calon anggota legislatif ketimbang suara konstituen masing-masing.
Keadaan ini menyebabkan pertimbangan untuk membentuk kebiasaan memberikan kesempatan kepada para pejabat terpilih untuk menjalani masa jabatannya menjadi penting. Tentu dengan catatan pemberian waktu ini diikuti dengan upaya memperbaiki sistem pemilihan umum serta pemilihan presiden dan wakil presiden di masa depan. Selain itu, dengan asumsi bahwa mereka yang duduk di kursi kekuasaan tidak menyalahgunakannya secara fatal.
Asumsi ini, celakanya, sulit diterapkan pada Abdurrahman Wahid. Berbagai skandal yang menghantam kepresidenannya boleh dikata merupakan akibat dari ulahnya sendiri dan bukan karena serangan lawan politiknya. Kredibilitasnya sebagai tokoh yang mempunyai obsesi menjadikan Indonesia sebagai negara yang demokratis, toleran, majemuk, dan modern digerogoti oleh kelemahannya dalam soal manajemen dan administratif, yang menular kepada pertanyaan tentang integritasnya di bidang keuangan.
Skandal Buloggate, Bruneigate, dan perlakukan istimewa pada sejumlah konglomerat bermasalah tak hanya membuat lawan politik Abdurrahman Wahid mempunyai banyak amunisi untuk menyerangnya, tapi juga merebakkan kekecewaan di kalangan pendukungnya. Bagi mereka yang berharap banyak dari pemerintahan Abdurrahman Wahid, pilihan yang tersedia di depan mata adalah buah simalakama. Terus mendukung tanpa reserve dengan risiko menciptakan pemerintahan yang semakin kental bergulat dalam korupsi, kolusi, dan nepotisme, atau terus-menerus mengingatkannya melalui kritik dengan risiko membantu lawan politiknya menggulingkan pemerintahan Abdurrahman Wahid.
Barangkali inilah keanehan lain tapi nyata dari Abdurrahman Wahid: untuk mendukung pemerintahannya, kita semua harus terus-menerus mengancam untuk menggulingkannya.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Lewinsky: Bermula dari Perlihatkan Pakaian Dalam"

Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top